Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Idul Adha 2023

Kecewanya Peternak saat Sapi Batal Dibeli Jokowi, Ekor Tak Bisa Gerak seusai Diambil Sampel

Seorang peternak di Karanganyar kecewa berat. Itu setelah sapinya batal dibeli Presiden Jokowi.

Editor: Januar
(Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto
Kondisi sapi milik Sukasno (69), warga Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar yang batal dibeli Presiden Jokowi. 

TRIBUNJATIM.COM- Seorang peternak di Karanganyar kecewa berat.

Itu setelah sapinya batal dibeli Presiden Jokowi.

Kini peternak tersebut meminta pertanggungjawaban.

Dilansir dari Tribunnews, peternak bernama Sukasno (69) merasa kecewa setelah sapinya batal dibeli oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kurban pada Idul Adha 2023.

Sukasno merupakan warga Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Sukasno kecewa setelah beberapa hari lalu mendapatkan kabar bahwa Presiden Jokowi batal membeli sapi miliknya.

Peternak tersebut mengaku sempat dihubungi pihak pemerintah bahwa sapi miliknya akan dibeli Jokowi.

"Saya dihubungi dan diminta untuk mengirim berkas-berkas sapi dan saya sebagai pemilik," ungkap Sukasno kepada TribunSolo.com, Selasa (20/6/2023).

Lantas, apa alasan sapi milik Sukasno batal dibeli Jokowi?

Baca juga: 40 Ucapan Selamat Idul Adha 2023, Bijak dan Menyentuh, Cocok untuk Status WhatsApp atau Caption IG

Sapi milik Sukasno batal dibeli Jokowi karena beratnya tak mencapai 1 ton.

Sapi miliknya diketahui memiliki bobot 810 kilogram atau 8 kuintal lebih 10 kilogram.

"Alasannya dari Setpres itu katanya (sapi) kurang besar, yang dicari yang satu ton lebih," jelas Sukasno, Selasa, dilansir TribunSolo.com.

Ia pun sempat menanyakan perihal pembatalan pembelian sapi miliknya kepada pihak-pihak terkait.

Menurutnya, pembatalan itu hanya disampaikan secara lisan dan belum ada surat pembatalan.

Sukasno juga kecewa karena alasan pembatalan itu akibat sapinya yang tidak masuk kriteria.

Padahal, kata dia, sapinya disebut sudah masuk kriteria dalam rekomendasi yang diterima sebelumnya.


Minta Pertanggungjawaban

Diberitakan TribunJateng.com, Sukasno meminta kepada pihak terkait yang mengambil sampel beberapa waktu lalu agar bertanggung jawab terhadap kondisi sapinya.

"Setelah ambil sampel, ekornya sama sekali tidak bisa untuk bergerak ke kanan ataupun kiri."

"Ngangkat juga tidak bisa," ujarnya, Selasa.


Adapun Jokowi direncanakan membagikan 10 sapi kurban di wilayah Jawa Tengah pada Hari Raya Idul Adha 2023.

Dari 10 sapi tersebut, 9 dialokasikan untuk wilayah Kota Surakarta dan 1 untuk Kabupaten Blora.

Kepala Balai Inseminasi Buatan Ungaran Jateng, Agus Sucipto, menjelaskan di Kabupaten Karanganyar ada 2 sapi yang diusulkan untuk menjadi hewan kurban Jokowi.

Dua sapi tersebut masing-masing milik Sukasno dan Suparno peternak asal Desa Pandeyan, Kecamatan Tasikmadu.

"Milik Kasno, informasi yang kami terima dari Setpres tidak lolos karena untuk Solo Raya kami cari berat sekira 1 ton," jelasnya, Selasa.


Agus mengatakan, pihaknya akan membantu Sukasno untuk mencarikan pembeli sapi tersebut.

Selain itu, dinas terkait juga akan menindaklanjuti keluhan dari Sukasno terkait kondisi sapinya setelah dilakukan pengambilan sampel untuk uji laboratorium.

Sukasno Pelihara Sapinya sejak 2018

Di sisi lain, Sukasno mengaku sudah dimintai NPWP, KTP, hingga nomor rekening terkait rencana pembelian sapinya.

Bahkan, sapi miliknya sudah dinyatakan lolos dalam tes kesehatan dan kategori berat di atas 700 kilogram.

Namun, dirinya harus kecewa setelah Presiden Jokowi batal membeli sapi tersebut.


Sukasno memaparkan, sapinya yang berjenis PO itu sudah ia pelihara sejak 2018 silam dengan harga Rp 20 juta.

"Saat itu, saya beli sapi itu masih kecil di Pasar Hewan di Prambanan, Sleman Yogyakarta," jelas Sukasno kepada TribunSolo.com, Selasa.

Ia menjelaskan, sapi yang dinamai Bima itu juga pernah jadi calon sapi yang dibeli Presiden Jokowi pada 2022 lalu.

Namun, saat itu, sapi milik Sukasno tidak lolos karena ada penyakit cacing hati.

"Tahun kemarin sudah mau dibeli, namun ada kendala masalah cacing hati sehingga batal itu saya tidak apa-apa saat itu," kata Sukasno.


Pada 2023 ini, sapinya terpilih lagi sebagai calon sapi yang dibeli Jokowi.

Dirinya mengaku sudah diminta untuk menimbang sapi miliknya.

"Setelah ditimbang, hasilnya kami kirim, dan saat itu dari dinas memberikan kabar bahwa tim pemeriksaan kesehatan hewan akan ke sini," tambah Sukasno.

Sementara itu, harga sapi di Kota Probolinggo mulai mengalami kenaikan menjelang Hari Raya Idul Adha 2023.

Kenaikan harga sapi terjadi mulai pekan lalu.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP), Kota Probolinggo, Suryanto mengatakan kenaikan harga ditandai dengan banyaknya jumlah sapi yang dijual di Pasar Hewan Wonoasih.

"Sejak pasaran pekan lalu, banyak sapi yang masuk dan dijual di Pasar Hewan. Jumlahnya lebih banyak dibanding pasaran biasanya."

"Jumlah pasti sapi yang dijual di pasar hewan masih kami himpun," katanya.

Dia menyebut, kenaikan harga sapi berada dikisaran Rp 1-1,5 juta per ekor.

Biasanya, kenaikan harga maksimal terjadi mendekati Idul Adha, yakni menyentuh Rp 2 juta.

Berdasar data, harga limosin di pasaran minggu lalu telah mencapai Rp 32 juta.

Sementara harga normal sapi limosin Rp 31 juta per ekor.

"Sedangkan untuk sapi jenis di bawah limosin sekarang Rp 21 juta, sebelumnya Rp 20 juta perekor," sebutnya.

Suryanto menjelaskan, saat ini, total populasi sapi di Kota Probolinggo berjumlah 5.680 ekor.

"Jumlah itu cukup untuk memenuhi permintaan saat Hari Raya Idul Adha," jelasnya.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, pihaknya terus berupaya mengantisipasi penyebaran PMK dan LSD menjelang Hari Raya Idul Adha.

Upaya itu dilakukan dengan melakukan pendataan penjual hewan kurban.

Pendataan dilakukan agar memudahkan pemeriksaan kesehatan hewan kurban, baik sapi maupun kambing.

Selain itu juga memberikan vaksinasi dan vitamin secara bertahap.

"Penjual hewan kurban kami data. Hal ini guna memastikan bila hewan kurban yang dijual sehat, tidak terjangkit LSD, PMK, maupun penyakit lain," pungkasnya.

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved