Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Pilu Diman Hidupi Ketiga Adiknya, Ortu Malah Pergi Usai Cerai, Pontang-panting Cari Uang

Ditinggal kedua orang tuanya yang cerai, seorang pemuda berusia 23 tahun menjadi tulang punggung bagi tiga adiknya.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
via Tribunnews-Sultra.com
Nasib pemuda harus menghidup ketiga adiknya setelah ditinggal kedua orang tua usai bercerai 

TRIBUNJATIM.COM - Ditinggal kedua orang tuanya yang cerai, seorang pemuda berusia 23 tahun menjadi tulang punggung bagi tiga adiknya, ia menghidupi dan menyekolahkan mereka.

Hal itu dialami pemuda bernama Diman warga Kelurahan Toriki, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Menjadi sulung dari empat bersaudara, Diman harus menunjukkan tanggung jawabnya kepada adik-adiknya.

Ia harus berjuang sekuat tenaga dengan cara menjadi buruh setelah orang tuanya pergi entah kemana.

Baca juga: Derita Anak Ditinggal Ibu Minggat dan Ayah Sakit, Rela Ditunggangi Demi Rp 10 Ribu, Nasib Terungkap

Diketahui kedua orang tua Diman masih ada, hanya saja mereka telah pergi setelah memutuskan bercerai.

Ayah dan ibu Diman kini masih-masing sudah menikah lagi dan tinggal bersama keluarga baru.

Setelah mendapat kehidupan baru, mereka malah lupa ke empat anaknya yang kini harus berjuang.

Keempatnya terlantar oleh orang tua yang sengaja meninggalkan mereka.

Ditinggal orang tuanya, kondisi empat anak tersebut sungguh memprihatinkan.

Tak pelak kisah empat bersaudara ini viral di media sosial, setelah mereka ketahuan berjuang hidup.

Mereka kini tinggal di rumah yang diketahui dibangun di atas tanah milik salah seorang dokter di BLUD RS Konawe.

Di rumah inilah, Diman dan ketiga adiknya tinggal dengan segala keterbatasan.

Pemuda tersebut pun harus jadi tulang punggung karena ayah ibunya pergi.

Dia menghabiskan masa mudanya dengan bekerja serabutan untuk menghidupi adik-adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Diman yang bekerja serabutan menanam nilam ini berkata, dia dan adik-adiknya tidak lagi berkomunikasi dengan kedua orang tuanya setelah ditinggalkan.

"Selama ini belum pernah datang ke sini lagi dan belum pernah di telepon," jelas Diman, seperti dilansir dari Tribun Solo, Kamis (3/8/2023).

"Keluarga orang tuaku tidak ada di sini, kecuali ada om satu orang, tapi jauh tinggalnya," lanjut Diman.

Diman mengatakan, sudah ada perwakilan Dinsos Kabupaten Konawe, Polsek Unaaha, dan Lurah Toriki, yang ke rumahnya.

"Iya sudah ada orang datang dari Dinsos dan beberapa yang lain. Katanya Jumat (4/8/2023) ini mau kembali ke sini ramai-ramai," jelas Diman.

Sejak orang tuanya bercerai dan masing-masing telah menikah lagi, Diman menjelaskan kehidupannya bersama ketiga adiknya di rumah sederhana dan serba kekurangan.

"Sejak orang tua berpisah dan pergi dari sini, saya tinggal dengan adik-adik," ucap Diman.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama adik-adiknya, Diman harus bekerja serabutan.

"Saya kerja menanam nilam di pertanian, per hari biasa dapat Rp50 ribu."

"Alhamdulillah bisa untuk makan sama adik-adik," ujarnya.

Baca juga: 2 Balita Anak Ibu di Pati Terlantar Ditinggal Ayah Pelaku KDRT, Makan dari Kulkas, Adik Bayi Dipeluk

Berdasarkan pengakuan Diman, kedua orang tuanya sekarang ini sudah memiliki keluarga masing-masing.

Ibunya sudah menikah lagi dan tinggal di Moramo.

Sementara ayahnya juga sudah memiliki keluarga baru dan tinggal di daerah lain.

"Sekitar satu tahun enam bulan lalu kami ditinggalkan."

"Bapak yang duluan pergi, baru ibu juga pergi," terang Diman.

Ketiga adik Diman yakni Sumadun (9) kini duduk di Kelas IV, serta Rendi dan Randi (8) yang duduk di Kelas III, di SD Negeri 1 Parauna.

Diman dan ketiga adiknya di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, yang kini berjuang sendirian demi memenuhi kebutuhan setelah ditinggal orang tuanya
Diman dan ketiga adiknya di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, yang kini berjuang sendirian demi memenuhi kebutuhan setelah ditinggal orang tuanya (via TribunnewsSultra.com)

Sebelumnya kisah perjuangan empat bocah bersaudara di Bone, Sulawesi Selatan, harus bertahan hidup tanpa orang tua turut jadi sorotan publik.

Empat bocah tersebut bernama Nisa Bila Maulana (12), Salsabila Maulana (8), Rizky Maulana (5), dan Hafid Maulana (2).

Mereka hidup sendiri karena sang ibu meninggal kecelakaan, sementara ayah sudah empat tahun tanpa kabar.

Di usia masih sangat muda, keempat anak ini harus hidup tanpa kasih sayang orang tua.

Ibunya, Suriani (40), meninggal dunia akibat terjatuh dari motor usai mencari nafkah di Pasar Palakka, Selasa (6/6/2023). sekitar pukul 17.00 WIT

Sementara ayahnya, sudah empat tahun pergi merantau dan tak kunjung memberi nafkah, apalagi sekadar memberi kabar.

"Katanya mau pergi merantau saja, tapi tidak pulang-pulang," kata paman, Usman, yang kini mengasuh empat anak tersebut.

"Kurang lebih dua tahun merantau ke Marisa, Sulawesi Utara, dan tidak pernah menafkahi anaknya," lanjutnya, kepada Tribun Timur, Sabtu (10/6/2023).

Meski tanpa kasih sayang kedua orang tua, keempat anak ini tak putus asa.

Mereka tetap melanjutkan pendidikan.

Nisa Bila Maulana, sebentar lagi akan masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Salsabila Maulana masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Karena masih sangat muda, Rizky Maulana dan Hafid Maulana belum sekolah.

Mereka tinggal bersama paman dan neneknya di sebuah rumah kayu, di Jalan Majang, Kelurahan Majang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Dua anak meratapi jasad ibunya, Suriani, yang meninggal akibat jatuh dari motor di Pasar Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan
Dua anak meratapi jasad ibunya, Suriani, yang meninggal akibat jatuh dari motor di Pasar Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Dok Warga)

Usman yang belum menikah pun kini berperan mengganti tugas orang tua anak-anak ini untuk memberi nafkah.

Keseluruhan tanggungan Usman adalah empat anak tersebut.

Termasuk ibu Usman dan adik laki-lakinya.

"Saya sendiri yang nafkahi," tutur Usman.

Menjadi tulang punggung keluarga, Usman sehari-hari bekerja sebagai buruh gudang.

Dari pekerjaannya, ia diberi upah Rp80 ribu per hari.

"Dulu waktu almarhumah masih hidup, biasa jual Pop Ice di pasar. Biasa juga jadi tukang antar-antar pesanan," jelasnya.

"Biasa juga waktu almarhumah hidup, anak pertamanya bantu-bantu cari uang dengan pungut sampah plastik kemudian dijual," jelas Usman.

Sang tetangga dari ibu anak-anak ini, Darman, mengungkap cerita soal mereka.

"Ketika masih hidup, Suriani dan anak-anaknya pernah tinggal di kontrakan BTN Villa Art Regency Lingkungan Sinri, Kelurahan Bulu Tempe, Kecamatan Tanete Riattang Barat," kata Darman, Sabtu (10/6/2023).

Suriani pertama kali tinggal di kontrakan BTN Villa Art Regency pada Agustus 2021.

Namun karena sudah tiga bulan menunggak pembayaran, Suriani dan keempat anaknya terpaksa harus pindah.

Suriani dan anak-anaknya meninggalkan rumah kontrakan tersebut pada Juni 2022.

"Akhirnya dengan bantuan salah satu organisasi dari Solidaritas Insan Peduli di BTN Villa Art Regency, mereka pindah ke kontrakan baru dengan utang sekitar tiga bulan," jelasnya.

Kisah pilu empat bocah bersaudara bertahan hidup, ibunya meninggal saat mencari nafkah, ayah empat tahun tak ada kabar
Kisah pilu empat bocah bersaudara bertahan hidup, ibunya meninggal saat mencari nafkah, ayah empat tahun tak ada kabar (Dok Warga)

Di sisi lain, ternyata anak ketiga Suriani, Rizky Maulana, pernah dirawat di rumah sakit karena pola makannya yang tidak teratur.

"Anak almarhumah ini pernah masuk rumah sakit karena tidak memiliki pola makan yang teratur," ucapnya.

Setelah anaknya dirawat di rumah sakit, Suriani tidak mampu membayar tagihan perawatan Rizky Maulana.

"Waktu itu ada seorang tetangga yang membantu membayar biaya pengobatannya," ujarnya.

Darman menjelaskan, ketika Suriani pergi bekerja, ia biasanya meninggalkan anak-anaknya di rumah kontrakan.

"Dia pergi mencari nafkah dengan menjual minuman Pop Ice atau bekerja sebagai jasa tukang antar barang," ucapnya.

Suriani juga sering dikunjungi dan dibawakan makanan oleh tetangganya.

Namun pada Selasa (6/6/2023), Suriani melihat anak-anaknya untuk terakhir kalinya.

"Pagi hari, ketika akan pergi bekerja, motornya tidak mau menyala. Setelah berhasil dinyalakan, dia menukar motornya dengan motornya saudaranya, Pak Usman," jelas Darman.

"Sekitar pukul lima sore, ketika sedang dalam perjalanan pulang, Suriani jatuh dari motor dan meninggal dunia," tukasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved