Berita Jatim
Tak Punya Uang, Pasutri Jember Harus Rela Bayi Ditahan Rumah Sakit di Bali: Tak Bisa Berbuat Banyak
Pasutri asal Jember mengalami nasib pilu. Sebab, bayinya ditahan rumah sakit karena tak ada biaya.
Lelaki umur 31 tahun ini mengaku sempat mendesak pihak rumah sakit supaya putranya bisa segera dipulangkan.
Tetapi tim medis masih tidak mengijinkannya.
"Karena pertimbangan medis. Anak saya lahir prematur, butuh perawatan khusus dan ada indikasi kuning. Saya makin panik. Apalagi sampai hari kelima belum juga boleh dibawa pulang," papar Rizal.
Baru hari ke enam, katanya, pihak rumah sakit Denpasar akhirnya mengabari kalau , putra mungilnya di izinkan pulang. Tetapi hari menebus biaya perawatan sebesar Rp 9.750.000.
"Saya semakin nggak ngerti lagi mau bagaimana. Kalau tidak saya bawa pulang pasti tambah bengkak biayanya, " katanya.
Rizal mengaku sempat stres memikirkan cara menebus biaya perawatan bayinya yang ditahan di rumah sakit. Karena uangnya juga tidak cukup untuk untuk membayarnya.
"Saya tidak bisa berbuat banyak, karena sudah mencoba mencari pinjaman ke sana sini, tetap masih belum cukup. Sementara istri saya lebih banyak menangis, karena bayinya tidak boleh pulang oleh rumah sakit," katanya
Kisah pilu dua pasutri ini, akhirnya sampai ke telinga warga Jember yang ada di Bali.
Hingga akhirnya banyak pihak melakukan penggalangan donasi untuk membantu dua anak rantau tersebut.
Hingga akhirnya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jember mengambil langkah cepat, untuk berangkat ke Bali guna menebus bayi yang ditahan di rumah sakit pemerintah di sana.
"Kamis malam tadi, kami berangkat untuk menebus bayi Jember sekaligus memastikan kondisi anak serta orang tuanya dalam kondisi baik, " kata Wakil Ketua 1 Baznas Jember MS Rasyid .
Wakil Ketua II Baznas Jember Abdul Aziz mengatakan tindakan ini sengaja diambil, supaya orang tua tidak panik lagi. Sehingga pada malam itu biaya perawatan sebesar Rp 12.864.300 bisa terbayar lunas.
"Alhamdulillah pasangan muda ini sudah bisa tersenyum sekarang. Bahkan mereka kami antarkan pulang mereka bersama bayinya kembali di Jember," imbuh Aziz.
Aziz mengungkapkan kondisi ekonomi orang tua bayi saat ini sangat memperihatinkan di tanah rantau. Bahkan, mereka di pulau dewata tinggalnya masih kos.
"Dan suami istri tidak bekerja. Untuk bayar kos saja tidak bisa apalagi makan sehari-hari. Mereka bertahan karena bantuan rekan-rekannya terutama warga Jember yang tergabung di IWJ," pungkasnya.
Pasutri asal Jember
Jember
Bali
bayinya ditahan rumah sakit
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita Jatim terkini
Apa Itu Pisang Cavendish? Bisa Buat Bayar PBB di Bringinan Ponorogo, Kades Barno: Tidak Hanya Nagih |
![]() |
---|
Sosok Eron Ariodito Adik Wagub Jatim Emil Dardak Merantau ke Swedia, Kerja Sebagai AI Engineer |
![]() |
---|
Sosok Kades di Jombang Diduga Lecehkan Istri Orang, Awalnya Ngaku Khilaf Kini Merasa Dirinya Korban |
![]() |
---|
Sosok Memed Thomas Alva Edhi Sound Horeg Viral, Dunia Sound System Sudah Jadi Passionnya Sejak Kecil |
![]() |
---|
Pemerintah Diminta MUI Jangan Biarkan Sound Horeg Gegara Persoalan Ekonomi, Kini Ada Fatwa Haramnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.