Temuan Bocah Tewas Mengapung di Surabaya
Kondisi Mental Bocah Tewas Mengapung di Surabaya, Keluarga Sebut Perilaku Korban Aktif: Autisme
Terungkap sosok bocah laki-laki berinisial LSE (11) yang ditemukan tewas mengambang di pinggiran permukaan Sungai Brantas.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Terungkap sosok bocah laki-laki berinisial LSE (11) yang ditemukan tewas mengambang di pinggiran permukaan Sungai Brantas kawasan perkampungan Jalan Pulo Wonokromo, Wonokromo, Surabaya, Kamis (7/8/2023) siang.
Paman korban Ahmad Zainuri mengatakan, korban bocah tewas mengapung diketahui mengalami kondisi mental terkategori sebagai autisme.
Sehingga korban dikenal oleh para anggota keluarga yang lain, termasuk para tetangga sekian rumah memiliki perilaku yang terbilang aktif.
Selama ini, LSE kerap beraktivitas di dalam rumah.
Namun, tatkala gerbang teras rumah terbuka, dan LSE terlepas dari pengawasan, bisa-bisa bocah tersebut kabur ke jalanan depan rumah.
"Iya autis sejak kecil. L usianya 11 tahun. (Karena) autis. Iya aktif. Kalau main air sih enggak. Biasanya kalau lepasnya ke depan. Gerbang rumah terbuka, lari ke jalan," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com disela proses evakuasi di lokasi.
Baca juga: BREAKING NEWS: Dikira Boneka, Pria Surabaya Kaget Temukan Bocah Mengapung di Sungai, Kondisi Miris
Zainuri menduga, korban pada siang hari itu, terlepas dari pengawasan anggota keluarga.
Sehingga, tanpa diketahui, LSE bermain di luar rumah hingga ke sungai belakang rumah.
"Kok sekarang main ke air. Gak pernah main ke air. Enggak pernah main sama temannya. Di rumah aja. Iya setahunan orangtuanya, khusus bapaknya. Ibunya baru pindah sebulan lalu," pungkas pria berkaus oblong warna hitam itu.
Menurut tetangga korban Johan, sekitar pukul 13.00 WIB, LSE masih terpantau berada di area rumah.
Namun, beberapa menit kemudian, sekitar pukul 13.30 WIB, LSE sudah tidak lagi diketahui keberadaannya.
"Jam 1 dia masih ada. Jam 1 ke atas saya lihat. Ya mungkin sekitar setengah 2 (hilangnya). Memang gitu anaknya. Pakai sempak (kuning), bukan kolor. Engga pernah pakai kaus atau celana. Aktif memang," ujar Johan saat ditemui TribunJatim.com
Pria berkaus polo warna ungu itu, mengaku hanya sebagai tetangga. Namun, ia sudah menganggap sosok LSE seperti anak sendiri.
Baca juga: Bocah Penuh Lumpur Jalan Sempoyongan, Nangis di Jalanan Ngaku Dicekoki Arak oleh Teman: Aku Mabok
Pasalnya, ia juga turut membantu mengawasi dan menjaga keamanan LSE tatkala si bocah itu tanpa sengaja keluar dari pagar teras rumah, dan berlarian di jalanan depan rumah, hingga membahayakan diri sendiri dan pengendara yang melintas.
"Iya memang anaknya gitu autis. Lari aja. Kalau keluar (pagar) lari keluar jalan. Gak tahu motor atau mobil, sering pokoknya," jelasnya.
Beberapa bulan sebelumnya, Johan mengaku sempat mendapati LSE bermain di pinggiran sungai seorang diri.
Kemudian, ia terpaksa harus mengamankan si bocah tersebut, agar tidak membahayakan dirinya.
"Pernah main ke sungai ketahuan saya. Di pinggir sungai. Punya ayam di lempar ke sungai, dia main ke sungai. Ya siang siang begini. Iya punya kecenderungan main sendiri," pungkasnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Wonokromo Polrestabes Surabaya AKP I Made Sutanaya mengatakan, korban secara tanpa sengaja keluar rumah tanpa pengawasan orangtua atau keluarga, sehingga bermain di dekat sungai dan tenggelam.
"Bukan kabur dari rumah, biasa keluar dari rumah, dan ditemukan tetangganya Pak Mario sudah ngambang di kali," ujarnya saat ditemui awak media di lokasi.
Berdasarkan keterangan dari pihak anggota keluarga yang dihimpunnya. Korban mengalami kondisi mental terkategori sebagai autisme.
Sehingga, lanjut I Made, korban memiliki kecenderungan perilaku yang aktif untuk ketika berada di dalam atau di luar rumah.
"Keterangan keluarga anak ini autis gak bisa diam di rumah. Kebetulan orang tua masih bekerja di Dinas Perdagangan Kota Surabaya almarhum kami bawa ke RSUD dr Soetomo Surabaya, untuk diautopsi," pungkasnya.
Pantauan TribunJatim.com di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB. Proses evakuasi terhadap jenazah korban dilakukan oleh petugas BPBD Kota Surabaya dengan dibantu Tim Medis PMI Surabaya dan anggota Polsek Wonokromo Surabaya.
Jenazah bocah tersebut setelah dievakuasi diwadahi dalam kantong mayat warna oranye.
Namun, setelah itu, kantung jenazah tak langsung dievakuasi ke kamar mayat RSUD dr Soetomo Surabaya.
Pasalnya, petugas BPBD masih harus menunggu proses penyelidikan yang dilakukan oleh anggota Polsek Wonokromo Polrestabes Surabaya, bersama Tim Inafis Polrestabes Surabaya.
Namun, sebelum anggota Polisi tiba di lokasi. Ayahanda Korban berinisial DR (35) yang baru pulang dari tempat bekerja setelah mendapatkan kabar duka tersebut, menyempatkan diri melihat kondisi jenazah sang anak.
Perlahan-lahan pria berkacamata itu, membuka resleting kantung jenazah tersebut yang teronggok di atas tanah.
Saat wajah sang anak mulai tampak. Tangisnya pun pecah. Seraya memeluk tubuh sang anak yang terbujur kaki di dalam kantung mayat tersebut, ia tak henti-hentinya menangis.
Petugas BPBD di sekelilingnya berupa menguatkan pria berkemeja lengan pendek warna putih tersebut, dengan menepuk-nepuk punggungnya.
Informasi yang berhasil dihimpun TribunJatim.com, korban tenggelam itu merupakan laki-laki berinisial LSE (11) tercatat sebagai warga kelahiran Pejaten Timur, DKI Jakarta.
Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan suami istri berinisial DR dan MA yang diketahui pendatang asal Jakarta. Dan baru tinggal di sebuah rumah Jalan Pulo Wonokromo No 38, sejak setahun lalu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.