Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Sebelum Dibunuh Ayah Kandungnya, Bocah 9 Tahun di Gresik Tulis Surat Mengharukan: Selamat Tinggal

Sebelum dibunuh oleh ayahnya, bocah 9 tahun di Gresik tulis secarik surat mengharukan.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Januar
IST
Anak di Gresik yang dibunuh ayah sempat pamit lewat surat. 

Tersangka Afan tidak menyesali perbuatannya. Afan menghabisi nyawa putrinya sendiri agar masuk surga.

"Saya tidak menyesal. Anak saya masih kecil tidak punya dosa agar masuk surga. Ibunya tidak pantas masuk surga," pungkasnya.


Tangisan kakek dan nenek korban

Dodik (62) dan Yani (60) menangis sejadi-jadinya di Mapolsek Menganti. Keduanya adalah kakek dan nenek dari AK alias Z, bocah 9 tahun yang dibunuh ayah kandungnya sendiri di Dusun Plampang, Desa Putat Lor, Kecamatan Menganti, Gresik.

Tersangka Muhammad Qodad Affaul alias Afan (29) seorang ayah yang tega menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri.

Afan menghabisi nyawa anak perempuannya AK alias Z yang masih berusia 9 tahun dengan pisau di dalam kamar rumah kontrakan yang berada di Dusun Plampang, Desa Putat Lor, Kecamatan Menganti, Gresik pada Sabtu (29/4/2023) pukul 04.30 Wib.

Dodik dan Yani merupakan orang tua dari ibu Z yang meninggalkan rumah tanpa sebab. Hanya bisa menangis. Keduanya menangis melihat nasib cucunya yang berakhir tragis. Anak dan menantunya disebut sebagai orang tua yang biadab. Bahkan lebih keji.

"Mohon dihukum mati saja mereka. Suami istri gila semua. Cucu saya sudah enak sama kita sebelum lebaran diambil sama mereka. Kemudian dibunuh seperti ini. Bojone bangsat podo gendeng kabeh (suaminya kurang ajar gila semua)," ucap Dodik di kantor polisi, Senin (1/5/2023).

Dodik yang bekerja sebagai sopir ekspedisi menyelamatkan cucu perempuannya itu dengan membawa ke pondok pesantren. Sang cucu baru saja ke luar. Hidup bersamanya. Namun anak dan menantunya datang untuk mengambil korban.

Hari itu adalah hari terakhir Dodik melihat cucunya.

Dodik tak kuasa menahan tangis. Umpatan demi umpatan ke luar dari mulutnya. Dia sudah tidak tahan lagi dengan perbuatan anak dan menantunya itu.

"Pasangan gila, dua-duanya suka pakai narkoba," kata Dodik dengan nada kesal.

Yani beberapa kali memukul kakinya sendiri. Dia kesal kehilangan cucunya. Sang cucu yang masuk pondok pesantren agar selamat dari kondisi kedua orang tua yang kerap bertengkar. Anak dan menantunya sering sekali bertengkar. Terutama masalah ekonomi. Kemudian pisah ranjang. Bertengkar hebat lagi.

Sang anak menjadi korban. Sebagai kakek dan nenek menyelamatkan cucunya dengan cara membawa Z ke pondok pesantren.

"Biar tidak tambah depresi melihat kelakuan orang tuanya sering bertengkar masalah ekonomi," pungkasnya.

Baik Dodik dan Yani ingin tersangka dihukum setimpal. Hukuman mati. Keduanya tidak kesal, cucunya dibunuh oleh tangan menantunya sendiri.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved