Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Apa Itu Baby Blues? Isu Diangkat Usai Ayah Bunuh Bayi 3 Bulan, Tak Tau Cara Tenangkan Anak Rewel

Baby blues yang sering kita tahu menyerang wanita, ternyata bisa terjadi pada ayah. Lantas, seperti apa itu baby blues pada laki-laki?

Editor: Olga Mardianita
Freepik.com/freepik
Ilustrasi baby blues pada laki-laki. Isu gangguan kesehatan mental ini diungkit usai kasus ayah bunuh anak di Pati, Jawa Tengah, muncul ke publik. Ironisnya, sang ayah sempat melaporkan kehilangan anak keduanya ke polisi, Selasa (2/4/2023). 

TRIBUNJATIM.COM - Kejadian tragis ayah bunuh anak kembali terjadi.

Usai pembunuhan anak 9 tahun di Gresik, publik kembali digegerkan dengan kejadian serupa hingga viral di sosial media.

Kali ini, seorang ayah di Pati, Jawa Tengah, ditangkap lantaran membunuh bayi berusia 3 bulan.

Ironisnya, tersangka berinisial MS (20) dan istrinya DP (20) sempat membuat laporan kehilangan anak keduanya ke polisi, Selasa (2/5/2023).

Namun, setelah beberapa saat, MS mengakui bahwa sudah menghabisi nyawa putrinya dan membuang jasadnya ke sungai.

Baca juga: Pengakuan Ayah di Gresik Habisi Nyawa Anak Semata Wayang: Gak Sanggup Membiayai, Gaji Rp 300 Ribu

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Dilansir dari Kompas.com, berdasarkan keterangan, MS mengaku emosi lantaran anaknya rewel. Ia membekap anaknya menggunakan bantal warna merah.

Pelaku diduga mengalami baby blues karena memiliki dua anak dengan selisih usia yang berdekatan, sehingga nekat membunuh anak kandungnya sendiri.

Sebelumnya, baby blues disebut sering dialami oleh ibu.

Akan tetapi, publik pun menyoroti baby blues yang ternyata bisa dialami oleh pihak laki-laki, yaitu suami atau ayah.

Lantas, apa itu baby blues pada laki-laki? Apakah ayah akan mengalami kondisi mental serupa dengan ibu?

Baca juga: Arti Kata dan Cara Lepas dari Toxic Relationship, Ramai Dibahas karena KDRT Lesti Kejora dan Billar

Sosok MDS (20) yang membunuh anak kandungnya sendiri. Diduga, ia mengalami depresi lantaran memiliki dua anak dengan selisih umur berdekatan.
Sosok MDS (20) yang membunuh anak kandungnya sendiri. Diduga, ia mengalami depresi lantaran memiliki dua anak dengan selisih umur berdekatan. (TribunJateng.com)

Baby Blues pada Laki-Laki

Tahukah Anda, pria juga bisa mengalami baby blues dan depresi pasca-melahirkan?

Pria bisa menjadi depresi setelah kelahiran bayinya. Menurut studi, satu dari 10 ayah menderita depresi pasca kelahiran.

Depresi pasca-persalinan kemungkinan besar biasanya terjadi dalam tiga bulan hingga enam bulan setelah kelahiran bayi.

Sama halnya dengan wanita yang baru saja menjadi ibu, pria juga membutuhkan dukungan, dorongan, dan tempat yang aman untuk menyampaikan kekhawatiran mereka.

Ada banyak faktor yang membuat seorang pria bisa merasakan depresi setelah kelahiran bayinya. Faktor yang umum terjadi, di antaranya:

  • Perasaan takut menjadi ayah

Hal ini mungkin dipicu oleh kekhawatiran tentang tanggung jawab baru yang muncul setelah berkeluarga, termasuk hilangnya kebebasan.

  • Kekhawatiran uang

Pria bisa merasa stres tentang keuangan saat menjadi seorang ayah, terutama jika pemasukan dalam keluarga hanya bersumber pada dirinya.

  • Kecemasan tentang peran baru

Pria mungkin khawatir tentang apakah ia akan menjadi ayah yang baik. Jika mereka memiliki kenangan yang tidak menyenangkan dari masa kecilnya, kenangan itu dapat dipicu oleh hadirnya seorang bayi.

Baca juga: Arti Kata Narcissistic Personality Disorder, Masalah Kesehatan Mental yang Diduga Dialami Virgoun

Gejala depresi pasca-melahirkan pada pria

Gejala depresi pasca persalinan pada seorang pria sebenarnya mirip dengan yang terjadi pada wanita. Berikut gejala yang bisa terjadi:

  • Merasa lelah dan cemas
  • Terobsesi dengan keuangan
  • Mulai menarik diri dari keluarga Anda
  • Mudah tersinggung atau tidak toleran
  • Kurang tidur atau terlalu banyak tidur
  • Merasa takut, cemas, dan tidak berdaya
  • Menarik diri dari keluarga dan situasi sosial
  • Melakukan kekerasan pada pasangan.

Mereka juga bisa mengalami gejala fisik seperti gangguan pencernaan, perubahan nafsu makan dan berat badan, diare, konstipasi, sakit kepala, dan mual.

Depresi pasca melahirkan pada pria bisa jadi lebih buruk dari wanita. Pasalnya, pria kerap sulit meluapkan atau menunjukan emosinya sehingga mereka semakin tenggelam dalam stres.

Bahaya depresi pasca-melahirkan pada pria

Seperti halnya ibu, depresi pasca-melahirkan pada ayah dapat berdampak signifikan pada anak.

Ada banyak bukti menunjukkan depresi pada pria adalah faktor risiko utama yang memicu kesulitan dalam kehidupan seorang anak.

Orang tua yang depresi cenderung kurang responsif terhadap anaknya dan dapat menunjukkan perilaku pengasuhan yang tidak tepat, baik dalam bentuk pengabaian, sifat protektif yang berlebihan, sampai kekerasan.

Mengatasi Baby Blues pada Ayah

1. Berikan pengertian satu sama lain

Bila suami kita mengalami sindrom baby blues seperti ini, penting untuk mengidentifikasinya terlebih dahulu.

Coba mulai atasi masalah dengan bicara dari hati ke hati. Dengarkan pasangan kita dengan penuh empati untuk mengetahui titik cemas dan takut pasangan kita.

Sebisa mungkin, tempatkan diri kita dalam posisinya agar kita dapat memahami pasangan dengan baik.

Coba dorong pasangan kita untuk berbagi, dan jadilah orang yang bisa diandalkan di momen sendunya ini.

2. Jauhkan dari pikiran dan orang-orang yang negatif

Tidak semua orang bisa mengerti perasaan baby blues ini. Usahakan pasangan kita  berkomunikasi dengan orang yang memiliki pikiran terbuka dan positif.

Karena pasti ada saja yang meremeh-temehkan kondisi tersebut, sehingga malah menambah depresi. Baiknya, jauhikan pasangan kita dari mereka untuk sementara waktu.

Penting juga untuk selalu meminta saran dan pendapat dari teman, kerabat, atau bahkan orang tua sendiri yang mungkin pernah ada di kondisi yang sama.

Sebisa mungkin jangan biarkan pasangan kita sendirian. Saat ia sendirian, pikiran negatif mudah menghantuinya. 

Baca juga: Arti Kata JOMO dan FOMO yang Viral di TikTok, Ternyata Berasal dari Istilah Psikologi

3. Konsultasi ke Dokter dan Ahli

Jika hal ini terjadi dalam waktu yang lama dan pasangan Anda tidak dapat menyelesaikannya sendiri, sangat disarankan untuk menghubungi dokter, psikolog atau terapis.

Kemungkinan ia akan mendapatkan obat-obatan antidepresan atau disarankan mengikuti konseling.

Yakinkan pasangan Anda agar tidak perlu malu untuk mencari pertolongan untuk masalah kejiwaannya.

Seperti halnya penyakit fisik, masalah kejiwaan merupakan sesuatu yang wajar.

Mencari pertolongan merupakan salah satu langkah penting agar Sahabat NOVA dapat kembali berfungsi dengan baik dalam keluarga Anda dan hidup bahagia.

----

Artikel ini telah ditayangkan di Kompas.com dan Nova.ID

Berita Jatim dan arti kata lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved