Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Idul Adha 2023

Makna Idul Adha dalam Ajaran Agama Islam dan Ibadah Sunah yang Dianjurkan, Ketahui Pula Sejarahnya

Di Hari Raya Idul Adha tersimpan makna yang mendalam bagi umat Islam. Dalam artikel ini ada beberapa ibadah sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan.

Editor: Elma Gloria Stevani
REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Ilustrasi makna Idul Adha 2023. 

TRIBUNJATIM.COM - Makna Idul Adha merupakan salah satu hal yang penting untuk diketahui bagi umat muslim.

Idul Adha umumnya dikenal sebagai salah satu hari besar yang diperingati oleh umat Islam seluruh dunia.
 
Namun, lebih dari itu, Idul Adha memiliki makna tersendiri.

Dalam perayaan Idul Adha terdapat pula beberapa amalan sunah yang dianjurkan, salah satunya adalah memotong hewan kurban.
 
Penjelasan Makna Idul Adha dalam Islam dan Ibadah Sunnahnya, Idul Adha merupakan salah satu perayaan besar bagi umat Islam.

Hari besar Idul Adha ini memiliki makna tersendiri bagi umat muslim. Idul Adha berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata "adaa (yauudu)" yang berarti kembali dan juga kata "adhat (udhiyah)" yang berarti kurban.
 
Menurut R. Syamsul B., ‎M. Nielda dalam bukunya yang berjudul Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya (2022: 157), dalam Islam terdapat dua hari raya, salah satunya adalah Idul Adha.

Makna kata 'id dalam bahasa arab adalah kembali.

Disebut hari Id karena hari besar ini dirayakan secara berulang setiap tahunnya.
 
Makna Idul Adha adalah kembali berkurban.

Hal ini karena pada Hari Raya Idul Adha disunahkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai salah satu ibadah yang dapat dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
 
Dalam buku berjudul Meyakini, Menghargai: Ensiklopedia Mengenal Lebih Dekat Ragam Agama dan Kepercayaan di Indonesia yang disusun oleh Ibn Ghifarie (2018:20) juga disebutkan bahwa hari raya Idul Adha disebut juga hari raya kurban.

Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha ditentukan berdasarkan perhitungan kalender Islam atau kalender hijriyah, yaitu tepatnya jatuh pada 10 Dzulhijjah.
 
Di Hari Raya Idul Adha, terdapat beberapa ibadah sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan.

Amalan sunah di Hari Raya Idul Adha diawali dengan melaksanakan sholat 2 rakaat secara berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban dan pembagian daging hewan kurban.
 
Tak hanya itu, umat muslin juga disunahkan untuk berpuasa sebentar hingga selesai melaksanakan sholat Idul Adha.

Sunah ini disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad berikut ini:
 
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad) 

Makna Idul Adha dalam Islam

Hari Raya Idul Adha identik dengan pelaksanaan sholat Id dan proses penyembelihan hewan kurban.

Sebenarnya, apa esensi atau makna Idul Adha itu?
 
Ibnu Basyar (2018: 252) dalam bukunya yang berjudul Dari Kuntum Menjadi Bunga 2 mengungkapkan bahwa Idul Adha bukan hanya mengenai kurban dan penyembelihan hewan. Idul Adha lebih daripada itu.
 
Idul Adha merupakan sebuah momentum merayakan cinta, yakni sebuah cinta yang melebihi pemahaman dan kemampuan nalar manusia dalam memahami prosesnya. Mengapa demikian?
 
Idul Adha mengandung makna yang sangat mendalam dengan pelajaran dari keluarga Nabi Ibrahim a.s.

Hari Raya Idul Adha merupakan sebuah pesan cinta serta keteguhan keluarga nabi Ibrahim a.s. kepada perintah Allah SWT.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved