Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Imbas Rewel Minta Jajan, Ayah Siksa Anak & Upload Videonya di FB Agar Dilihat Istri di Arab: Capek

Tak hanya menyiksa sang anak yang rewel minta jajan, ayah tersebut juga merekam aksinya tersebut.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin - Dok Dokkes Polres Sukabumi
Ayah pelaku penyiksaan terhadap anak di Sukabumi 

AKBP Maruly Pardede mengatakan, saat ini Dokkes Polres Sukabumi bersama Unit PPA masih berada di TKP.

Tepatnya di Kampung Gunung Buleud, Desa Cipamingkis, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Selain melakukan trauma healing terhadap korban berinisial A, Dokkes Polres Sukabumi juga melakukan pemeriksaan kesehatan secara intensif.

"Dari Dokkes Polres Sukabumi saat ini juga masih di sana melakukan pemeriksaan intensif, termasuk terapi healing terhadap yang bersangkutan (korban).

"Alhamdulillah yang bersangkutan kondisinya stabil, bisa diajak tertawa, tidak menangis," kata Maruly di Satreskrim Polres Sukabumi, Selasa (29/8/2023).

Baca juga: Pasangan Wanita Sesama Jenis Nangis Digeruduk karena Siksa Anak Kandung, Warga Geram, Bawa Keluar!

Dokter Puskesmas Cidolog juga sudah melakukan pemeriksaan kesehatan fisik terhadap A, Senin (28/8/2023).

Tim Puskesmas Cidolog, Sohibul N mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, A dalam kondisi sehat, fisiknya tidak ada yang terluka.

"Tadi sama tim dokter ke sana, kalau secara fisik alhamdulillah tidak ada apa-apa, tidak ada memar, tidak ada apa-apa," ujar Sohibul kepada Tribun Jabar via telepon.

Namun dokter dan tim dari Puskesmas Cidolog mewanti-wanti kepada keluarganya untuk menjaga psikologi sang anak.

Mengingat ayahnya sudah ditangkap dan ibunya berada di luar negeri menjadi TKW.

Keluarga bocah tersebut diminta agar sang anak tidak teringat dengan kejadian kekerasan yang dialaminya.

"Secara fisik tidak ada lecet, memar tidak ada, tapi kan yang lebih lanjutnya psikologi secara emosional dikhawatirkan anak itu trauma."

"Mohon lah keluarganya, (anak) perlu dijaga, karena kan ibunya enggak ada dan bapaknya sebagai pelakunya."

"Otomatis kan kepada keluarga mau uwanya (paman), mau tantenya kan, lebih diperhatikan, biar anak itu melupakan kejadian itu," kata Sohibul.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved