Berita Viral
Rumah Mewah di Kawasan Elit Ini Dijuluki Hunian Terkutuk, Orang Tak Mau Tinggal, Punya Kisah Kelam
Inilah kisah tentang rumah yang dijuluki hunian terkutuk. Padahal sekilas rumah itu tampak mewah. Ada kisah kelam di baliknya, orang tak mau tinggal
TRIBUNJATIM.COM- Inilah kisah tentang rumah yang dijuluki hunian terkutuk.
Padahal sekilas rumah itu tampak mewah.
Ada kisah kelam di baliknya, orang tak mau tinggal.
Dilansir dari TribunStyle, di tengah hiruk pikuk kota metropolitan terdapat sebuah rumah mewah yang ditinggal pemiliknya.
Padahal rumah tersebut terletak di kawasan elit yang terkenal memiliki harga sangat mahal.
Akan tetapi, rumah mewah itu sangat amat disayangkan terbengkalai begitu saja, tidak dimanfaatkan.
Lalu apa yang menyebabkan rumah yang mewah di tengah kota metropolitan itu kosong?
Baca juga: Tak Lagi Seram, Makam Warna-warni di TPU Kramat Jati Malang bikin Peziarah Nyaman: Nggak Angker
Melansir dari sebuah channel YouTube, rumah tersebut berada di kawasan elite Senayan, Jakarta Selatan.
Kawasan yang terkenal memiliki standar harga rumah puluhan miliar ini tetap saja ada rumah mewah yang tak berpenghuni.
Seolah tak sayang uang miliaran, pemilik rumah terlihat pilih mengosongkan rumahnya saja.
Rupanya, rumah tersebut memiliki cerita kelam yang membuat orang tak berani menempati ataupun sekedar mampir.
Bahkan info dari sebuah sumber, rumah itu dijuluki sebagai rumah terkutuk saking banyaknya kisah seram.
Channel YouTube Bucin TV berani masuk rumah Senayan yang dijuluki terkutuk itu.
Yang mana tayangannya sejak enam bulan lalu, sudah disaksikan sebanyak 118 ribu kali.
Dari informasi yang disampaikan, warga sekitar meyakini rumah kosong ini sebagai rumah yang terkutuk.
3 Penghuni rumah yang sempat mendiami rumah tersebut secara bergantian mendapatkan gangguan para makhluk ghaib.
Dari yang dinarasikan oleh Bucin TV, penghuni pertama sekitar era 80 an, meninggal tanpa sebab yang pasti.
Penghuni kedua pun merasakan hal yang sama, seperti saat sedang salat hingga tidur ditarik selimutnya.
Kemudian di tahun 90 an, rumah dibeli oleh seorang pria Tionghoa asal Surabaya yang jika berada di rumah tersebut dia merasa tidak enak badan.
Kini rumah itu kosong dan rusak, banyak bagian rumah yang jatuh dan ambrol karena lapuk.
Tumbuhan pun hidup dengan liar dari depan rumah daerah pintu gerbang yang berbatasan langsung dengan jalan raya.
Rumah mewah itu memiliki taman belakang yang rindang karena tidak berpenghuni maka pohon yang tumbuh cukup besar.
Seperti halnya rumah-rumah mewah, terdapat banyak ruangan dan kamar termasuk kamar ART yang masih ada TV jadul.
Rumah dua lantai ini, terhitung sudah sekitar 20 tahun kosong sejak penghuni terakhir yang menempatinya.
Maka perabotan yang tersisa sudah hampir hancur karena rusak termakan waktu serta cuaca.
Kisah serupa juga pernah terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.
Pantas saja betah, begini kondisi rumah Septi dan orang tuanya yang tinggal di Kampung Suci dalam hutan angker.
Ya, kampung di Yogyakarta yang dulunya dihuni banyak warga tersebut kini hanya menyisakan satu keluarga saja.
Mereka adalah Sumiran bersama istri, Sugiati, dan putrinya bernama Septi.
Ia memilih tetap bertahan meski hanya mereka bertiga saja di sana.
Melansir TribunnewsBogor.com, lokasi kampung mati ini berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Di wilayah tersebut ada sebuah kampung yang diberi nama Kampung Suci yang lokasinya di tengah-tengah hutan.
Kampung Suci kini seperti kampung mati lantaran ditinggalkan penghuninya sejak beberapa tahun lalu.
Hanya keluarga Sumiran yang tetap bertahan menghuni rumahnya, meski jauh dari warga yang lain.
"Dulu ada tujuh rumah, sekarang pada pindah semua," ujar Sumiran, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Jejak Bang Ibra pada Senin (29/5/2023).
"Saya sudah 24 tahun tinggal di sini (Kampung Suci)," imbuh Sumiran melanjutkan ceritanya.
Untuk menuju Kampung Suci bukanlah hal yang mudah.
Sebab akses menuju Kampung Suci ini terbilang sulit melewati jalan setapak tanah, batu, dan pepohonan rimbun.
Tak hanya itu, aksesnya juga tak datar seperti di perkotan.
Namun jalan setapak menuju Kampung Suci tersebut aksesnya menurun dan juga menanjak.
Sumiran bercerita, sepinya Kampung Suci ini lantaran warganya memilih pindah ke perkampungan yang lebih ramai.
Salah satu penyebabnya lantaran akses jalan yang sulit dijangkau.
"Sudah empat tahunan warga meninggalkan Kampung Suci. Tinggal saya yang bertahan di sini," tutur Ayah satu orang anak ini.
Di kawasan Kampung Suci ini ternyata bukan hanya rumah Sumiran yang masih berdiri kokoh.
Namun ada rumah warga lainnya yang jaraknya pun lumayan jauh dari kediaman Sumiran.
Meski begitu, rumah tersebut pun sudah tak berpenghuni karena pemiliknya telah pindah rumah.
"Ada satu lagi rumahnya kosong, untuk rumah yang lainnya sudah tidak ada."
"Karena sudah dijual oleh pemiliknya," kata Sumiran.
Rumah yang dihuni Sumiran dan keluarganya terbilang sangat sederhana.
Bagian dindingnya terbuat dari kayu dan lantainya masih tanah.
Meski begitu rumah tersebut terlihat cukup luas.
Di sekelilingnya tampak pepohonan dan kebun bekas rumah warga yang ditinggalkan.
Sumiran sendiri sehari-harinya bekerja di hutan tersebut dengan mencari kayu.
Ia juga membuat beberapa furniture dari kayu yang ia ambil dari hutan.
Bukan cuma terpencil, rumah Sumiran juga terkesan angker karena lokasinya berada di tengah-tengah hutan belantara.
Kendati tinggal di tengah hutan sendirian, Sumiran mengaku tak takut.
"Enggak ada yang saya takuti, dari dulu di sini enggak ada apa-apa," tuturnya.
Hal itu justru berbeda dengan cerita Septi dan ibunya.
Sang ibu pernah punya pengalaman mengerikan saat suaminya sedang pergi ke kampung sebelah.
"Tiba-tiba pas mati lampu ada yang gebrak meja, lalu pindah ke kamar," kata Sumiati.
Cerita serupa juga pernah dialami oleh Septi di rumah angker tersebut.
"Aku lihat ada badannya tinggi, warna putih, sering lihat juga yang lewat di dekat pohon bambu," tutur Septi.
Tinggal di rumah yang berada di tengah-tengah hutan, membuat Septi akrab dengan lingkuhan sekitarnya.
Ia pun sering menghabiskan waktu untuk bermain di sungai yang berada di tengah perjalanan menuju ke rumahnya.
"Jembatannya sudah mau rusak, aku takut, tapi ya aku pilih hati-hati saja," kata Septi dengan riang.
Meski hanya tinggal bertiga saja dengan ayah dan ibunya, namun Septi mengaku nyaman.
"Tinggal di hutan seneng, aku bisa jaga hewanku. Anjing, kucing, ayam," katanya bercerita.
Sepulang sekolah, Septi biasanya makan masakan ibunya.
Masakan kesukaan Septi pun sangat sederhana, yakni nasi dan tempe bacem.
"Karena di gunung, sulit kan untuk cari lauk, jadi dia makan sama tempe, kadang kecap," kata Sumiati.
Meski makan dengan lauk seadanya, Septi pun tetap ceria.
Apalagi ia sesekali bercanda dengan hewan peliharaannya yang berkeliaran di dapur.
"Kalau makan sering digangguin sama ayam dan kucing," kata Septi sambil melahap nasi dan tempe bacemnya.
Di tengah kondisi rumahnya yang sederhana terbuat dari kayu dan lantai masih tanah, Septi dan orang tuanya betah tinggal di Kampung Suci.
Sumiati pun mengaku harus berjalan jauh untuk membeli kebutuhan sayur di pasar.
"Ke pasar dua minggu sekali, jalan kaki jauh. Sekitar satu kilometer lebih," katanya.
Meski jarak rumahnya ke sekolah jauh, namun Septi tetap semangat mengejar cita-cita.
Septi yang hobi menggambar ini memiliki cita-cita menjadi seorang guru melukis.
Ia juga tetap bersekolah meski harus menempuh perjalanan yang cukup jauh.
Sebab ia harus menembus hutan dan melintasi jalan setapak dan berbukit untuk tiba di sekolahnya.
Siswi SD di Yogyakarta ini harus menempuh perjalan lebih dari satu kilometer setiap harinya untuk bisa bersekolah.
Meski harus berjalan kaki dengan kondisi jalanan yang mengerikan, Septi tetap semangat pergi ke sekolah.
"Kalau hujan juga tetap berangkat (sekolah)," kata Sumiran.
Jarak yang ditempuh Septi dari rumah ke sekolah lalu kembali lagi ke rumah sekitar 3 kilometer.
Septi biasa diantar jemput ke sekolah oleh ibu atau ayahnya pada pagi hari.
"Kalau sama ibu jalan kaki, kalau sama bapak kadang digendong."
"Karena kan (bapak) tangannya besar," pungkas Septi.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
hunian terkutuk
Senayan
Jakarta Selatan
YouTube
rumah mewah
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita viral terkini
Sosok Herly Puji Sekdis Dicopot Gubernur karena Main HP hingga Minta Kado Ultah, Hartanya Rp300 Juta |
![]() |
---|
Penampakan Warung di Pantai Diduga Getok Harga Mi Rp 25 Ribu, Penjual Membantah: Indomie Komplit |
![]() |
---|
Ari Wibowo Tiba-tiba Tak Bisa Pakai ATM Saldo Rp 750 Juta, Syok Ada yang Ngaku Dirinya di Sulawesi |
![]() |
---|
Aksi Bidan Jual Beli Bayi Terungkap dari Ayah yang Tak Terima, Harga sampai Rp 30 Juta |
![]() |
---|
Lebih Kaya dari Presiden Prabowo, Sosok Widiyanti Putri Wardhana Minta Air Galon untuk Mandi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.