Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Bawa Celurit saat Beraksi, Tim Antibandit Polsek Wonocolo Tangkap 1 Anggota Komplotan Maling Motor

Tim Antibandit Polsek Wonocolo berhasil menangkap satu diantara lima orang komplotan maling motor bersenjata celurit.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Taufiqur Rohman
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Saat maling motor bercelurit tersangka AKJ diinterogasi oleh Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Bayu Halim Nugroho 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tim Antibandit Polsek Wonocolo Polrestabes Surabaya berhasil menangkap satu diantara lima orang komplotan maling motor bersenjata celurit yang beraksi di banyak lokasi Kota Surabaya.

Tersangka seorang bujang berinisial AKJ (26) warga Bangkalan, Jatim, yang selama ini bekerja sebagai tukang parkir di minimarket kawasan Bangkalan.

Kapolsek Wonocolo, Kompol Bayu Halim Nugroho mengatakan, tersangka selalu mempersenjatai diri menggunakan celurit yang diselipkan di balik pakaiannya, selama beraksi.

Biasanya, saat melakukan pencurian di sebuah lokasi, tersangka AKJ ditemani seorang temannya.

Pengakuan tersangka selama penyidikan. Jumlah komplotannya sekitar lima orang.

Dalam selama kurun waktu sekitar setahun bergabung dengan komplotan tersebut.

Bayu menambahkan, tersangka AKJ mengakui telah beraksi di lima lokasi.

Baca juga: Berawal dari Kunci T Patah, Maling Motor di Surabaya Ditinggal Kabur Temannya

Sedangkan, dua lokasi di antaranya, tersangka AKJ beraksi di Kecamatan Wonocolo, yakni Jalan Bendul Merisi dan Jalan Wonocolo Gang Pabrik Kulit.

"Modus operandi, dia sambil jalan-jalan mengawasi area permukiman. Dan 2 TKP di wilayah Wonocolo, dilaksanakan dini hari," ujarnya di halaman Mapolsek Wonocolo Surabaya, Sabtu (6/4/2023).

Menurut Bayu, pola aksi komplotan tersangka AKJ Cs ini, berjejaring.

Seorang pelaku lain bertugas melakukan pemantauan di lokasi permukiman yang terdapat motor tanpa pengawasan ketat.

Kemudian, pelaku itu akan membagi informasi dengan cara memberikan titik lokasi melalui fitur share location WhatsApp (ShareLoc WA), kepada temannya sesama komplotan yang bertindak sebagai eksekutor pencurian dan joki motor sarana aksi.

Setelah itu, dua orang tim eksekutor tersebut akan berangkat dari Kabupaten Bangkalan, Jatim, untuk langsung menuju ke lokasi yang telah ditandai oleh temannya.

Bermodal besi tuas kunci T, tim eksekutor melakukan aksi pencurian motor.

Bayu mengungkapkan, motor korban yang telah dikuasai akan langsung dibawa kabur ke seorang penadah kenalannya di Bangkalan, secepat mungkin.

"Dia saat aksi bawa kunci T dan sajam (celurit). Sajam ini digunakan mereka untuk mengamankan diri saat beraksi," katanya.

Setelah dianalisis semua keterangan tersangka AKJ.

Ternyata komplotan bandit curanmor tersebut selalu menargetkan motor warga yang tinggal di permukiman padat penduduk, seperti bangunan atau komplek kosan.

"TKP dia rata-rata kos kosan yang notabene akses keluar masuk gampang," pungkas mantan Kasat Lantas Polres Lumajang itu.

Sementara itu, seraya menundukkan kepala, tersangka AKJ mengaku, dirinya memang beraksi sesuai dengan informasi awal mengenai lokasi keberadaan motor warga kosan yang terbilang aman karena minimnya pengawasan.

Selain itu, dirinya juga bersama temannya berinisial GF yang kini telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), kerap berkeliling Kota Surabaya, untuk mencari sasaran motor warga.

"Ya jalan mutar aja. Saya berangkat dari Madura, ke Surabaya, pagi-pagi untuk cari."

"Langsung dibawa ke Madura. Bukan saya yang jual. Tapi teman saya. Sasaran lokasi perkampungan," ujar tersangka AKJ.

Setelah berhasil, tersangka AKJ menambahkan, motor curian bakal langsung dibawa ke penadah di Kabupaten Bangkalan.

Harga jual motor tiap selesai mencuri, ia mengaku tidak mengetahuinya.

Karena tugas menjual motor curian yang baru didapatkan, dilakukan temannya yang kini sedang diburu Polisi.

Namun, setiap beraksi tersangka AKJ mengaku, memperoleh uang bagi hasil dari aksi pencurian motor tersebut, sekitar Rp800 ribu.

Kini, ia mengaku kapok menjalankan aksi kejahatannya. Dan meminta maaf kepada korban ataupun masyarakat yang merasa dirugikan.

"Saya dikasih Rp800 ribu. Uang buat beli baju. Belum berkeluarga, enggak pakai jimat. Saya menyesal dan mengakui salah."

"Saya minta maaf," pungkas pria yang kesehariannya bekerja sebagai tukang parkir itu.

Ikuti berita seputar Surabaya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved