Berita Viral
Sosok Anak Magang Pulang Pergi ke Kantor Naik Pesawat, Siap-siap Jam 4 Pagi, 'Hemat daripada Ngekos'
Kisah anak magang pulang pergi ke kantor naik pesawat tengah viral di media sosial. Si anak magang naik pesawat tiap hari ke kantornya.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kisah anak magang pulang pergi ke kantor naik pesawat tengah viral di media sosial.
Si anak magang naik pesawat tiap hari ke kantornya.
Si anak magang siap-siap berangkat sejak pukul 03.30.
Disebut bahwa itu lebih hemat daripada menyewa kos.
Memang, kebanyakan pekerja yang tempat tinggalnya jauh dari kantor tentu akan memilih menyewa rumah atau kos untuk menghemat waktu.
Apalagi bagi pekerja magang yang biasanya penghasilannya tidak sebesar karyawan tetap.
Namun anggapan ini tak berlaku bagi seorang karyawan magang bernama Sophia Celentano.
Wanita yang bekerja di New Jersey Amerika Serikat (AS) rela pulang pergi naik pesawat ke tempat kerja karena dinilainya lebih hemat daripada sewa kos.
Baca juga: Mahasiswa Dikirim Kampus ke Jepang Magang Ternyata Jadi Buruh, Kerja Tanpa Libur, Dilarang Ibadah
Aksinya ini viral setelah Sophia mengunggah aktivitasnya yang pulang pergi naik pesawat di TikTok.
Dilansir dari akun TikTok @sophiacelentano48 via TribunStyle ( grup TribunJatim.com ), Sophia menunjukkan bagaimana kesehariannya sebagai anak magang.
Dalam videonya Sophia bangun pada pukul 04.15, kemudian ia mulai siap-siap untuk berangkat ke bandara.
Selama penerbangan dia akan merias wajah dan menata rambut, mengenakan pakaian kasual bisnis, lalu menyiapkan tas.
"Saya biasanya menyiapkan makan siang, pakaian yang nyaman, dan kemudian membawa kopi untuk pergi," ungkapnya.
Baca juga: Artis Cantik Disebut Mirip Gigi Hadid Kini Jadi Hakim? Magang di Kantor Pengacara: Minta Doa
Saat penerbangan, Sophia menelepon Uber dan tiba dikantor sekitar pukul 08.30.
Tentu saja sangat tepat waktu karena jam kerja dimulai pukul 9 hingga 5 sore.
Namun ia juga mengaku khawatir jika ada pesawat yang dinaikinya akan mengalami keterlambatan.
"Dunia hybrid benar-benar memungkinkan Anda memiliki lebih banyak fleksibilitas. Tidak perlu lagi tinggal 20 menit dari kantor Anda. Anda masih bisa memiliki karier yang sangat sukses - bahkan jika Anda tinggal jauh dari tempat Anda bekerja," jelas Sophia.
Ya, Sophia memilih untuk pulang pergi ke tempat kerja dengan pesawat.
Sophia terbang dari rumahnya di Kota Charleston, South Carolina ke kantor Ogilvy Health di Parsippany, New Jersey.
Diakui Sophia, pulang pergi naik pesawat dinilainya lebih hemat daripada sewa kos.
Diakui Sophia, pulang pergi naik pesawat dinilainya lebih hemat daripada sewa kos.
Pasalnya Sophia hanya dituntut bekerja di kantor hanya satu sekali dalam sepekan, yakni pada hari Rabu.
"Dari sudut pandang saya, saya merasa tidak senilai tinggal di tempat yang sangat mahal ketika kebijakan kantor hanya mewajibkan kehadiran selama delapan jam seminggu," ungkapnya.
Baca juga: Dinyinyir Bahasa Inggrisnya Mirip TKW Magang, Nikita Mirzani Semprot Haters, Tak Peduli: Kalian Aneh
Perjalanannya dengan pesawat sendiri memakan waktu empat jam dan menghabiskan biaya sekitar $225 atau Rp 3,4 jutaan per hari.
"Penerbangan saya sekitar US$100 pulang pergi dan kemudian saya membayar sekitar US$100 untuk Ubers antara kantor dan bandara. Jika saya tinggal di New York City atau wilayah New Jersey, saya akan menghabiskan ribuan dolar sebulan untuk sewa sendirian," jelas Sophia.
Meski diakui melelahkan, wanita 21 tahun tersebut menilai jika pulang pergi dengan pesawat bisa mengurangi stres dan menghemat.
Apalagi Sophia biasanya membeli tiket pesawat jauh-jauh hari agar mendapatkan tiket yang lebih murah.
"Banyak orang penasaran dengan berapa banyak aku menghemat. Aku memesan penerbangan tiga hingga empat minggu sebelumnya jadi cukup murah. Di saat yang sama, itu membuatku bisa menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi. Aku bisa tinggal di mana aku tinggal musim panas ini, di rumah orang tuaku, bertemu pacar dan teman, sejauh ini aku sangat menikmati," tutup Sophia.
Mahasiswa Dikirim Kampus ke Jepang Magang Ternyata Jadi Buruh, Kerja Tanpa Libur
Kasus ini terbongkar ketika dua korban berinisial ZA dan FY melapor ke KBRI Tokyo, Jepang.
Mereka bersama 9 mahasiswa lainnya dikirim kampus untuk magang di Jepang, tetapi ternyata malah dijadikan buruh.
Adapun pihak kampus kirim mahasiswa magang ke Jepang tapi jadi buruh adalah salah satu politeknik di Sumatera Barat (Sumbar).
Politeknik tersebut kedapatan terlibat dalam praktik Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan, para mahasiswa yang dikirim ke Jepang malah bekerja jadi buruh.
Polisi pun menetapkan dua orang tersangka dalam kasus ini yakni G dan EH.
Keduanya sama-sama menjabat sebagai direktur di politeknik tersebut dalam periode yang berbeda.
"Selama 1 tahun magang korban melaksanakan pekerjaan bukan layaknya magang. Akan tetapi bekerja seperti buruh," ujar Djuhandani dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (27/6/2023), dilansir dari Kompas.com.
Baca juga: Video Kemnaker Viral di TikTok Dinilai Jatuhkan Mental Anak Magang, Masyarakat Sudah Pintar
Djuhandani menjelaskan, ketika tiba di Jepang, mahasiswa yang lulus untuk mengikuti program magang tersebut bekerja di sebuah perusahaan sebagai buruh.
Sehari-hari, para korban bekerja selama 14 jam dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 10.00 malam.
Hal tersebut terus mereka lakukan selama 7 hari dalam seminggu, alias tanpa libur.
Bahkan, kata Djuhandani, istirahat yang diberikan oleh pihak perusahaan untuk makan pun hanya selama 10-15 menit.
"Korban tidak dibolehkan untuk beribadah," ucap dia.
Sementara itu, korban juga diberikan upah sebesar 50.000 Yen atau Rp 5 juta per bulan.
Hanya saja, korban diharuskan memberi dana kontribusi ke kampus sebesar 17.500 Yen atau Rp 2 juta per bulan.
Kemudian, Djuhandani mengatakan, para korban diberangkatkan dengan menggunakan visa pelajar yang berlaku selama satu tahun.
Hanya saja, ketika masa berlaku visa sudah habis, pihak perusahaan memperpanjang visa menjadi visa kerja selama 6 bulan.
Korban yang mengetahui hal tersebut pun melapor ke politeknik yang memberangkatkannya.
Bukannya membantu memulangkan mahasiswanya, pihak politeknik malah mengancam korban.
"Apabila kerja sama politeknik dengan pihak perusahaan Jepang rusak, maka korban akan di drop out (DO)," ujar uhandani.
Djuhandani menegaskan politeknik tersebut terdaftar di dinas pendidikan setempat.
Baca juga: Program Magang Merdeka di Kota Kediri Sedot Antusiasme Mahasiswa, 3.280 Orang Telah Mendaftar
Kegiatan belajar mengajar di politeknik tersebut saat ini masih berjalan.
Namun, untuk program magang ke luar negerinya telah disetop.
Atas perbuatan para tersangka, mereka dijerat dengan Pasal 4 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun dan denda paling banyak Rp 600 juta.
Lalu, Pasal 11 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 600 juta.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
anak magang pulang pergi ke kantor naik pesawat
viral di media sosial
anak magang naik pesawat tiap hari ke kantornya
New Jersey
Amerika Serikat
magang
mahasiswa
Sophia Celentano
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Anak Anggota Dewan ini Pamer Kena Tilang saat Kemudikan Mobil: Gak Semua Anak DPR Suka Nyuap |
![]() |
---|
Langkah Presiden Prabowo usai Wamenaker Noel Ebenezer Jadi Tersangka KPK, Bakal Reshuffle? |
![]() |
---|
Sempat Bantah Abaikan Raya, Kades Wardi Ternyata Keluarga Dekat Bocah yang Tewas Tubuh Penuh Cacing |
![]() |
---|
Tunjangan Rp 100 Juta, Anggota DPR RI Urai Alasan Masak Mie Pakai Elpiji Melon 3Kg: Ya Memang Layak |
![]() |
---|
Bahkan Lagu di Bus Juga Kena Royalti, Wawali Armuji Anggap Penciptanya Rugi Sendiri: Gak Masalah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.