Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Hasil Interogasi Pembunuh Mahasiswi Ubaya dalam Koper, Terkuak Motifnya, Pelaku Tak Merasa Bersalah

Kasus pembunuhan mahasiswi Ubaya membuat gempar masyarakat. Terlebih, jenazah korban dimasukkan ke dalam koper.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Januar
Chicago Tribune
Police Line- ilustrasi kasus pembunuhan mahasiswi Ubaya yang dimasukkan dalam koper 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kasus pembunuhan mahasiswi Ubaya membuat gempar masyarakat.

Terlebih, jenazah korban dimasukkan ke dalam koper.

Belakangan terungkap hasil interogasi polisi terhadap pelaku.

Rochmat Bagus Apriatma (41) saat diinterogasi polisi mengaku telah membunuh Angeline Nathania (22).

Jasad korban dimasukan ke dalam koper lalu dibuang di Cangar, Mojokerto. Pelaku antara korban disebut-sebut memiliki hubungan asmara.

Ilustrasi pembunuhannya seperti ini. Awal Mei lalu, pelaku menjerat leher korban di sebuah apartemen kawasan Surabaya Timur.

Lalu, korban dibuang untuk maksud menghilangkan jejak.

Polisi saat ini menyelidiki apakah ada orang lain yang membantu pelaku melakukan kejahatan tersebut.

Ucapan duka meninggalnya Angeline Nathania, seorang mahasiswi semester 6 angkatan 2020 Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya)
Ucapan duka meninggalnya Angeline Nathania, seorang mahasiswi semester 6 angkatan 2020 Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) (Istimewa/ TribunJatim.com)

Baca juga: Orang Tua Korban Pembunuhan Gudang Peluru Surabaya Minta Ibu Pelaku Dihukum: Bilang Punya Bekingan

Di luar dari kronologi kejadian itu, cukup banyak yang bertanya-tanya bagaimana cerita korban bisa mengenal pelaku.

Ternyata empat tahun lalu, pelaku pernah menjadi guru ekstrakurikuler musik di sekolah korban.

Sepengetahuan Ana Mariana, ibu korban putrinya dan pelaku tergabung dalam satu grup band, kebetulan posisi anaknya menjadi sang gitaris.

Hubungan spesial korban antara pelaku disinyalir kuat selama ini disembunyikan keduanya dari keluarga.

Korban ke keluarga tak pernah mengaku sudah memiliki kekasih. Begitu juga dengan pelaku, pasalnya ia sudah memiliki istri dan anak.

"Saya gak ada curiga Angeline punya hubungan dekat dengan pelaku. Karena pelaku sudah menikah," kata Ana.

Kejadian pembunuhan ini diawali pada 3 Mei lalu korban keluar rumah menggunakan mobil X-pander dan pamitan akan mengikuti ujian di kampus. Korban diketahui memang sempat pergi ke sana.

Namun, setelah itu korban menghilang secara misterius.

Dua hari berikutnya, keluarga korban memutuskan membuat laporan ke kampus dan polisi. Tersiarlah kabar ada mahasiswi Ubaya pernah melihat korban bersama pelaku berada di sebuah apartemen di wilayah Surabaya Timur. Keluarga pun mengecek informasi itu.

Ibu korban bersama saudaranya sempat mengajak pelaku bertemu di wilayah Penjaringan. Pelaku mengaku tidak tahu keberadaan korban. Selang 4 minggu kemudian polisi menjemput korban di Malang.

"Ketika diinterogasi polisi baru mengaku. Pelaku kayaknya psikopat karena sama sekali gak ada kayak rasa bersalah ke kami, minta maaf pun tidak," kata Ana.

Motif pembunuhan ini diketahui karena pelaku ingin meminjam uang korban. Namun oleh korban ditolak. Pelaku nekat diam-diam menggadaikan kendaraan milik korban. Ketika korban marah lalu dibunuh oleh pelaku.

Jenazah Angeline, Kamis (8/6/2023) malam disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya.

Bambang Sumarjo, sang ayah ketika ditemui matanya terlihat sangat merah.

Dia seakan tak percaya rencana satu tahun lagi melihat putrinya berdiri dihadapan banyak orang menjalani proses wisuda atas pemberian gelar sarjana hukum Universitas Ubaya ternyata harus terpaksa pupus.


LBH Siap Bantu Keluarga Angeline

Yohan Norsari Dekan Fakultas Hukum Ubaya diketahui menghadiri acara persemayaman korban di Rumah Duka Adi Jasa, Demak, Surabaya.

Terlihat civitas kampus itu, membicarakan banyak hal ketika  bertemu orang tua Angeline.

Satu di antaranya pihak keluarga diajarkan bagaimana menyiapkan bukti-bukti untuk membongkar kejahatan pelaku.

Sempat disebutkan Yohan pihak kampus akan mengerahkan petugas-petugas Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dari Ubaya untuk mendampingi keluarga Angeline dalam memperjuangkan keadilan.

Para dosen pun turut diminta ikut membantu. Termasuk, alumni yang telah berprofesi menjadi lawyer.

"Kami berbela sungkawa atas kejadian ini. Apabila pihak keluarga korban membutuhkan bantuan hukum kami siap membantu semua prosesnya," kata Yohan.

Di acara persemayaman itu, terlihat pula banyak teman korban yang datang.

Stefanie salah seorang mahasiswi Ubaya mengatakan korban semasa hidup dikenal sosok yang humble dan jago bermain alat musik.

Ditambah lagi, juga pintar, untuk urusan akademik Angeline semester 5 lalu mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,277. 

"Gak menyangka kisah Angeline seperti ini. Saya berharap ini yang terakhir tidak akan terjadi lagi," ujar Stefani.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved