Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tuban

Jelang Idul Adha, Peternak di Tuban Diresahkan Penyakit LSD, Sapi Jadi Kurus dan Muncul Benjolan

Sejumlah peternak sapi di Kabupaten Tuban resah, menjelang Idul Adha 1444 H atau hari raya kurban.

|
Penulis: M Sudarsono | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/M Sudarsono
Peternak sapi di Desa Gaji, Kecamatan Kerek saat mengecek sapinya yang terkulai lemah akibat LSD 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mochamad Sudarsono

TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Sejumlah peternak sapi di Kabupaten Tuban resah, menjelang Idul Adha 1444 H atau hari raya kurban.

Pasalnya banyak sapi yang terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), hingga mempengaruhi harga sapi.

Mereka khawatir harga sapi terjun bebas akibat penyakit yang dikenal dengan sebutan lato-lato, sehingga berharap agar pemerintah segera mencarikan solusi.

"Sapi limosin saya terbaring lemas di tanah karena terserang LSD atau lato-lato," kata peternak asal Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Arif, Kamis (4/5/2023).

Ia menjelaskan, sapi jenis limosin usia satu tahun dibeli seharga Rp 13.500.000 mengalami luka benjolan di sekujur tubuhnya.

Bahkan pada bagian perut sapi terdapat luka bengkak yang cukup parah.

Berbagai upaya sudah dilakukan, seperti memanggil dokter hewan dan mencoba semua racikan obat herbal, namun sapi tersebut tak kunjung sembuh.

Baca juga: Cerita Sniper Andalan NII Gagal Tembak Soekarno saat Salat Idul Adha, Ngakunya Lihat Bayangan

"Sudah 13 hari terakhir terdampak LSD, satu hari terakhir sapi sudah tak mampu berdiri lagi. Dua sapi sehat, yang satu sakit, kalau begini kan harganya hancur," ujarnya.

Sementara itu peternak asal Desa Kedungrejo, kecamatan setempat, Sumari, menyatakan sapinya menderita LSD, namun kini sudah berangsur sembuh.

Ia sempat khawatir, sebab saat terkena virus LSD sapi menjadi kurus dan beberapa bagian tubuh timbul benjolan hingga bengkak.

Harapannya agar pemerintah memberikan solusi lato-lato ini, supaya sapi bisa sembuh atau dengan cara suntik masal.

"Sapi terkena lato-lato, sekarang sudah agak sembuh saya obati racikan herbal. Peternak khawatir kalau ada lato-lato lagi harga sapi turun, apalagi jelang idul adha harusnya bisa mahal atau lebih tinggi," pungkasnya.

Sekadar diketahui, hingga kini di Desa Gaji sudah 20 sapi mati akibat terkena virus LSD, sedangkan di Desa Kedungrejo ada 5 sapi mati akibat terserang penyakit yang sama

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved