Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tokoh Samin Bojonegoro Meninggal

Sosok dan Biodata Hardjo Kardi, Tokoh Samin Bojonegoro yang Meninggal Dunia, Punya Keahlian Langka

Sosok dan biodata Hardjo Kardi, tokoh Suku Samin Bojonegoro yang meninggal dunia, punya keahlian langka, meski tidak pernah sekolah.

|
Editor: Dwi Prastika
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO
Hardjo Kardi, sesepuh Sedulur Sikep Dusun Jepang, Margomulyo, Bojonegoro, Jawa Timur. Hardjo Kardi meninggal dunia pada Sabtu (27/5/2023). 

Sedulur Sikep Dusun Jepang juga tidak menolak berbagai keyakinan. Di sini berdiri Masjid Al Huda yang dibangun pada 1988. Sebagian dana pembangunan berasal dari sumbangan Megawati Soekarputri atas kematian Kamidin.

Hardjo Kardi memakai sumbangan tadi untuk membeli tanah guna pendirian surau. Ia juga mendatangi Perhutani untuk kayu-kayu jati sebagai pilar dan kebutuhan pembangunan tempat ibadah itu.

Material lainnya disumbang oleh keluarga dan warga. Mereka membangun dengan semangat gotong royong dalam kerukunan dan kebersamaan.

Baca juga: Sosok dan Biodata Norbaiti Isran Noor, Istri Gubernur Kaltim Wafat, Dimakamkan Hari Ini Usai Zuhur

”Semua agama mengarahkan umat ke jalan yang baik, bagaimana penerapannya,” kata Hardjo Kardi.

Bambang Sutrisno mengatakan, ayahanda tidak pernah mewajibkan anak-anak untuk menganut Saminisme.

”Mbah Hardjo sebagai orangtua meneruskan ajaran melalui nasihat dan contoh laku. Saya kemudian secara ikhlas mengamini ajaran Ki Samin Surosentiko yang diwariskan melalui Mbah Harjo,” ujar pegawai Kecamatan Margomulyo sekaligus Ketua Umum Panitia Pelaksana Festival Samin 2019 ini.

Kelugasan dalam berbicara tampak jelas dalam langgam turut Hardjo Kardi dan Wong Samin. Kerap jawaban yang diberikan singkat, tetapi menembus inti pertanyaan. Pola egaliter (kesamarataan) atau tidak membeda-bedakan sesama juga dipegang teguh.

Hardjo Kardi sering didatangi pejabat teras kabupaten, provinsi, dan pusat. Namun, ia tak pernah berbeda sikap saat menerima pejabat atau masyarakat. Semuanya diterima, disapa, diajak bicara meski saat ini pendengarannya menurun.

Baca juga: Suku Asli di Papua Punya Tradisi Potong Jari, Dilakukan untuk Hormati Nasib Tragis Orang Lain

Dalam festival, Hardjo Kardi juga terbuka untuk memperlihatkan beberapa tradisi Wong Samin, bahkan yang amat sakral.

Misalnya pemeragaan perkawinan adat yang dilakoni oleh Bambang Sutrisno dan istri, Noveri Ekawati. Pemeragaan itu untuk pertama kalinya ditonton oleh publik yang notabene bukan warga Dusun Jepang.

Pemeragaan dengan sejumlah kesepakatan mengingat perkawinan menempati posisi amat sakral dalam kehidupan mereka, antara lain hanya diperankan oleh yang sudah menikah dan tidak boleh mengucapkan nama. Di dalam prosesi ada pengucapan rabi pisan kanggo saklawase (menikah sekali untuk selamanya) sehingga pantang diucapkan oleh yang belum menikah atau diucapkan lagi oleh pasangan. Inilah salah satu wujud sikap antiperceraian, antipoligami, antipoliandri dalam kehidupan berkeluarga Wong Samin.

”Sudah saatnya kalau orang lain ingin tahu,” kata Hardjo Kardi.

Terampil

Hardjo Kardi tak pernah mengenyam pendidikan formal. Namun, ia memiliki sejumlah keterampilan yang amat langka. Seperangkat gamelan pelog slendro dan karawitan di Balai Budaya Masyarakat Samin Dusun Jepang merupakan karyanya. Ia juga mampu membuat keris, tombak, pedang, pusaka, memperbaiki alat-alat elektronik. Selain itu, membaca dan menulis Jawa kuno.

”Saya tidak sekolah, tetapi karena pengalaman,” ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved