Berita Surabaya
Mahasiswa Untag Teliti Pengelolaan Sampah di Surabaya yang Capai Ribuan Ton per Hari
Tiga Mahasiswa prodi Teknik Industri Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, melakukan penelitian di Dinas Lingkungan Hidup kota Surabaya.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tiga Mahasiswa prodi Teknik Industri Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, melakukan penelitian di Dinas Lingkungan Hidup kota Surabaya.
Tasya Febrinda Ardika Putri, Vinka Aurelia Putri dan Elisabeth Lidya Yulianti memilih sampah di Kota Surabaya sebagai objek penelitiannya.
Dari objek tersebut, ketiga mahasiswa Untag Surabaya ini mengambil tiga topik yaitu Pengelompokan Sampah, Analisis Faktor dan Pengalokasian Sampah PET di lingkup Kota Surabaya.
Analisis yang dilakukan dalam pengelolaan sampah di kota Surabaya ini diharapkan mampu untuk mengurangi kenaikan jenis sampah yang ada di kota Surabaya, khususnya pada sampah plastik.
Ketiga topik tersebut merupakan bagian dari proyek riset yang sedang dilakukan oleh Hilyatun Nuha, ST.,MT.,CSCA, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir.
Data yang dihimpun dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya menunjukkan hasil dari topik - topik yang digunakan peneliti.
Baca juga: Desak Inovasi Pengelolaan Sampah, Reni Astuti: Sampah di TPS yang Belum Terangkut Bikin Sumpek

Baca juga: Bantu UKM Tas Anyaman, Mahasiswa Untag Surabaya Inovasi Alat Pemintal, Proses Pemotongan Lebih Cepat
Shandika, Pembimbing lapangan pada bagian sarana dan prasarana Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya mengatakan untuk saat ini sampah yang masuk di TPA capai ribuan ton per hari.
"Sekitar 1600 ton per hari,” ujar Shandika, Jumat (9/6/2023).
Dengan keadaan Pemerintah kota Surabaya bekerja sama untuk membagi pengolahan sampah tersebut dengan 2 teknologi yaitu dengan cara Landfill gas Power Plant (Methane Capture) dengan daya listrik sebesar 2MW, Kapasitas sampah yang diolah sebesar 600 ton/hari serta Gasifikasi PP dengan daya listrik sebesar 9MW, Kapasitas sampah yang diolah sebesar 1000 ton/hari.
Untuk teknologi gasifikasi ini dibutuhkan suhu sekitar 850 – 110 derajat celcius.
Dari hasil analisis penelitian menggunakan software RapidMinner dengan pendekatan clustering yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa Tasya Febrinda Ardika Putri untuk pengelompokan sampah di wilayah kota surabaya bila dilihat dari model cluster penyebaran dihasilkan 11 wilayah penghasil sampah tertinggi untuk semua jenis sampah.
11 Wilayah tersebut meliputi Sukolilo, Sambikerep, Lakarsantri, Jambangan, Mulyorejo, Sukomanunggal, Pakal, Wiyung, Semampir, Tandes dan Tambak Sari.
"Bila berdasarkan hasil hanya dari jenis sampah plastik maka wilayah yang mengalami kenaikan sampah plastik yaitu pada wilayah Semampir dan Jambangan,” jelas Tasya, Sabtu (9/6/2023).
Berdasarkan pengembangan model matematis yang dilakukan oleh Vinka Aurelia Putri serta data yang diperoleh dari dinas lingkungan hidup terdapat lima bank sampah unit di daerah Semampir dan enam bank sampah unit di daerah Jambangan.
“Hasil optimasi yang telah dilakukan dengan menggunakan software LINGO, tiga diantara Bank Sampah Unit di daerah semampir akan dialokasikan menuju Bank Sampah Induk Surabaya dengan rata-rata kuantitas sampah PET sebesar 145,51 kg,” jelas Vinka, Jumat (9/6/2023).
“Sedangkan dua diantaranya akan dialokasikan menuju pengepul kecil yang berada di jalan stasiun kota dan tanjung sadari dengan rata-rata kuantitas sampah sebesar 295,79 kg,” imbuh Vinka, Jumat (9/6/2023).
“Disisi lain untuk Bank Sampah Unit di daerah Jambangan akan dialokasikan seluruhnya menuju pengepul kecil yang berada di jalan Ketintang dan Gayungsari dengan total rata-rata kuantitas sampah sebesar 589,60 kg,” ujar Vinka, Jumat (9/6/2023).
Dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh Vinka Aurelia Putri dalam penelitiannya, perbedaan dalam pengalokasian sampah PET dipengaruhi oleh harga sampah pada masing-masing collection center baik pengepul kecil dan Bank Sampah Induk.
Selain itu pengoptimalan juga dipengaruhi oleh biaya transportasi dan biaya pengolahan di masing-masing collection center.
Sampah plastik PET menjadi salah satu sampah yang selalu dihasilkan oleh masyarakat Kota. Sehingga dalam hal ini diperlukan keikutsertaan masyarakat untuk mengelola sampah plastik PET yang dihasilkannya sendiri.
Dari hasil penelitian, sebaran kuesioner,serta pengolahan data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) yang telah dilakukan oleh Elisabeth terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi kontribusi masyarakat dalam mengelola sampah PET.
“Faktor kesehatan dan lingkungan, faktor sarana dan prasarana, serta faktor peran pemerintah menjadi faktor utama yang mempengaruhi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam mengelola sampah PET," jelas Elisabeth
Hilyatun Nuha
mahasiswa Untag Surabaya
Tribun Jatim
TribunJatim.com
pengelolaan sampah
berita Surabaya
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.