Tahun Baru Islam 1445 H
Kirab Pusaka di Bumi Reog, Napak Tilas Perpindahan Pusat Kota Ponorogo
Rangkaian Grebeg Suro 2023 di Ponorogo memasuki akhir. Satu diantaranya yang paling dinanti adalah kirab pusaka di bumi reog.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Rangkaian Grebeg Suro 2023 di Ponorogo memasuki akhir.
Satu diantaranya yang paling dinanti adalah kirab pusaka di bumi reog.
Pada 2023, kirab pusaka dilaksanakan, Selasa (18/7/2023) sore.
Pantauan wartawan Tribunjatim.com, rangkaian kirab pusaka dimulai dari makam Batoro Katong di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.
Ada 3 pusaka yang dikirab. Adalah Pusaka yang dikirab adalah Payung Songsong Tunggul Wulung, Tombak Tunggul Nogo dan Angkin Cinde Puspito. Ketiga pusaka itu dibawa oleh 3 lurah yang berada di Kecamatan Jenangan.
Baca juga: Kabar Duka, Balita Penderita Tumor Mata di Ponorogo Meninggal, Belum Sempat Operasi dan Kemoterapi
Di belakangnya, terdapat rombongan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko beserta istri dibawa dengan kereta kuda. Di belakangnya lagi Wakil Bupati, Lisdyarita.
Diikuti Forpimda seperti Kapolres Ponorogo, AKBP Wimboko, Dandim 0802 Letkol Inf Hirta Juni. Setelahnya para kepala dinas di Kanupaten Ponorogo.
Kirab ini disaksikan oleh ribuan pasang mata di sepanjang rute kirab. Warga antusias dengan acara tahunan ini,
Menurut informasi gelaran kirab pusaka ini selain mengarak ketiga pusaka juga bagian dari napak tilas perpindahan pusat kota Ponorogo.
Dimana dulu berada di Kota Lama atau saat ini di Kelurahan Setono, pindah ke Kota Tengah atau yang sekarang menjadi pusat pemerintahan Ponorogo.
Baca juga: 5 SDN di Ponorogo Tak Dapat Siswa Sama Sekali, Bupati Kang Giri Menduga Jumlah Kelahiran Turun
"Kirab pusaka ini simbol perpindahan pusat pemerintahan dari Kota Lama ke Kota Tengah. Perpindahan itu terjadi pada tahun 1837 saat bupatinya Eyang Mertonegoro," kata salah satu budayawan Ponorogo, Sunarso.
Dia mengaku bahwa sejarah awalnya bahwa Kabupaten Ponorogo ada empat Kadipaten. Keempat kadipaten itu adalah Pedanten, Kuto Wetan, Sumoroto dan Polorejo.
Keempatnya memiliki kekosongan kepemimpinan dan dijadikan satu Kadipaten dan dipimpin oleh Mertonegoro, menjadi Kabupaten Ponorogo.
‘’Tapi saat itu hanya Sumoroto yang belum bergabung dan baru tahun 1887 bergabung menjadi satu Kabupten Ponorogo,’’ pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.