Berita Surabaya
DPRD Surabaya Dorong Inovasi Padat Karya, AH Thony: Perlunya Dibentuk Badan Usaha Milik Kelurahan
DPRD Kota Surabaya mendukung program padat karya sebagai upaya nyata dalam mengentas kemiskinan
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Taufiqur Rohman
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - DPRD Kota Surabaya mendukung program padat karya sebagai upaya nyata dalam mengentas kemiskinan.
Selain memberi pekerjaan, program ini menjamin pendapatan pasti bagi warga dari keluarga miskin (gakin). Ke depan, perlu pengembangan padat karya agar berinovasi.
Hasil produk dari program padat karya itu nantinya diharapkan tidak melulu dibeli Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, tetapi juga bisa memenuhi kebutuhan pasar umum.
Selama ini, program padat karya untuk pembuatan paving semuanya dibeli oleh Pemkot Surabaya.
"Proses awal yang patut didukung. Namun terbuka peluang untuk pengembangan inovasi memenuhi pasar di luar Pemkot."
"Misalnya, tak hanya paving, tapi juga siku rumah atau produk sejenis," kata Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A Hermas Thony, Minggu (6/8/2023).
Saat ini, Pemkot Surabaya mengembangkan program padat karya di hampir semua wilayah. Seluruh pekerjanya adalah warga keluarga miskin (gakin).
Mulai pembuatan paving, rumah jahit, cuci kendaraan, UMKM/cafe, hingga usaha potong rambut. Semua serentak berjalan.
Untuk memastikan manfaat program padat karya itu, AH Thony mengunjungi program padat karya pembuatan paving di Kelurahan Siwalan Kerto, Kecamatan Wonocolo, Surabaya.
Dua mesin sederhana bisa mempekerjakan masing-masing lima warga gakin.
"Semua material mulai dari pasir, abu batu hingga semen didrop dari Pemkot. Begitu juga mesin press cetak paving. Kami akan mendapat uang setelah paving sudah mencapai 3.700 meter untuk dibeli Pemkot. Nanti setiap bulan juga ada honor Rp 1,5 juta per bulan," kata seorang pekerja.
Satu meter terdiri sekitar 20 biji paving. Satuan 3.700 meter ini menjadi batas minimal dibeli Pemkot.
Jika diakumulasi, setiap pekerja bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp 4 juta lebih.
Kelurahan Siwalan Kerto memanfaatkan aset Pemkot Surabaya untuk "pabrik" paving ini. Namun masih ada ruang kosong.
AH Thony yang melihat potensi ini berharap keberadaan pabrik paving ini nantinya bisa berinovasi untuk produk varian yang sejenis. Tapi saat ini bisa fokus dulu untuk menggenjot produk terbaik paving.
"Saya melihat spirit mereka yang akan merasakan dari sisi prestasi dan penghasilan tiap bulan."
"Sehingga perlu didorong lagi agar lebih cepat menghasilkan," kata pria asli Bojonegoro ini.
Mantan dosen Unitomo Surabaya ini melihat animo warga gakin yang ingin bekerja di pabrik paving RW 06 sangat tinggi.
Permintaan warga untuk bekerja harus direspons, karena ke depan akan banyak bonus demografi yang lebih produktif.
BUM Kel
Pabrik paving Siwalan Kerto baru berjalan dua bulan.
Masih perlu pendampingan dan pengelolaan menajemen.
Namun partisipasi dan kemandirian warga harus menjadi pemikiran bersama.
Tidak hanya pasrah bongkokan kepada Pemkot.
Selama ini, alur produksi hingga pemasaran paving masih dari Pemkot. Material dicukupi. Setelah jadi paving dijual ke Pemkot.
"Saya berpikir perlunya pengembangan produk untuk memenuhi pasar di luar Pemkot. Untuk itu ke depan perlu manajemen di tingkat kelurahan. Bisa saja dibentuk BUMD Kelurahan atau BUM Kel," tandas AH Thony.
Dengan begitu keterlibatan masyarakat dalam memanfaatkan padat karya, baik secara kuantitas maupun kualitas terlihat nyata dengan adanya peningkatan pendapatan gakin.
Tak hanya itu, disparitas juga bisa teratasi.
Sejak dicetuskan Juli 2022, usaha padat karya paving ini di bawah kendali Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya.
Namun ke depan, kata AH Thony, kelurahan bisa lebih berdaya dan mandiri.
Kemunculan badan usaha milik kelurahan diharapkan mampu tumbuh di setiap wilayah.
"Dengan munculnya badan usaha milik kelurahan menjadi lingkungan kampung bisa mandiri dalam menghasilkan pendapatan."
"Sehingga beban kota menjadi ringan dan bisa berpikir pada persoalan lain dalam menghadapi tantangan zaman ke depan," terangnya.
Diakui, banyaknya pengangguran, salah satu faktor karena minimnya lapangan pekerjaan.
Namun etos kerja yang rendah juga membuat banyaknya pengangguran. Mereka pilih-pilih dan tidak mau kerja berat.
Kerja yang mudah, dapat gaji yang besar.
"Dunia ini untuk yang mau bekerja," ingat Thony.
Kesulitan Cari Gakin
Ketua RW 06 Siwalankerto Mohammad Aly menjelaskan, saat ini ada 10 orang yang bekerja di usaha padat karya paving. Mereka tergabung dalam dua kelompok, tiap kelompok terdapat 5 orang.
"Rata-rata sehari mereka bisa memroduksi paving 12-13 meter untuk satu mesin cetak paving. Di sini ada dua mesin," jelas Aly.
Meski produksi belum dijual umum, namun Aly mengaku Pemkot Surabaya berjanji untuk membeli produk paving.
Karena itu ia mewanti-wanti kepada warganya yang bekerja agar tidak mengurangi kualitas atau komposisi.
Iya juga berharap, dalam pengelolaan menajemen ke depan Ketua RW bisa dimasukkan.
Agar ada pengawasan dan tidak timbul kecurangan dalam pendampingan pekerjaan.
Aly mengaku sempat kesulitan mencari gakin untuk dipekerjakan dalam program padat karya ini.
Ada yang tidak mau bekerja membuat paving. Selain itu, warga gakin banyak yang usia lanjut dan ibu-ibu.
Akhirnya Aly hanya menemukan 5 orang yang usia produktif atau muda. Karena perlu 10 orang, sisanya berasal dari warga Jemursari.
Dia optimistis warga gakin di lingkungannya bisa mendapatkan penghasilan yang layak dan keluar dari zona kemiskinan.
Ikuti berita seputar Surabaya
DPRD Kota Surabaya
Padat karya
A Hermas Thony
Pemkot Surabaya
Tribun Jatim
TribunJatim.com
AH Thony
paving
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.