Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Makan Nasi Kotak, Mahasiswa Baru di Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta Diare: Bau Banget

Seorang mahasiswa curhat keracunan nasi kotak. Menurutnya nasi kotak itu sudah bau. Akibatnya, di mual dan mengalami diare.

Editor: Januar
Istimewa
Curhatan salah satu warganet ngeluh keracunan nasi kotak yang diberikan pihak UII 

TRIBUNJATIM.COM- Seorang mahasiswa curhat keracunan nasi kotak.

Menurutnya nasi kotak itu sudah bau.

Akibatnya, di mual dan mengalami diare.

Mahasiswa baru di Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta mual dan diare setelah mengonsumsi nasi kotak dari kampus.

Ternyata, makanan yang diberikan pihak kampus sudah basi.

Mulai dari ayam yang sudah berbau tak sedap hingga sayur berulat.

Bagaimana kronologi lengkapnya?

Dilansir dari TribunStyle, unggahan yang menceritakan mahasiswa baru di kampus Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta mendapatkan nasi basi, sayur berulat dan berbau saat agenda pengenalan kampus, viral di media sosial.

Unggahan itu viral dan mendapatkan atensi warganet.

Baca juga: Kondisi Puluhan Warga Lamongan Keracunan Makanan, Police Line di Rumah TKP, Polisi Ambil Sampel


Banyak dari mereka yang bingung kenapa kampus elit tapi makanannya sulit.

Selain itu soal keterlambatan datangnya konsumsi pada hari pertama juga menjadi sorotan.

Sejumlah maba juga mengaku sakit diare usai menyantap makanan yang diduga basi.


Bahkan, dalam salah satu unggahan di media sosial, maba mengeluh ada ulat di sayur yang hendak mereka santap.

“Permisi kak, mau curhat saja. Itu konsumsi waktu hari pertama, ayamnya pucat, bau banget, tapi karena lapar, aku makan saja,” kata salah satu mahasiswa baru dalam unggahan media sosial.


“Terus konsumsi hari kedua yang agar-agarnya, benar-benar benyek. Teman jamaahku juga sepakat memang agarnya aneh,” imbuhnya.

Dikutip dari TribunJogja, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta angkat bicara soal keluhan sejumlah mahasiswa baru soal makanan yang mereka santap saat masa orientasi atau ospek bertajuk Pesona Ta'aruf (PESTA), Kamis-Sabtu (10-12/8/2023).

Direktur Pembinaan Kemahasiswaan UII, Beni Suranto tak membantah soal adanya kejadian tersebut.

Dia mengakui bahwa makan siang pada hari pertama acara tersebut terlambat datang, sedangkan pada hari kedua dan ketiga, ditemukan puluhan boks makanan tidak layak makan.

"Hasil penelusuran fakta sementara, masalah terjadi akibat kelalaian dua vendor penyedia makanan dan kedua vendor tersebut telah mengakui kesalahan yang dilakukan," tutur Beni, dikutip dari TribunJogja.com.

Beni mengatakan, pihaknya menyayangkan adanya kejadian tak mengenakan saat acara masa orientasi yang digelar untuk menyambut sekitar 4.300 siswa itu.

 

Kini, dia menjelaskan, pihak UII telah membuka kanal pengaduan untuk mendata jumlah dan identitas mahasiswa yang terdampak persoalan tersebut.

"UII akan menanggung biaya pengobatan untuk mahasiswa baru yang kesehatannya terdampak akibat masalah ini," ujar Beni.

Beni menyampaikan, pihak kampus juga akan membentuk tim penelusuran fakta untuk mengetahui detail permasalahan yang terjadi selama acara orientasi mahasiswa baru itu.

"Jika ditemukan pelanggaran di lingkungan internal, baik oleh mahasiswa, tenaga kependidikan, atau dosen, UII akan menindak tegas sesuai dengan peraturan disiplin dan kode etik yang berlaku," ucap Beni.

Dia mengimbau kepada masyarakat agar tak berspekulasi lebih lanjut mengenai persoalan tersebut hingga hasil penelusuran fakta uang dilakukan pihak kampus diketahui.

"UII akan senantiasa menyampaikan perkembangan hasil penelusuran fakta kepada publik," pungkasnya.

Kisah serupa juga terjadi di tempat lain, beberap waktu lalu.

Belasan siswa SD di Purwokerto mengalami nasib memilukan.

Sebab, mereka mengalami keracunan massal.

Bermula saat mereka konsumsi permen cair.

Nasib memilukan dialami belasan siswa SD di Purwokerto.

Mereka diduga keracunan permen cair semprot yang dibeli di suatu warung.

Akibatnya, siswa-siswa tersebut mengalami mual-mual hingga muntah.

Dilansir dari TribunTrends, sebanyak 18 siswa SDN 2 Kedungwuluh, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas mengalami keracunan. Belasan siswa tersebut diduga keracunan usai mengonsumsi permen cair semprot.

Mereka mengalami mual-mual hingga muntah usai mengonsumsi permen cair semprot.

Sebelum keracunan, para siswa itu sempat ditegur oleh kepala sekolah SDN 2 Kedungwuluh, Adi Mustopa dan guru kelas 1 Susanti saat sedang bermain mainan minuman berbentuk spray rasa permen, Kamis (3/8/2023) pagi.

Beberapa siswa mengaku membeli minuman tersebut sejak hari Selasa dan Rabu di warung jajanan dan saat di rumah mereka masing-masing.

Kasat Reskrim, Kompol Agus Supriadi S, menambahkan setelah mengonsumsi permen cair semprot tersebut, sejumlah siswa-siswi merasa pusing dan mual.


"Mereka diduga keracunan," kata Kompol Agus Supriadi kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (4/8/2023).

Setelah merasa pusing dan mual, para siswa keesokan harinya tidak melaporkan ke sekolah.

Menurut dia, pihak sekolah baru tahu ada keluhan saat anak-anak tersebut diperiksa kesehatannya oleh pihak Puskesmas.

"Untuk semua siswa-siwi SDN 2 Kedungwuluh, Purwokerto Barat sekarang ini dalam keadaan sehat dan beraktivitas belajar seperti sedia kala."


Pihaknya juga akan melakukan pengecekan terkait perizinan penjualan minuman permen semprot tersebut.

Atas peristiwa tersebut, pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Kisah serupa juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.

Sebanyak 10 orang di antara 34 korban dugaan keracunan setelah menyantap makanan di acara hajatan pemberian nama di Desa Truni Kecamatan Babat Lamongan sudah diperbolehkan pulang.

Sepuluh korban yang sudah diperbolehkan meninggalkan Rumah Sakit dan menjalani rawat jalan di rumah untuk pemulihan itu terdata, 8 korban dari RS Nahdlatul Ulama, 2 korban dari RS Muhammadiyah Babat.

"Dari 34 orang yang dirawat di Rumah Sakit sudah ada yang keluar untuk melakukan rawat jalan," kata Kapolsek Babat, Kompol Ali Kantha saat dikonfirmasi Tribun Jatim Network, Senin (31/7/2023).

Di antaranya, di RS Muhammadiyah, sebanyak 2 korban sudah keluar dari semula 12 orang, sedang di RS Nahdlatul Ulama ada 8 dari 17 korban yang boleh pulang.

Sementara lima lainnya masih ada di Puskesmas  dan  masih dalam perawatan.

Ia berharap  para korban yang dirawat Rumah Sakit dan Puskesmas akan berangsur-bangsur menjalani rawat jalan.

Ditanya terkait penanganan perkara musibah dugaan keracunan makanan diacara walimatul tasmiyah atau pemberian nama pada anak yang baru lahir tersebut, menurut Ali Kantha, pihaknya telah melakukan beberapa penanganan.

Ada penanganan awal yaitu, semua korban sudah dirujuk ke Rumah Sakit dan Puskesmas, dan memasang garis polisi di rumah lokasi kejadian.

"Kita juga sudah memeriksa beberapa warga sebagai saksi," katanya.

Selain itu, Polisi sudah mengambil sampel makanan dan minuman tersisa di lokasi untuk diuji laboratorium di Surabaya.

Namun untuk hasil uji lab, pihaknya masih menunggu.

Ia belum tahu pasti, kapan  Lab itu bisa diketahui hasilnya." Kita menunggu hasilnya, Insya Allah hari ini atau lusa, sehingga akan kita ketahui apa penyebab dari keracunan ini," kata Ali Kantha.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 34 orang warga Desa Truni Kecamatan Babat Lamongan harus dilarikan ke rumah sakit diduga karena keracunan memakan sajian diacara hajatan (krayahan) pemberian nama anak yang baru lahir Jumat (28/7/2023) sekitar  pukul 16.00 WIB.

Hajatan dilangsungkan di rumah orang tua Faizah, Wahyudi di RT 002 RW 002 Desa Truni Kecamatan Babat dengan mengundang warga RT.

Sehari kemudian yakni pada Sabtu (29/7/2023)  pukul 10.13 WIB warga yang mendapat undangan mulai merasakan keluhan sakit kepala, suhu badan panas, muntah dan diare.

Semula 3  orang sampai harus dirujuk ke ke Rumah Sakit Muhamadiyah Babat. Dan tidak berhenti pada 3 orang warga itu, malamnya pada pukul 21.00 WIB menyusul ada warga yang merasakan dengan keluhan yang sama.

Sebanyak 12 korban kemudian di bawa ke RSU Muhammadiyah,  dan 17 korban di rujuk ke RS NU dan 5 di Puskesmas.

Sebagian diantaranya  masuk di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit karena dehidrasi berat akibat diare.

Korban sudah dalam kondisi parah saat dibawa ke RS Muhammadiyah. Namun para korban yang dirawat di RS Muhammadiyah mayoritas cenderung membaik.

Total seluruh korban sebanyak 34 orang dan rata-rata orang dewasa.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved