Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tamu di NTB Ricuh Tolak Pengantin Wanita, Keluarga Pria Pingsan, Pihak KUA Bahas Masa Iddah: Dicegah

Tamu nikah di NTB riuh tolak pengantin wanita karena masih masuk masa 'iddah', acara pernikahan jadi riuh sampai pihak KUA kebingungan sendiri.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Sosok.ID
Foto hanya ilustrasi - Momen sebuah pernikahan berakhir kacau karena pengantin wanita ternyata masih memasuki masa iddah. 

TRIBUNJATIM.COM - Tamu pernikahan di sebuah acara di Nusa Tenggara Barat ( NTB ) begitu riuh dalam sebuah acara.

Tamu pernikahan di NTB menolak pengantin wanita karena masih berada di masa iddah .

Gegara keriuhan di acara pernikahan itu, keluarga pria sampai ada yang pingsan.

Ibu dari keluarga mempelai laki-laki dibuat pingsan dengan apa yang terjadi.

Pesta pernikahanpun berakhir ramai sorotan.

Mengetahui apa yang terjadi, pihak KUA di daerah tersebut mengurai penjelasan.

Awalnya memang viral sebuah video di media sosial yang merekam detik-detik kericuhan yang terjadi di sebuah pernikahan.

Video keributan di tengah acara resepsi pernikahan di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) viral di media sosial Facebook, Minggu (21/5/2023).

Keributan tersebut diduga karena masa iddah mempelai perempuan belum berakhir setelah diceraikan.

Diketahui masa iddah dalam hukum Islam merupakan masa tunggu bagi seorang perempuan yang pisah dari suaminya baik karena bercerai dengan suaminya maupun suaminya  meninggal dunia.

Baca juga: Pemicu Sebenarnya Keluarga di Tuban Tembok Depan Pintu Rumah Saudaranya: Cekcok Sudah Puluhan Tahun

Dalam siaran langsung facebook yang diunggah oleh @Eril Ochett terlihat kedua mempelai duduk di pelaminan dan terlihat maskawin yang telah disiapkan diletakkan di depan ke dua mempelai.

Video yang berdurasi kurang dari 10 menit itu menarasikan "Ributtt".

"Ini pengantinnya mau dibawa pulang, karena mempelai wanita, katanya belum berakhir masa iddahnya," ungkap dalam video tersebut, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com

Terlihat  para tamu undangan riuh. Seorang ibu dari pengantin laki-laki menangis, lalu beberapa saat kemudian pingsan.

Ilustrasi pernikahan yang dilakukan oleh seorang wanita dengan ayah tirinya, ibunya ikut datang hadir ke resepsi.
Ilustrasi pernikahan yang dilakukan oleh seorang wanita dengan ayah tirinya, ibunya ikut datang hadir ke resepsi. (Freepik via TribunJatim.com)

Setelah beberapa saat, pernikahan tersebut tersebut tetap berlangsung, dengan dilanjutkan khutbah nikah, meskipun sempat tertunda beberapa saat.

Dari penelusuran Kompas.com, peristiwa tersebut terjadi di Dusun Balu Jawe, Desa Batu Nampar, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Kepala Dusun Balu Jawe, Zulfan membenarkan peristiwa tersebut terjadi di wilayahnya.

Zulfan mengatakan, kedua mempelai tersebut atas inisial AR dan Mun, warga desa tetangga.

Baca juga: Surat Terbuka Fandy Christian untuk Dahlia Poland Usai Viral Diduga Selingkuh, Gimana Kabarmu?

Menurut Zulfan, keributan dalam acara pernikahan tersebut terjadi karena ada warga yang tidak menyaksikan perkawinan tersebut lantaran masa iddah mempelai perempuan belum berakhir sesuai akta yang telah dikeluarkan Pengadilan Agama.

"Ini masalah iddah yang mana putusan pengadilan kemarin. Kan, nunggu masa iddahnya 3 bulan, sehingga pihak warga kami sepakat untuk tidak berani menyelesaikan," kata Zulfan.

Ilustrasi pernikahan pria dan wanita yang gagal karena penyakit
Ilustrasi pernikahan pria dan wanita yang gagal karena penyakit (rainranger.com via Nakita.ID)

Terkait persoalan masa iddah, pihak keluarga mempelai sempat meminta pandangan di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan setempat, namun hal itu tetapi ditolak dan dilarang untuk dinikahkan.

"Kemarin kita sudah berusaha mencegahnya. Kami sudah mengajukan usulan di KUA tapi kami dilarang memang untuk melangsungkan pernikahan itu," kata Zulfan.

Baca juga: Sosok Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang Bantu Siswa Viral usai Sol Sepatunya Copot saat Wisuda

Kendati telah memberikan pandangan hukum tersebut, keluarga kedua mempelai termasuk pengantin tetap ingin melanjutkan pernikahan itu. 

"Kan kakaknya (pengantin laki-laki) sekaligus kepala wilayah di sana, beliau juga pernah dilarang oleh Pak KUA. Cuma dia bersikeras untuk melakukan (pernikahan) dan pihak pengantin juga sama," kata Zulfan.

Menurut Zulfan, kendati ada masyarakat yang tidak menyaksikan pernikahan tersebut, namun dalam kegiatan begawe atau acara resepsi warga setempat tetap membantu. 

"Bukan kami tidak bertanggung jawab, acara persiapan begawe tetap kami bantu, ini imbauan agar kita tetap membantu. Tapi kalau masa iddah kami hanya tidak menyaksikan itu saja problemnya," kata Zulfan.

Sementara itu, di sebuah acara pernikahan lainnya, malah terjadi sebuah peristiwa yang tak kalah menghebohkan.

Ilustrasi peristiwa mengerikan hingga ada mayat
Ilustrasi peristiwa mengerikan hingga ada mayat (Instagram)

Bagaimana tidak menghebohkan, acara pernikahan itu terpaksa berubah duka karena apa yang terjadi saat pesta.

Bencana terjadi saat warga hendak menghadiri pesta pernikahan.

Sebuah jembatan gantung putus saat dilewati rombongan warga yang hendak menghadiri pesta pernikahan.

Peristiwa tragis yang terjadi di Toraja Utara, Sulawesi Selatan ini merenggut dua korban jiwa.

Keceriaan pesta pernikahan pun berubah jadi tragedi.

Baca juga: Dulu Jadi Biksu Cilik, Kini Pemeran Boboho Mengakhiri Masa Lajang, Menikah dengan Ibu Satu Anak

Rombongan tamu hajatan tersebut berjatuhan.

Mereka dibawa ke rumah sakit, bahkan ada yang meninggal dunia.

Dilansir dari TribunStyle, jembatan gantung di Lembang Lempo Poton, Kecamatan Rindingallo, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan putus, Sabtu (20/5/2023).

Jembatan itu putus usai dilewati rombongan warga yang hendak menghadiri pesta pernikahan.

Akibat insiden itu, warga yang melewati jembatan itu berjatuhan hingga terbawa arus ke Sungai Maiting.

Foto hanyalah sebatas ilustrasi - Warga bergoyong royong membuat jalur di jembatan rusak akibat banjir di Kabupaten Trenggalek.
Foto hanyalah sebatas ilustrasi - Warga bergoyong royong membuat jalur di jembatan rusak akibat banjir di Kabupaten Trenggalek. (TRIBUNJATIM.COM/AFLAHUL ABIDIN)

Petugas pun melakukan penyisiran sejauh 5 kilometer.

Dari 9 warga yang menjadi korban persitiwa tersebut, 7 orang berhasil diselamatkan dan dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit.

Apa yang terjadi dalam pesta tersebut akhirnya berubah menjadi sangat berduka.

Kapolsek Rindingallo Iptu Kusuma Tombilangi menjelaskan, saat itu ada 9 orang tercebur ke Sungai Maiting.

“Korban berjatuhan ke sungai sebanyak 9 orang, 7 orang berhasil diselamatkan sementara 2 orang hingga saat ini belum ditemukan,” kata dia, Sabtu (20/5/2023).

Dia menyebut, 7 orang yang berhasil diselamatkan kini dirawat di Puskesmas dan rumah sakit umum (RSU) Marampa.

“Ada 5 orang dirawat di Puskesmas Rindingallo, 2 orang lainnya dirujuk ke RSU Marampa Rantepao untuk mendapatkan perawatan intensif,” ucap dia.

Baca juga: Sosok Anak Petani Brebes Diterima di 13 Kampus Top Luar Negeri, Dulu Dibully Kini Justru ke Kanada

Menurut dia, 2 korban lainnya dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan dengan menyisir sungai sejauh 5 kilometer.

“Tim SAR gabungan TNI dan Polri serta keluarga korban bersama masyarakat sekitar melakukan pencarian dengan menyisir sungai sejauh 5 kilometer dari lokasi awal kejadian,” ujar dia.

1 korban tewas ditemukan dan 1 balita masih hilang

Selanjutnya, setelah dilakukan pencarian, satu dari dua korban jembatan putus ditemukan tewas.

Jasad korban ditemukan di sela-sela bebatuan di Sungai Maiting oleh tim SAR gabungan pada Sabtu (20/5/2023).

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved