Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Wanita 75 Tahun Tak Bisa Rasakan Sakit dan Stres, Dokter dan RS Angkat Tangan, Penyebab Dikuak

Kisah aneh tapi nyata terjadi pada wanita lansia berusia 75 tahun bernama Jo Cameron. Ia diketahui memiliki mutasi gen unik.

Freepik
Ilustrasi wanita usia 75 tahun tak bisa rasakan sakit dan stres. 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah aneh tapi nyata terjadi pada wanita lansia berusia 75 tahun bernama Jo Cameron.

Ia diketahui memiliki mutasi gen unik.

Dengan adanya mutasi gen tersebut, Jo Cameron tidak bisa merasakan sakit dan stres, dikutip dari The Guardian.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (6/6/2023), Jo Cameron yang seorang mantan guru di Inverness, Skotlandia ini telah mengalami patah kaki, luka bakar, melahirkan, dan banyak melewati operasi bedah tanpa pereda nyeri sama sekali.

Ia terkadang mengetahui ada luka dalam tubuhnya melalui bau gosong.

"Saya vegan, jadi baunya cukup jelas. Tak ada daging terbakar lainnya yang terjadi di rumah," ujarnya.

Baca juga: Sosok TNI Ditangisi Anak-anak Hote saat Pindah Tugas, Badan sampai Demam, Om Tentara Cepat Pulang

Bukan hanya ketidakmampuan untuk merasakan sakit yang membuat Jo Cameron menonjol, ia juga tak pernah merasa panik.

Keanehan tubuh Jo Cameron baru diketahui ketika ia melakukan rontgen untuk pinggulnya.

Sesekali pinggulnya akan goyah dan membuatnya berjalan miring.

Selama tiga atau empat tahun, dokter umum dan rumah sakit menolaknya karena dia tidak kesakitan.

Ketika dia akhirnya dipindai, sinar-x mengungkapkan adanya kerusakan sendi yang parah.

"Saya tidak merasa sakit. Mereka tidak bisa memercayainya," jelas Jo Cameron.

Ilustrasi stres.
Ilustrasi stres. (ISTIMEWA)

Ketika berada di rumah sakit, dokter ternyata memperhatikan ibu jarinya juga mengalami kelainan bentuk akibat osteoarthritis.

Mereka segera melakukan operasi tangan ganda, sebuah prosedur yang digambarkan sebagai "menyiksa" oleh seorang ahli bedah.

Sekali lagi, Jo Cameron hampir tidak merasakan sakit setelah operasi.

Setelah penelitian selama enam tahun, para ahli menemukan dua mutasi penting.

Bersama-sama, mutasi itu menekan rasa sakit dan kecemasan, meningkatkan kebahagiaan dan kemampuan mudah lupa, serta mendorong penyembuhan luka.

Mutasi pertama yang ditemukan para ilmuwan, umum terjadi pada populasi kebanyakan.

Baca juga: Kisah Mahasiswi Buka Jasa Cabut Uban Rp 25 Ribu per Jam, Terima Pesanan di IG, Dari SD Sudah Telaten

Itu meredam aktivitas gen yang disebut FAAH.

Gen tersebut membuat enzim yang memecah anandamide, zat kimia dalam tubuh yang penting untuk sensasi nyeri, suasana hati, dan ingatan.

Anandamide bekerja dengan cara yang mirip dengan bahan aktif ganja.

Semakin sedikit dipecah, semakin terasa analgesik dan efek lainnya.

Mutasi kedua adalah potongan DNA yang hilang dan membingungkan para ilmuwan pada awalnya.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa "penghapusan" memotong bagian depan gen terdekat yang sebelumnya tidak diketahui, dan oleh para ilmuwan disebut FAAH-OUT.

Ilustrasi sakit punggung.
Ilustrasi sakit punggung. (Istimewa)

Para peneliti berpikir, gen baru ini bekerja seperti pengatur volume pada gen FAAH.

Penonaktifan dengan cara mutasi seperti milik Jo Cameron, bisa membuat FAAH "terdiam". 

Hasilnya adalah anandamide, kanabinoid alami seperti yang ada dalam ganja, terbentuk di dalam sistem.

Jo Cameron memiliki anandamide dua kali lebih banyak daripada populasi umum.

Dikutip dari Evening Standard, para ilmuwan juga menemukan perubahan pada dua gen lain, BDNF dan ACKR3, yang mereka yakini dapat berkontribusi pada rendahnya kecemasan, ketakutan, dan rasa sakit.

Temuan ini diharapkan dapat membuka pintu bagi penelitian obat baru dalam kaitannya dengan manajemen nyeri dan penyembuhan luka.

Baca juga: Viral Kuak Setoran ke Atasan Rp650 Juta, Bripka Andry Minta Perlindungan LPSK, Kapolda Riau Bereaksi

"Gen FAAH-OUT hanyalah salah satu sudut kecil dari benua yang luas, yang telah mulai dipetakan oleh penelitian ini," kata penulis studi tersebut, Dr Andrei Okorokov.

"Selain dasar molekuler untuk rasa sakit, eksplorasi ini telah mengidentifikasi jalur molekuler yang memengaruhi penyembuhan luka dan suasana hati, semuanya dipengaruhi oleh mutasi FAAH-OUT," sambungnya.

Ia akan mengeksplorasi temuan ini lebih jauh agar memiliki dampak penting dalam penyembuhan luka dan depresi.

Para ilmuwan menduga bahwa ayah Cameron mungkin telah mewariskan mutasi tersebut kepadanya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved