Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Makna di Balik Lomba 17 Agustusan HUT RI: Makan Kerupuk hingga Balap Karung, ini Kata Sejarawan

Tahukah Anda, rupanya di balik perlombaan tersebut ada makna mendalam. Berikut penjelasannya kata sejarawan.

via Tribun Jogja
Satu di antara lomba paling tenar saat HUT Kemerdekaan RI yakni lomba makan kerupuk. Rupanya, ada makna mendalam di balik lomba 17 Agustusan yang sering diadakan masyarakat. 

TRIBUNJATIM.COM - Perayaan lomba 17 Agustusan HUT Kemerdekaan RI kerap dihiasi dengan perlombaan.

Adapun perlombaan paling tenar adalah lomba makan kerupuk dan lomba balap karung.

Tapi tahukah Anda, rupanya di balik perlombaan tersebut ada makna mendalam.

Berikut penjelasan makna di balik lomba 17 Agustusan HUT Kemerdekaan RI, dilansir dari Tribun Style, Sabtu (15/7/2023).

Baca juga: Arti Ucapan Samawa Till Jannah untuk Pengantin Baru Menikah, Doa Agar Rumah Tangga Langgeng

1. Lomba makan kerupuk

Merupakan salah satu lomba pertama yang diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia di era 1950-an.

Kerupuk identik dengan makanan rakyat jelata di masa perang.

Sehingga lomba ini bertujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat Indonesia, bahwa saat perang kondisinya sangat memprihatinkan dan sulit.

2. Lomba bakiak

Bakiak berbentuk seperti sandal dengan ukuran panjang yang biasanya diisi dua sampai tiga orang, dan tiap kelompok harus bergerak dengan kompak.

Pesan yang ingin disampaikan dari lomba ini adalah upaya gotong royong untuk mencapai kemerdekaan.

Baca juga: Cara Membuat SKCK Online di Aplikasi SuperApps Presisi Polri, Bayar Rp30 Ribu Berlaku 6 Bulan

3. Lomba panjat pinang

Panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda, dulunya dikenal sebagai De Klimmast yang berarti ‘memanjat tiang’.

Walau banyak pro kontra, lomba panjat pinang mengandung pesan perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan.

4. Lomba balap karung

Lomba balap karung menggambarkan kesulitan mendapatkan kain sebagai pakaian yang layak saat masa penjajahan.

Masyarakat Indonesia menjadikan karung goni sebagai alternatif pengganti pakaian, karena hanya karung goni yang mudah ditemukan dan dimiliki masyarakat Indonesia pada masa itu.

Menurut Heri Priyatmoko, sejarawan dan Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, perayaan lomba 17 Agustusan juga punya banyak manfaat positif.

"Selain ketangkasan, lomba itu juga menandakan adanya semangat gotong royong dan juga strategi. Tapi yang paling utama adalah permainan tanpa ada permusuhan," ujarnya.

Berita jatim terkini lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved