Demo Pendirian Pabrik di Tuban Ricuh
Empat Polisi Diperiksa Propam, Buntut Kekerasan Saat Pengamanan Demo Pabrik Palawija di Tuban
Buntut kekerasan yang terjadi saat pengamanan demo pendirian pabrik palawija, empat anggota Polres Tuban diperiksa propam.
Penulis: M Sudarsono | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mochamad Sudarsono
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Buntut kekerasan saat pengamanan unjuk rasa di Dusun Koro, Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Tuban, Kamis (15/6/2023), empat anggota Polres Tuban diperiksa.
Keempatnya kini tengah ditangani Kasi Propam, untuk dilakukan pemeriksaan.
"Saya minta Kasi Propam untuk memeriksa empat anggota yang ada di video untuk diproses secara hukum," kata Kapolres Tuban, AKBP Suryono kepada wartawan, Selasa (20/6/2023).
Perwira menengah itu menyayangkan, penyampaian pendapat yang hanya sekitar puluhan orang itu bisa terjadi gesekan antar pengunjuk rasa dan aparat keamanan.
Bahkan awak media juga kena imbasnya.
Kondisi di lapangan juga terjadi pengadangan kendaraan yang melintas.
"Saya mohon maaf masyarakat dan rekan-rekan media yang kena dampaknya, atas tindakan yang mungkin terlalu represif. Ini akan menjadi bahan pembenahan kami ke dalam, agar tidak terjadi kejadian serupa," pungkas AKBP Suryono.
Sebelumnya diberitakan, jurnalis yang tergabung dalam Ronggolawe Press Solidarity (RPS), melayangkan protes atas upaya intervensi yang dilakukan polisi terhadap wartawan yang meliput unjuk rasa di Dusun Koro, Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Tuban, Kamis (15/6/2023).
Baca juga: BREAKING NEWS - Unjuk Rasa Pendirian Pabrik Palawija di Tuban Ricuh, Dipicu Permasalahan Tanah
Sekitar tiga jurnalis yang melakukan liputan, mengaku diminta untuk tidak menayangkan bagian gambar berisi aksi bentrok yang terjadi antara warga dengan petugas kepolisian ketika unjuk rasa berlangsung.
Berdasarkan kronologi, warga memprotes pembangunan gudang pengeringan palawija, yang mereka anggap menyerobot tanah milik salah satu yayasan pendidikan.
Ketika demo terjadi, tiga wartawan, yakni Irqam (SuaraIndonesia.co.id), Dziky (JTV), dan Khoirul Huda (Ngopibareng.id) datang ke lokasi untuk melakukan peliputan seperti biasa.
Namun unjuk rasa yang awalnya berjalan damai, mendadak ricuh ketika para pendemo berusaha menutup akses jalan.
Petugas kepolisian dan TNI yang berjaga, berusaha menghalau warga hingga akhirnya terjadi bentrok fisik antara kedua kubu.
Melihat adanya kericuhan, wartawan yang ada di lokasi merekam aksi tersebut.
Baca juga: Jurnalis Tuban Protes Tindakan Polisi yang Intimidasi Wartawan saat Meliput Unjuk Rasa
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.