Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Malang

Tunda Penantian Panjang, Nenek 93 Tahun asal Kota Malang Pilih Batal Berangkat Haji Karena Putrinya

Penantian panjang Supiyah (93) untuk berangkat ke Tanah Suci tertunda. Calon Jamaah Haji tertua dari Kota Malang itu membatalkan keberangkatan

Penulis: Benni Indo | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Benni Indo
Penantian panjang Supiyah (93) untuk berangkat ke Tanah Suci tertunda. Calon Jamaah Haji tertua dari Kota Malang itu membatalkan keberangkatan karena putrinya, Suryati (64) tidak masuk kuota keberangkatan. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Penantian panjang Supiyah (93) untuk berangkat ke Tanah Suci tertunda. Calon Jamaah Haji tertua dari Kota Malang itu membatalkan keberangkatan karena putrinya, Suryati (64) tidak masuk kuota keberangkatan.

Suatu siang yang cukup cerah di Kota Malang tampak begitu melelahkan bagi Supiyah. Ia baru saja selesai beraktivitas di rumahnya, meski bukan aktivitas berat. Rumahnya terletak di Jalan Pasreh Jaya Nomor 38, Kota Malang.

Suryati sangat ramah menyambut tamu. Ia banyak bercerita tentang pengalamannya menunggu waktu berhaji. Ia juga cerita mengapa ia membatalkan sementara waktu rencana perjalaan panjang ke Tanah Suci.

"Tidak jadi berangkat tahun ini karena saya dan suami tidak jadi berangkat. Ibu ingin agar saya bisa berangkat bersama tahun ini, kami sudah sampaikan rencana ini ke KBIH," ujar Suryati, Senin (22/5/2023).

Supiyah sepintas terlihat masih sehat meski usianya sudah senja. Namun, pendengarannya sudah kurang baik sehingga saat diajak bicara perlu dibantu oleh Suryati. Namun menurut Suryati, Supiyah masih bisa salat dengan berdiri.

Baca juga: Tidak Ada Kendala Pelunasan, Ini Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji Lumajang 

"Sedangkan jalannya agak kurang tenang," paparnya.

Diceritakan Suryati, ibunya mendaftar haji bersama pada 2018. Saat awal mendaftar, rencana keberangkatannya dilakukan pada 2021, namun karena terjadi pandemi, maka rencana keberangkatan itu pun ditunda. Sembari menunggu waktu, Suryati membantu ibunya, melengkapi kebutuhan haji.

Supiyah juga tercatat sudah menerima perlengkapan Haji seperti seragam, mukena dan tas. Keluarganya juga sudah membayar seluruh Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebesar Rp 56 juta. Saat sudah melunasi BPIH, rupanya keluarga Supiyah belum mengetahui adanya ketentuan soal tidak adanya pendamping seperti untuk JCH lansia. 

"Bayar awal itu Rp 25 juta, kemudian ada tambahan Rp 31 juta jadi total Rp 56 juta, dilunasi tanggal 5 Mei lalu," katanya. 

Baca juga: Sosok Kakek Harun Jemaah Haji Tertua se-Indonesia Asal Pamekasan, Jual Ayam Dibayar Uang Palsu

Baca juga: Tata Cara Daftar Haji secara Offline dan Online Lewat Aplikasi Pusaka Super, Simak Alurnya

Suryati sempat bingung mendengar informasi tersebut. Pasalnya, sedari awal ia telah merencanakan diri untuk mendampingi ibunya yang sudah tua. Keluarganya hanya bisa berharap untuk Supiyah bisa berangkat haji bersama.

"Kalau tahun ini saya belum siap, karena sendirian juga, harapannya bisa ditunda atau diganti saya dengan suami," katanya. 

Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Mukhlis mengatakan untuk ketentuan aji tahun ini tidak ada pendamping. Pun pasangan suami - istri juga tidak dapat dipastikan berangkat haji bersama. 

"Banyak yang tidak bisa berangkat dengan alasan lain. Ada yang akan melahirkan, sedang hamil, sedang sekolah di luar negeri dan alasan lainnya," katanya. 

Rata-rata para calon jamaah haji lansia atau pasutri menunda berangkat haji di tahun selanjutnya agar bisa menunggu untuk berangkat bersama.

"Tidak membatalkan, jadi menunggu pendampingnya ada mungkin tahun depan, tahun depannya lagi, menunggu pendamping masuk kuota," ujarnya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved