Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Akhir Nasib Kades Digembok di Balai Desa selama 6 Jam, Elok Diam saat Polisi Datang, Warga Ngamuk

Akhir nasib kades yang digembok di balai desa selama 6 jam kini disorot. Warga protes dan ngamuk saat polisi datang.

|
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram/viralkak
Terungkap akhir nasib kades di Sidoarjo yang digembok warganya di balai desa. 

TRIBUNJATIM.COM - Akhir nasib kades yang digembok di balai desa selama 6 jam kini disorot.

Warga protes dan ngamuk saat polisi mendatangi lokasi kades di Sidoarjo digembok itu.

Alasan di balik aksi warga kurung kades di balai desa ini terungkap.

Warganet pun ramai mendukung.

Diketahui, kepala desa atau kades yang digembok warganya bertugas di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Kades Sidokepung itu bernama Elok Suciati.

Elok Suciati diketahui digembok di balai desa selama 6 jam oleh para warga yang merasa sering dikecewakan olehnya.

Polisi pun turun tangan mengevakuasi kades tersebut, dilansir dari akun instagram @viralkak, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Nyanyi Bareng Biduan, Kades di Jember Mendadak Ambruk di Atas Panggung, Suasana Berubah 100 Persen

Dikutip TribunJatim.com dari TribunSumsel, dalam video amatir warga, terlihat rombongan polisi yang diduga datang ke Buduran Sidoarjo untuk mengevakuasi kades tersebut.

Saat itu para polisi tampak mengelilingi Elok.

Warga sempat protes ke polisi yang berusaha mengevakuasi sang kades dari dalam balai desa untuk bisa pulang ke rumahnya.

Dikutip dari Wartakota, seorang warga bernama Supaat menceritakan bahwa ia bersama warga desa lainnya, sejak sore melarang bu kades ini keluar balai desa karena dinilai sering mengecewakan warga.

Khususnya terkait masalah pengurusan program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) Desa Sidokepung.

Baca juga: Penyebab Pak Kades di Ambulu Jember Meninggal saat Nyanyi Bareng Biduan, Detik-detik Ambruk Viral

Menurut Supaat, warga kecewa karena sebagai pemohon, PTSL tidak mendapat pelayanan serius dari perangkat desa setempat. Sebab, kades maupun perangkat desanya dianggap mempersulit warga setiap kali ingin menemui ketua panitia PTSL di balai desa.

"Sejak bulan puasa kita tidak bisa menemui ketua panitia, kades pun tidak mau mendatangkan," kata Supaat, Rabu (24/4/2023).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved