Peringatan Jumat Agung GPdI Ngunut Tulungagung, Bercerita Jalan Salib Lewat Telur Paskah

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Memperingati kematian Jumat Agung atau hari kematian Tuhan Yesus, jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Ngunut Tulungagung adu kreativitas menghias telur Paskah.

Telur yang biasanya disembunyikan dan dicari anak-anak, kini dihias untuk menggambarkan jalan salib.

Mulai dari saat Yesus berdoa di Taman Getsemani, ditangkap para prajurit, disalibkan, mati dan bangkit di hari ke-3.

Menurut salah satu jemaat, Yeni Ernawati, setiap kelompok hanya dibatasi dengan 5 telur.

Karena itu, harus cermat memilih karakter yang diwujudkan di atas telur Paskah.

"Misalnya prajurit yang menangkap Tuhan Yesus kami buat dua orang. Satu yang mencambuk Tuhan Yesus, satu yang menombak lambungnya," ujar Yeni, Jumat (7/4/2023).

Lanjut Yeni, butuh 2 hari untuk menyiapkan bahan-bahan.

Seperti bebatuan, pohon dan rumput untuk menggambarkan Taman Getsemani.   

Yeni memilih lebih dulu membuat latar belakang setiap tempat di jalan salib, lalu memasang setiap karakter, termasuk Yesus yang diwujudkan pada telur Paskah.

"Waktu dibatasi 90 menit. Tapi sebelum 90 menit kami sudah jadi," ucapnya.

Menurut Ketua Panitia Paskah GPdI Ngunut Tulungagung, Yohanes Sulistiono, telur Paskah kali ini tidak hanya dihias, namun harus bercerita.

Baca juga: Link Twibbon dan Ucapan Paskah 2023 Bahasa Inggris-Indonesia, Diperingati Minggu 9 April 2023

Setiap peserta diberi kebebasan sesuai kreativitas masing-masing, sehingga konsepnya juga tidak sama.

Lomba ini sebagai bagian untuk memeriahkan rangkaian Paskah.

"Ini bagian dari refleksi Paskah. Mulai dari proses Tuhan Yesus wafat sampai bangkit diceritakan melalui hiasan telur," tutur Sulis, panggilan akrabnya.