Berita Terpopuler
VIRAL TERPOPULER: Siswi SMKN 1 Sale Bongkar Pungli - Anak Pejabat Daftar PPDB Pakai Surat Tak Mampu
4 berita viral terpopuler Sabtu 15 Juli 2023: Siswi SMKN 1 Sale Rembang bongkar pungli hingga anak pejabat-pengusaha daftar PPDB pakai surat tak mampu
Selain memberi pendampingan, pihaknya juga menjamin siswa tersebut nyaman dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa sesuai kapasitasnya sebagai peserta didik, tanpa intervensi dari pihak manapun.
Baca juga: Ganjar Bebastugaskan Kepala Sekolah yang Tarik Pungli Berkedok Infak ke Siswa
Adapun status Kepala SMKN 1 Sale tersebut sudah dibebastugaskan dan ditarik ke cabang Disdikbud Wilayah III Jawa Tengah.
Adapun Cabang Disdikbud Wilayah III Jawa Tengah berada di Jalan Panglima Sudirman 3A, Kabupaten Pati.
Adapun jabatan Kepala SMKN 1 Sale dilaksanakan oleh pelaksana harian.
Posisi kepala SMKN 1 Sale dilaksanakan oleh pelaksana harian.
Dari pemeriksaan yang dilakukan Disdikbud Jateng, pungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada tahun 2022.
Dari total 534 siswa, 460 di antaranya sudah membayar.
Baca juga: Inginkan Pemilu Damai, Santrine Ganjar Gelar Istighosah Bersama Kiai dan Lora di Pamekasan
Ada juga 44 siswa yang tidak membayar karena tergolong tidak mampu.
Selanjutnya, 30 siswa tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun keempat.
"Sampai saat ini dana yang terkumpul Rp 130 juta dan telah digunakan pada 2022 untuk pembangunan musala," tambah Uswatun.
Ia menambahkan, pembangunan musala saat ini sudah mencapai 40 persen dan berharap kejadian di Rembang jadi pelajaran dan tidak terulang di tempat lain.
"Makanya kita ambil tindakan tegas, jadi kita langsung gunakan pelaksana harian (Plh, red), kita langsung tarik dulu, kita pindah dulu," tambah Uswatun.
2. Tolak Tali Kasih dari Hotel, Ayah Masih Heran Penyebab Anaknya Meninggal di Konser JKT48: Evaluasi

Kabar meninggalnya remaja atlet kempo bernama Ahmad Arsyad Disky (17) di Semarang menuai sorotan.
Ia meninggal dunia setelah sempat pingsan saat nonton konser JKT48 yang diadakan di mall Semarang, Selasa (11/7/2023).
Sebelum meninggal dunia, ia sempat menyaksikkan acara meet and greet JKT48 di mall tersebut.
lalu ia dinyatakan meninggal sekitar pukul 17.00 WIB, di RS Telogorejo.
Baca juga: Nasib Pemuda Semarang saat Nonton Konser JKT48, Pingsan saat Dekat Panggung, Ending Memilukan
Melansir Tribun Jateng, korban diketahui sebagai fans berat dari JKT48.
Namun saat di lokasi, korban tiba-tiba jatuh pingsan.
Video Ahmad Arsyad Disky yang jatuh saat acara berlangsung itu pun beredar di media sosial.
Di antaranya diunggah oleh akun TikTok @danifjkt48.
Dalam video tersebut, tampak korban yang mengenakan baju hitam sudah tergeletak di lantai.
Namun korban masih dalam kondisi sadar karena tangannya masih terlihat bergerak.
Sementara itu petugas keamanan mencoba memberikan pertolongan pertama dengan mengendorkan baju korban.
Ahmad Arsyad Disky lalu dirujuk ke RS Telogorejo.
Akan tetapi saat dilakukan pemeriksaan, korban sudah dinyatakan meninggal dunia.
Jenazah langsung dibawa pulang ke rumahnya di Kelurahan Padangsari, Semarang.
Dilansir dari sejumlah sumber, korban sempat pergi ke tempat gym sebelum berangkat menonton JKT48.
Ia sempat berpamitan dengan kedua orang tuanya sekitar pukul 10.00 WIB.
Keluarga pun merasa heran karena korban dikenal sebagai atlet yang kondisi badannya bagus.
Apalagi Ahmad Arsyad Disky juga menyukai olahraga kempo dan diketahui salah satu atlet berpretasi di Kota Semarang.
Dirinya dikenal sebagai anak yang baik dan berprestasi.
Ia baru saja mendapat medali perak dalam ajang Popda Kota Semarang pada Februari 2023 lalu.
Kemudian dirinya pernah mengikuti kejuaraan antar jodo di Kota Semarang.
Korban juga dikenal sering salat bersama sang ayah ke masjid dekat rumah.
Baca juga: Penyanyi Dipanggil Tak Kunjung Naik ke Panggung, Ternyata Tewas di Kamar Mandi, Konser Berubah Duka
Dikutip dari Kompas.com, Kapolsek Semarang Tengah, Kompol Indra Romantika, belum bisa memastikan penyebab Ahmad Arsyad Disky meninggal.
Pihaknya pun masih meminta keterangan dari beberapa saksi.
"Masih pendalaman. Kita akan panggil saksi-saksi. Kalau penyebabnya kita belum berani menyampaikan."
"Kita memastikan dulu. Kita temui dulu dokter jaga, untuk kejelasannya. Apakah henti jantung apa sesak napas," ujar Indra melalui sambungan telepon pada Rabu (12/7/2023).
Sebelumnya Satreskrim Polrestabes Semarang telah melakukan pemeriksaan terhadap delapan saksi.
Kedelapan saksi yang diperiksa meliputi panitia penyelenggara, dokter rumah sakit, dan termasuk pihak keluarga.
Perwakilan keluarga korban diwakilkan ayahnya yang mendatangi kantor Polrestabes Semarang pada Kamis (13/7/2023) sore.
"Pemanggilan ini dalam rangka memenuhi panggilan penyidik untuk mengetahui peristiwa apa yang diketahui keluarga dari apa yang dilakukan korban dari sebelum dan setelah kejadian," papar Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan.

Dari pemeriksaan delapan saksi, pelanggaran sejauh ini hanya berupa kegiatan konser tersebut belum mendapatkan izin.
Donny mengatakan, izin acara tersebut memang belum dikeluarkan lantaran surat permohonan izin yang disampaikan panitia dinilai mendadak.
Pihaknya mencatat, surat dari panitia penyelenggara masuk ke kantor Polsek Semarang Tengah pada Selasa, 4 Juli 2023.
Surat rekomendasi lalu keluar dari Polsek pada Kamis, 6 Juli 2023.
"Surat rekomendasi tersebut masuk ke kantor Polrestabes Semarang pada Jumat tanggal 7 Juli," ungkapnya.
Pihaknya melihat surat permohonan izin tersebut terlalu mendadak antara permohonan sama waktu penyelanggaraan.
Seharusnya dua minggu sampai satu bulan sebelumnya, sudah mengajukan perizinan.
Semisal sesuai dengan ketentuan tersebut, nantinya rekomendasi akan ditingkatkan di Polrestabes sampai dengan keluar perizinan dari ditintelkam Polda.
"Misal dilayangkan jauh-jauh hari bagian intel nanti akan mengecek kesiapan, situasinya, lalu akan mengeluarkan perkiraan intelejen," beber Donny.
Baca juga: Pengantin Didandani sambil Tidur Kini Meninggal Usai 12 Hari Nikah, Kisahnya Viral, Suami Menangis
Sedangkan terkait informasi adanya over kapasitas pengunjung dari 1.000 orang, masih didalami lagi.
"Terkait pengamanan dilakukan dari pihak internal panitia," jelasnya.
"Berhubung acara itu merupakan kegiatan keramaian melibatkan banyak masyarakat Polrestabes menugaskan anggota untuk patroli bukan pengaman di dalam," imbuhnya.
Polisi juga telah mengumpulkan alat-alat bukti lainnya berupa kamera CCTV di lokasi kejadian.
Diakui Donny, kamera CCTV yang berhasil dikumpulkan rekamannya tidak terlalu jelas mengarah di lokasi kejadian.
"Penyebab meninggal dunia desak-desakan masih didalami. Penyitaan CCTV sudah diambil semua," bebernya.

Tak heran, korban menonton konser JKT48 yang mengusung musik ala Jepang ketika datang ke kota Semarang.
Sementara itu ayah Ahmad Arsyad Disky, Edi Sarjo, memaparkan sejumlah hal saat mendatangi kantor polisi untuk pemeriksaan.
Menurutnya anaknya selain menyukai olahraga kempo asal Jepang, juga menyukai musik bernuansa Negara Sakura.
"Ya memang suka JKT48, sering dengerin lagu-lagunya," kata Edi Sarjo, Kamis (13/7/2023) sore, di kantor SPKT Polrestabes Semarang.
Ia tampak masih terpukul anak pertamanya meninggal dunia.
"Seharusnya ada evaluasi (konser JKT 48) agar penyelenggaraan tidak seperti itu supaya tidak ada korban lagi. Cukup anak saya," kata Edi Sarjo sesenggukan.
Apalagi anaknya tersebut merupakan pelajar berprestasi di bidang olahraga Kempo.
3. Anak Tak Diterima PPDB Zonasi, Orang Tua Nekat Ukur Jarak dari Rumah ke Sekolah Pakai Meteran: Kacau

Gara-gara PPDB zonasi anak tak diterima, orang tua di Tangerang nekat ukur jarak ke sekolah pakai meteran.
Orang tua tersebut nekat melakukan hal itu setelah anaknya tak diterima PPDB zonasi di SMAN 5 Kota Tangerang.
Ia mencoba membuktikan kebenaran siswa berjarak 59 meter hingga 100 meter dari sekolah yang diterima.
Setelah melakukan pengukuran dan pencarian, timbul kecurigaan adanya kecurangan.
Baca juga: Ratusan SD Negeri di Ponorogo Kekurangan Siswa, Dindik Buka Opsi PPDB Offline
Unggahan video yang memperlihatkan orang tua siswa nekat mengukur jarak ke sekolah demi memastikan zonasi, itu pun viral di media sosial (medsos).
Melansir Tribun Jabar, aksi tersebut dilakukan sang orang tua bernama Ayip Amir.
Ayip Amir melakukan aksi tersebut lantaran kecewa karena putranya tak diterima di sekolah tujuan lewat PPDB zonasi.
Diketahui putranya tersebut mendaftar ke SMAN 5 Kota Tangerang.
Ayip Amir heran karena tak menemukan siswa yang diterima dengan jarak kurang 100 meter.
Kini video orang tua siswa mengukur jarak ke sekolah tersebut viral.
Seperti salah satunya yang dibagikan oleh akun Instagram @undercover.id.
Dalam keterangan disebutkan, Ayip Amir mengukur jarak terdekat dari pemukiman warga ke SMAN 5 Kota Tangerang secara manual hanya menggunakan meteran.
Ayip Amir sendiri didampingi putranya untuk mencari peserta yang dipastikan diterima di SMAN 5 Kota Tangerang, yang hanya berjarak kurang dari 100 meter.
Namun ia heran karena tak menemukan siswa yang bermukim dekat SMAN 5 Kota Tangerang tersebut.
"Kami sengaja membawa meteran, biar puas sekalian kita cari itu nama siswa yang tertera dari 59 meter hingga 100 meter."
"Dan hasilnya nihil, tidak ada satu pun nama siswa di dekat-dekat sekolah itu," ujar Ayip Amir, dikutip Kamis (13/7/2023).
Dalam video yang beredar, Ayip Amir terlihat membawa meteran mengukur jarak dari sekolah ke salah satu rumah siswa.
Ayip Amir merasa heran karena tak ada siswa yang terdekat, tertera mendaftar ke SMAN 5 Kota Tangerang tersebut.
Ia juga mengaku telah menelusuri beberapa siswa yang diterima dengan jarak terdekat.
Namun ia tak menemukan hasil karena jaraknya yang justru lebih jauh.
"Enggak ketemu siswanya di depan tadi, enggak ada yang daftar di SMA."
"Makanya bingung ini, kacau," ujarnya.
"Posisi siswa yang didepan kita cek nama Sab*** tidak ada, adanya kata Ketua RW kemungkinan ada di belakang, tapi kan itu lebih jauh lagi jaraknya dari SMA."
"Makanya itu, posisinya SMA 5 ngukur jaraknya gimana, zonasinya?" tutur Ayip Amir heran.

Hingga kini video aksi orang tua siswa ukur jarak ke sekolah pakai meteran tersebut sudah menyita perhatian netizen.
Tak sedikit netizen yang memberikan komentar beragam soal PPDB jalur zonasi yang dinilai kontroversial.
Sejumlah netizen pun curiga banyaknya kecuringan dalam sistem PPDB zonasi tersebut.
Ada juga netizen yang menyarankan agar pemerintah kembali memberlakukan sistem nilai.
Berikut beragam komentar netizen:
"Masih mending lewat Nem atau nilai murni UN.. Terbukti kualitasnya di sekolah.. banyak sekolah favorit yg dari dulu terkenal ketat persaingannya, setelah adanya zonasi jadi menurun kualitas anak didiknya.. ini dirasakan semua guru.. namun apapun itu semoga ada jalan keluar yang bisa menjadi solusi saat ini.. semoga pendidikan Indonesia secepatnya menjadi lebih baik lago"
"Orangtua yg melakukan kecurangan dan sekolah ikut juga menerima kecurangan, kasian anaknya pak, dia sekolah udah gak halal, ilmunya gak berkah... Sekolah dimanapun sama bagusnya, cuma gara2 gak di sma favorit jd berlaku curang"
"Luar biasa perjuangan org tua utk menyekolahkan anaknya.. Semangat Bapak2," tulis beragam komentar netizen.
"Lah emang ga ada sosialisasi penghitungan jarak itu ditarik secara garis lurus? Gunanya google maps apa dong"
"PPDB Zonasi jadi ajang jual beli bro, banyak kasusnya di daerah gue dari tahun lalu"
4. Anak Pejabat & Pengusaha Ketahuan Pura-pura Miskin, Daftar Sekolah Pakai SKTM saat PPDB: Dicoret

Ketahuan pura-pura miskin, anak pejabat dan pengusaha ternyata daftar sekolah pakai Surat Keterangan Tidak Mampu atau SKTM.
Kecurangan data tersebut diperoleh saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Afirmasi di SMAN 1 Kota Serang.
Ini terungkap setelah pihak sekolah melakukan verifikasi faktual dengan mendatangi rumah pendaftar.
Hal itu seperti diungkap oleh Penjabat Gubernur Banten, Al Muktabar.
Baca juga: PPDB Zonasi Bermasalah, Siswa Tak Lolos Dapat Bantuan Biaya Sekolah Swasta? Ini Kata Kemendikbud
Melansir Kompas.com, ia mengungkap, dua orang pendaftar merupakan anak pejabat dan pengusaha.
Mereka mendaftar sekolah dengan menyertakan SKTM yang dikeluarkan pemerintah setempat.
Mengetahui adanya manipulasi syarat pendaftaran, pihak sekolah kemudian mencoretnya.
Lantaran tidak masuk kriteria yang harus diprioritaskan di jalur PPDB afirmasi.
"Sudah dicoret, enggak bisa. Karena slotnya memang untuk afirmasi tadi kriterianya (kurang mampu)," kata Al Muktabar di SMAN 1 Kota Serang pada Rabu (12/7/2023).
Dikatakan Al Muktabar, jalur afirmasi diprioritaskan untuk masyarakat tidak mampu untuk mendapatkan kesempatan bersekolah di SMA/SMK Negeri.
Mantan Sekda Banten tersebut mengungkapkan, daya tampung PPDB pada jalur afirmasi masih belum terpenuhi.
Oleh karena itu, ia mengintruksikan kepada seluruh kepala sekolah untuk memenuhi kuota dengan mencari siswa dari kalangan tidak mampu agar beban biaya pendidikan mereka selanjutnya ditanggung pemerintah.
"Pada dasarnya, afirmasi itu untuk memberikan hak kepada saudara kita yang kurang mampu, kita akan cari."
"Yang tidak mampu silakan sampaikan, nanti kita akan datangi dan membuat berita acara," ujar Al Muktabar.
Hal senada juga diungkapkan Kepala SMAN 1 Kota Serang, M Najih.
Ia mengatakan, ditemukan ada pendaftar di jalur afirmasi dari kalangan pejabat dan pengusaha.
Dua pendaftar tersebut menggunakan SKTM asli.
Namun saat diverifikasi ke lapangan, ternyata keduanya dari kalangan keluarga mampu.
"Satu punya toko yang besar di Pasar Lama. Satu lagi anaknya calon anggota dewan (pejabat), rumahnya tingkat pula," kata Najih.
Hasil verifikasi tersebut diputuskan kedua pendaftar ini tidak diterima atau ditolak.
Dikatakan Najih, kuota di jalur afirmasi masih ada 59 kursi yang belum terisi.
"Jalur afirmasi sejak dibuka hanya 18 orang yang mendaftar. Namun, hanya enam yang lulus verifikasi," ujar Najih.

Sementara itu orang tua di Tangerang nekat ukur jarak ke sekolah pakai meteran gara-gara PPDB zonasi anak tak diterima.
Orang tua tersebut nekat melakukan hal itu setelah anaknya tak diterima PPDB zonasi di SMAN 5 Kota Tangerang.
Ia mencoba membuktikan kebenaran siswa berjarak 59 meter hingga 100 meter dari sekolah yang diterima.
Setelah melakukan pengukuran dan pencarian, timbul kecurigaan adanya kecurangan.
Unggahan video yang memperlihatkan orang tua siswa nekat mengukur jarak ke sekolah demi memastikan zonasi, itu pun viral di media sosial (medsos).
Melansir Tribun Jabar, aksi tersebut dilakukan sang orang tua bernama Ayip Amir.
Ayip Amir melakukan aksi tersebut lantaran kecewa karena putranya tak diterima di sekolah tujuan lewat PPDB zonasi.
Diketahui putranya tersebut mendaftar ke SMAN 5 Kota Tangerang.
Ayip Amir heran karena tak menemukan siswa yang diterima dengan jarak kurang 100 meter.
Kini video orang tua siswa mengukur jarak ke sekolah tersebut viral.
Seperti salah satunya yang dibagikan oleh akun Instagram @undercover.id.
Dalam keterangan disebutkan, Ayip Amir mengukur jarak terdekat dari pemukiman warga ke SMAN 5 Kota Tangerang secara manual hanya menggunakan meteran.
Ayip Amir sendiri didampingi putranya untuk mencari peserta yang dipastikan diterima di SMAN 5 Kota Tangerang, yang hanya berjarak kurang dari 100 meter.
Namun ia heran karena tak menemukan siswa yang bermukim dekat SMAN 5 Kota Tangerang tersebut.
"Kami sengaja membawa meteran, biar puas sekalian kita cari itu nama siswa yang tertera dari 59 meter hingga 100 meter."
"Dan hasilnya nihil, tidak ada satu pun nama siswa di dekat-dekat sekolah itu," ujar Ayip Amir, dikutip Kamis (13/7/2023).
Dalam video yang beredar, Ayip Amir terlihat membawa meteran mengukur jarak dari sekolah ke salah satu rumah siswa.
Ayip Amir merasa heran karena tak ada siswa yang terdekat, tertera mendaftar ke SMAN 5 Kota Tangerang tersebut.
Ia juga mengaku telah menelusuri beberapa siswa yang diterima dengan jarak terdekat.
Namun ia tak menemukan hasil karena jaraknya yang justru lebih jauh.
"Enggak ketemu siswanya di depan tadi, enggak ada yang daftar di SMA."
"Makanya bingung ini, kacau," ujarnya.
"Posisi siswa yang didepan kita cek nama Sab*** tidak ada, adanya kata Ketua RW kemungkinan ada di belakang, tapi kan itu lebih jauh lagi jaraknya dari SMA."
"Makanya itu, posisinya SMA 5 ngukur jaraknya gimana, zonasinya?" tutur Ayip Amir heran.
---
Berita Jatim dan Berita Viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
berita viral terpopuler
nasib terkini siswi SMKN 1 Sale Rembang
siswi berdialog dengan Gubernur Jawa Tengah
Kepala Sekolah SMKN 1 Sale
Ganjar Pranowo
Widodo
viral di media sosial
pungutan liar (pungli) berkedok infak
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Semarang
konser JKT48
RS Telogorejo
PPDB zonasi
ukur jarak ke sekolah pakai meteran
pura-pura miskin
anak pejabat
Surat Keterangan Tidak Mampu
SMAN 1 Kota Serang
BOLA TERPOPULER: Daftar Tim Arema FC Super League 2025/2026 - Leo Lelis Pemain Baru Persebaya |
![]() |
---|
VIRAL TERPOPULER: 4 Merek Beras Premium Oplosan - Kondisi TKW Ida yang Kepalanya Disetrika Majikan |
![]() |
---|
JATIM TERPOPULER: Siswa Mundur di Sekolah Rakyat Ponorogo - Penertiban Bendera One Piece di Surabaya |
![]() |
---|
BOLA TERPOPULER: Pelatih Persebaya Puji Toni Firmansyah - Prediksi Starting XI Arema FC |
![]() |
---|
VIRAL TERPOPULER: Sosok Pengusaha Jual Ratusan NMax Bodong - Alasan Mbah Saiun Nikahi Gadis Bengkulu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.