Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Trenggalek

Demi Dapat Kepala Kerbau Nyadran Dam Bagong Trenggalek, Toni Menyelam 4 Meter di Arus Deras: Berkah

Rela menyelam sedalam 4 meter untuk mendapatkan kepala kerbau Nyadran Dam Bagong Trenggalek, Toni punya harapan untuk petani.

TribunJatim.com/Sofyan Arif
Warga Kelurahan Surodakan, Kecamatan Trenggalek, Toni (36) mendapatkan kepala kerbau dalam Upacara Adat Bersih Dam Bagong, di Kelurahan Ngantru Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jumat (16/6/2023). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Masyarakat Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, antusias menyambut Upacara Adat Bersih Dam Bagong, di Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jumat (16/6/2023).

Salah satu momen yang paling ditunggu masyarakat adalah dilemparkannya kepala kerbau beserta kaki dan kulitnya ke Kali Bagong, tepatnya di Dam Bagong.

Usai dilemparkan ke Kali Bagong, bagian tubuh kerbau tersebut diperebutkan oleh masyarakat sekitar yang sudah menunggu di aliran sungai.

Mereka berlomba berenang membelah derasnya arus Kali Bagong untuk bisa mendapatkan kepala kerbau di acara Nyadran Dam Bagong.

Setelah diperebutkan beberapa warga, seorang warga Kelurahan Surodakan, Kecamatan Trenggalek, Toni (36) yang akhirnya mendapatkan kepala kerbau tersebut.

"Memang sulit mendapatkannya, tapi tetap semangat dan berakhir dengan indah," kata Toni, Jumat (16/6/2023).

Untuk mendapatkan kepala kerbau, ia harus menyelam dengan kedalaman 4-5 meter dengan arus sungai yang deras, belum lagi ia harus bersaing dengan warga lain yang juga jago berenang.

"Senang akhirnya dapat kepala kerbau, setiap tahun saya memang rutin ikut sama teman-teman, sebelumnya juga pernah dapat juga," lanjutnya.

Baca juga: Larung Kepala Kerbau di Dam Bagong Trenggalek, Mas Ipin: Perjuangan Menak Sopal Zaman Dulu dan Kini

Kepala kerbau tersebut rencananya akan dimasak bersama teman-teman dan juga untuk keluarganya.

"Harapannya semoga jadi berkah, pertanian di Trenggalek makin lancar dan petani semakin maju," ucap Toni.

Sementara itu, seorang sesepuh asal Kelurahan Ngantru, Sudirlan mengapresiasi pelaksanaan Upacara Adat Bersih Dam Bagong yang dimulai dari Makam Nyai Roro Krandon.

Hal tersebut dinilai Sudirlan sebagai bentuk sambung tradisi, karena upacara larung kepala mahesa memang tidak bisa dipisahkan dari sosok Nyai Roro Krandon

Menurut Sudirlan, berdasarkan cerita rakyat saat Ki Ageng Menak Sopal membangun Dam Bagong, ada syarat harus memakai gajah putih, yang saat itu sulit untuk didapatkan.

Baca juga: Masyarakat Osing Banyuwangi Gelar Tradisi Ithuk-ithukan, Bersyukur atas Sumber Air Melimpah

"Ternyata di kediaman Nyi Roro Krandon ada gajah putih, namun tidak boleh dibeli. Akhirnya gajah putih tersebut dipinjam," jelasnya.

Bukannya dikembalikan, gajah putih tersebut justru disembelih untuk memenuhi syarat pembangunan Dam Bagong.

Dengan demikian, kaitan Nyi Roro Krandon dan Menak Sopal dalam pembangunan Dam Bagong tidak bisa dipisahkan.

"Alhamdulilah melalui koordinasi pemerintah setempat tahun 2023 kirab mahesa dimulai dari Makam Nyi Roro Krandon," ujar Sudirlan.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved