Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

Harga Beras di Lamongan Tembus Rp13.500 per Kg, Diperkirakan Akhir Tahun Baru Turun

Minimnya stok gabah di lapangan menjadi pemicu harga beras di pasaran Lamongan terus melambung. 

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
ISTIMEWA
Ilustrasi stok beras di Gudang Bulog. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Minimnya stok gabah di lapangan menjadi pemicu harga beras di pasaran Lamongan terus melambung. 

Harga yang berlaku di pasaran Lamongan, seperti di Pasar Babat, Pasar Sidoharjo, Pasar Blimbing, Pasar Sukodadi, Pasar Sekaran, Mantup dan Paciran  saat ini tembus Rp 13.500 per kilogram, dari sebelumnya Rp 9.500 per kilogram.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, Anang Taufik  mengatakan, harga beras di Lamongan tetap mengikuti harga gabah.

"Saat ini harga gabah kan mengalami kenaikan. Harga gabah kering panen (GKP) berkisar Rp 7000  per kilogram (Kg). Bahkan informasinya ada yang tembus Rp 7300 per kilogram," kata Anang Taufik kepada SURYA, Minggu (27/8/2023).

Anang menambahkan, kenaikan GKP disebabkan permintaan tinggi di pasar, sementara itu ketersediaan tidak banyak akibat panen relatif terbatas. 

Baca juga: Biang Kerok Harga Beras di Kabupaten Madiun Naik, Mulai dari Penurunan Produksi hingga Cuaca

Wilayah Lamongan sekitarnya diperkirakan baru memasuki musim panen ketiga pada September hingga Oktober mendatang.

Tingginya permintaan beras  di pasar yang berbanding terbalik dengan ketersediaan beras salah satu dampak dari kemarau panjang yang terjadi. 

"Informasi stok beras di Bulog masih mencukupi," katanya.

Di musim kemarau seperti saat ini, tidak banyak petani yang menanam padi. Seperti di Lamongan, hanya petani di wilayah tambak wilayah sepanjang aliran sungai Bengawan Solo yang ditanami padi. Berbeda saat musim penghujan, di Lamongan Selatan, Barat dan tengah semua ditanami padi.

Baca juga: Harga Beras di Kota Malang Melonjak Naik, Jenis Medium Tembus Rp12.500 per Kilogram

Mengingat beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Dulu sebelum harga naik,  pedagang beras rata - rata menyetok beras. Sedangkan, sekarang beda, dasar langsung ludes terjual.

Kenaikan harga beras, masih kata Anang Taufik, diperkirakan bertahan hingga September atau Desember.

"Untuk harga beras diperkirakan bisa turun kalau pada September hingga Desember," katanya.

Karena bulan-bulan tersebut minimnya petani yang menanam padi. "Saat petani juga sangat diuntungkan, karena harga gabah cukup berpihak pada petani dengan harga tinggi," ungkapnya.

Sementara itu, lonjakan harga beras yang tidak terkendali juga berpengaruh bagi pembeli.

Nur Fadhilah, salah satu pembeli beras di Pasar Sidoharjo mengatakan, biasanya membeli beras dengan kualitas premium. Sekarang berganti beras biasa untuk menghemat.

"Hitung-hitung hemat dikit. Perbedaan harganya lumayan antara beras premium dengan kualitas yang biasa," kata Nur Fadhilah

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved