Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pengakuan Camat Viral Dimutasi Diduga Gara-gara Nasi Goreng: Saya Biasa Guyonan, Ikhlas Posisi Baru

Ade Bhakti buka suara meluruskan spekulasi yang beredar bahwa dirinya dimutasi gara-gara nasi goreng.

Kolase Instagram/@adebhakti dan KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf
Eks Camat Gajah Mungkur, Kota Semarang Ade Bhakti. 

TRIBUNJATIM.COMĀ - Sosok camat dimutasi diduga gara-gara nasi goreng tengah menjadi perbincangan publik di media sosial.

Camat tersebut lantas dimutasi ke posisi sekretaris pemadam kebakaran atau Damkar Kota Semarang.

Ia adalah Ade Bhakti, Camat Gajahmungkur Kota Semarang.

Ade Bhakti pun buka suara meluruskan spekulasi yang beredar bahwa dirinya dimutasi gara-gara nasi goreng.

Seperti diketahui, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengadakan lomba Masak Nasi Goreng Khas Mbak Ita dalam rangka HUT ke-78 Kota Semarang pada Rabu (26/7/2023).

Lomba itu dimaksudkan untuk mempromosikan konsep ketahanan pangan, urban farming, keseimbangan gizi makanan, dan penanggulangan stunting pada masyarakat luas.

Baca juga: Sosok Camat yang Viral Dimutasi Gara-gara Nasi Goreng, Siap Saja Kalau Saya, Postingan IG Disoroti

Terkait hal tersebut, Ade Bhakti meluruskan spekulasi yang beredar.

Ade Bhakti mengatakan, pihaknya tidak memiliki maksud tertentu ketika membuat konten soal nasi goreng.

"Konten nasi goreng enggak ada maksud terselubung karena itu biasa. Kalau panjenengan (Anda) atau teman-teman lihat konten saya itu saya biasa guyonan (candaan) sama staf," ujarnya, Rabu (2/8/2023), dilansir dari Kompas.com.

Dia juga mengatakan di hari itu, dirinya bersama para staf justru ikut membantu para warga membuat konten nasi goreng.

"Nah malam-malam kan lapar. Terus saya kasih uang ke mas Galih (salah satu staf) untuk membeli makanan," terang Ade Bhakti.

Dalam posisi kelelahan, Ade Bhakti dan para staf sepakat untuk membeli nasi goreng di dekat kantor karena praktis.

"Mungkin kalau ada yang menghubung-hubungkan iya, tapi yang pasti bukan saya," jelas Ade Bhakti.

Baca juga: Kini Malu? Pak Camat di Pati yang Ketahuan Selingkuh Ngumpet hingga Pemkab Bertindak

Eks Camat Gajah Mungkur, Kota Semarang Ade Bhakti
Eks Camat Gajah Mungkur, Kota Semarang Ade Bhakti (KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf)

Dia tak memungkiri jika unggahannya itu mengandung banyak persepsi.

Menurutnya, bagi siapa pun yang merasa tersindir dengan postingan tersebut merupakan bagian dari persepsi subjektif.

"Kalau mungkin ada yang merasa tersindir atau lain sebagainya itu subjektif," ujarnya.

Pada salah satu kontennya, Ade Bhakti memang membahas soal nasi goreng setelah membuat video dengan warga pada sore hari.

"Waktu itu malam hari, sorenya syuting video sama warga yang minta tolong dibuatkan video. Kemudian menunya nasi goreng, terus saya ngomong, lah sego goreng meneh (nasi goreng lagi)," kata Ade Bhakti.

Dia melontarkan ucapan tersebut lantaran sudah seharian makan nasi goreng.

Meski demikian, dia mengapresiasi program 'Nasi Goreng Mbak Ita' karena bisa mengenalkan nama wali kota ke warga sekitar.

"Meskipun nama wali kotanya panjang dan tapi kan nasi gorengnya namanya pendek," imbuhnya.

Baca juga: Chat Tak Pantas Pak Camat di Pati dan Istri Polisi Tersebar: Bilango Istrimu Aku Minta Ya

Camat Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah Ade Bhakti dimutasi diduga karena postingan nasi goreng
Camat Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah Ade Bhakti dimutasi diduga karena postingan nasi goreng (KOMPAS.COM/screenshot akun Instagram @adebhakti)

Tak Tahu Alasan Dimutasi

Disinggung soal pemindahannya, Ade Bhakti mengaku tidak tahu parameter apa yang digunakan.

"Saya enggak tahu (parameternya). Menurut saya Gajahmungkur selama saya pimpin ya prestasinya tidak jelek-jelek amat," ujarnya.

Selama masa kepemimpinannya di triwulan pertama dan kedua 2023, Ade Bhakti mengatakan evaluasi kinerja Kecamatan Gajakmungkur meraih peringkat paling atas di antara 16 kecamatan lainnya.

"Kalau bicara stunting, ketika saya masuk ada 60-an, ini saya tinggal 20-an. Kemudian urban farming, Gajahmungkur juga dapat CSR dari perbankan senilai Rp 100 juta. Ada yang dua kali Rp 150 juta dan Rp 100 juta," kata dia.

"Coba dibandingkan teman-teman lain yang mati (urban farming-nya) juga banyak gitu. Jadi ya enggak tahu (alasan mutasi). Tanyakan ke yang mindah, ke wali kotanya langsung," tambah Ade Bhakti.

Kendati demikian, Ade Bhakti mengatakan siap menjalani tugasnya yang baru.

"Kalau secara aturan camat dan sekdin itu eselonnya sama, kelas jabatannya sama. Jadi sebagai ASN yang taat terhadap aturan, ya harus dijalani sebagai bagian dari perjalanan karier," ucapnya.

Ade Bhakti mengaku senang dengan posisinya kini sebagai sekretaris pemadam kebakaran atau Damkar Kota Semarang karena merupakan hal yang baru.

Baca juga: Malunya Pemkab Tuban Motor Dinas Dipakai Jambret Mama Muda, Pelaku Dapat Rp10 Juta, Camat: Tercoreng

"Memang saya belum pernah di situ (Damkar Kota Semarang). Jadi ada tantangan buat saya sebagai ASN muda," jelasnya.

Dia bahkan sudah merencanakan program inovasi yang bakal digagasnya, seperti penerapan teknologi, konsep modern, dan kemudahan pelayanan Damkar.

Ade Bhakti mengibaratkan mutasi yang dialaminya sebagai pelepasan atribut baju yang dia kenakan.

"Kemarin (pakai) baju camat sekarang dilepas dan ganti baju pemadam kebakaran," ungkap Ade Bhakti.

Pemilik moto hidup Urip iku kudu Urup itu mengaku ikhlas tidak akan patah semangat dengan proses mutasi dirinya.

"Jadi jalani ini saja yang penting memberikan manfaat yang banyak ke masyarakat yang lebih luas," tandas dia.

Mutasi bukan karena konten nasi goreng

Terpisah, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan terkait mutasi Ade Bhakti, pada Rabu (2/8/2023).

Wanita yang kerap disapa Mbak Ita itu dengan tegas mengatakan mutasi Ade Bhakti tidak berkaitan dengan konten nasi goreng.

"Tidak ada (kaitannya)," tegas Ita.

Menurutnya, mutasi merupakan hal yang biasa terjadi dalam organisasi.

"Mutasi jabatan adalah hal yang biasa untuk penyegaran dan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi," kata dia.

Selain itu, mutasi yang dilakukan juga sudah disusun melalui proses yang panjang.

"Bayangkan kami mutasi hampir 500 orang. Kan tidak mungkin ditentukan 1-2 hari," ucapnya.

Dalam proses mutasi, Ita berkata, Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) akan menilai dari semua aspek.

Adapun mutasi akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan formasi dan organisasi.

"Mungkin ada masyarakat yang tidak tahu bahwa proses mutasi memerlukan waktu panjang," tandasnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved