Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ibadah Haji 2023

Kondisi Terkini 1 Jemaah Haji asal Palembang Hilang di Arafah, KJRI Terus Cari: Tak Ada Batas Waktu

Hingga hari ini, 1 jemaah haji asal Kloter Palembang 20, Idun Rohim Zen yang hilang saat fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina belum ditemukan.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/GALIH LINTARTIKA
Salah satu petugas PPIH Arab Saudi membantu mendorong jemaah haji asal Makassar yang kehilangan rombongan dan kursi rodanya kembali ke hotelnya dari pelataran Masjid Nabawi. 

Saat mereka layak maka akan dipulangkan diantar oleh teman-teman dari Konsulat Jenderal RI melalui staf teknis urusan haji atau Kantor Urusan Haji (KUH). 

Baca juga: Jemaah Haji Asal Trenggalek Dijadwalkan Tiba di Pendopo Besok, Beda Jam Kloter 46 dan 47

"Jadi usaha pencarian terus terus dilakukan dari berbagai sisi. rumah sakit juga tempat-tempat penyimpanan jenazah yang kita terus mencari," ucapnya. 

Apabila nanti ada pernyataan resmi dari pihak Arab Saudi, kata Zaenal, pihaknya akan menyampaikan kepada keluarga dan masyarakat.  

"Kita juga ada konsulat, itukan berhubungan dengan pemerintah Arab Saudi. kita juga membangun jaringan," tambah Zaenal.

Selama operasional haji, memang banyak jemaah yang hilang dan tersesat terpisah dari rombongannya. Salah satu faktornya adalah kesadaran membawa identitas pribadi.

Dari pengalaman penulis yang juga menjadi bagian dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023 banyak jemaah yang melanggar aturan.

Aturan yang dilanggar adalah, tidak tertibnya membawa identitas pribadi jemaah. Kesadaran jemaah untuk membawa identitas masih minim sekali.

Mayoritas, jemaah sering melupakan identitas diri. Padahal itu berbentuk gelang yang seharusnya melekat di tangan kanan atau kiri jemaah.

Di dalam gelang itu, tertera nomor paspor , nama jemaah, kloter dan asal negara. Sangat lengkap untuk mendeteksi keberadaan rombongan jemaah yang tersesat.

Selain itu, ada juga kartu. Mayoritas jemaah tidak membawa kartu yang diberi oleh Kementrian Agama. Didalamnya juga berisikan informasi yang lengkap.

Bahkan, di kartu itu juga dilengkapi dengan scan barcode. Yang itu terkoneksi dengan aplikasi haji pintar. Ketika di scan akan muncul informasi jemaah.

Lengkap dengan nomor telpon ketua rombongannya atau ketua kloternya. Dua identitas itu harus melekat di tubuh jemaah selama operasional haji.

Fungsinya, ketika jemaah ini tersesat dan terpisah dari rombongan, mereka tidak perlu panik , dan cukup datangi petugas haji yang sudah tersebar di beberapa titik.

Baik itu Madinah ataupun Mekkah. Ada petugas khusus yang ditempatkan di seputaran Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Mereka stand by 24 jam untuk melayani.

Petugas sektor khusus disiagakan karena memang dua masjid itu menjadi epicentrum jemaah. Mobilitas jemaah ada di area masjid baik itu Nabawi atau Masjidil Haram.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved