Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kecelakaan

Nasib Tragis Guru Ngaji di Jember, Meregang Nyawa saat Hendak Ikuti Pengajian: Ditabrak Truk Tambang

Nasib nahas menimpa seorang guru ngaji di Lumajang. Tak disangka-sangka, ia meregang nyawa usai jadi korban kecelakaan.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Taufiqur Rohman
istimewa
Ilustrasi kecelakaan: Nasib nahas menimpa seorang guru ngaji di Lumajang. Tak disangka-sangka, ia meregang nyawa usai jadi korban kecelakaan empat hari yang lalu.  

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Nasib nahas menimpa seorang guru ngaji di Lumajang.

Tak disangka-sangka, ia meregang nyawa usai jadi korban kecelakaan empat hari yang lalu. 

Menurut Kanit Laka Lantas Polres Jember, Iptu Edy Purwanto, korban tewas bernama Marto Utomo (53) guru ngaji di Dusun Sumberejo Desa Glundengan Wuluhan Jember.

"Korban terlibat kecelakaan saat hendak melanjutkan kegiatan mengikuti acara Munaqhosah di salah satu TPQ di Desa Tamansari Wuluhan," ujarnya melalui sambungan telepon, Rabu (13/9/2023)

Menurutnya, saat itu korban mengendarai Honda Supra X 125 nopol DK 5302 MJ, lalu ditabrak dum truk tambang yang dikendarai Nursari saat melintas di Jalan raya penghubung tiga kecamatan.

"Korban meninggal di lokasi kejadian, tepatnya di utara masjid Dusun Sumberejo Desa Glundengan Kecamatan Wuluhan ," kata Edy.

Edy mengemukakan, polisi sekarang masih memproses Jasa Raharja. Katanya, supaya ahli waris korban bisa mendapatkan jaminan kecelakaan.

"Untuk proses Jasa Raharja itu, keluarga korban akan datang ke kantor."

"Namun sampai sekarang belum datang ke kantor, mungkin masih sibuk menyiapkan berkasnya."

"Intinya untuk proses Jasa Raharja kami buck up penuh," katanya.

Mengingat, kata dia, tunjangan tersebut merupakan hak yang harus diberikan kepada ahli waris korban. Sebab, itu adalah hak yang dijamin undang-undang.

"Tetapi hak itu kami berikan, setelah ahli waris korban datang ke kantor (Satlantas Polres Jember)," imbuh Edy.

Dia mengatakan polisi belum melakukan gelar perkara kasus kecelakaan tersebut.

Edy mengaku masih menunggu hasil mediasi antara keluarga korban dengan sopir dum truk.

"Tetapi proses mediasi itu diluar kewenangan kami. Jadi mereka sendiri melakukan proses mediasi, apakah mencapai suatu kesepakatan."

"Nanti hasilnya akan disampaikan kepada kami, untuk bahan pada pelaksanaan gelar perkara," tuturnya.

Sebelumnya, Puluhan Warga Desa Glundengan Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur menggelar aksi menolak dum truk melintas di Jalan Raya Jenggawah- Balung, Senin (11/9/2023) siang.

Aksi tersebut sengaja mereka lakukan, karena sering kali terjadi kecelakan di jalan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember ini, yang dilakukan oleh pengendara dum truk.

Selama aksi berlangsung, warga juga menghentikan laju dum truk yang melintas dari arah barat. Mereka memaksa supir kendaraan besar ini untuk putar balik.

Kapolsek Wuluhan AKP Solekhan Arief menuturkan bahwa, memang di lokasi tersebut sering terjadi kecelakaan lalu lintas (lakalantas) katanya, sesuai keluhan warga yang memasang baner bertuliskan larangan truk tambang melintas.

"Rata-rata yang seminggu sekali ada kejadian. Jadi dalam sebulan ada empat kali (kecelakaan)," ujarnya melalui sambungan telepon.

Menurutnya, kendaraan yang kecelakaan di jalan raya penghubung tiga kecamatan Jember bukan truk tambang."Bukan (truk tambang), kadang kecelakaan sepeda motor dengan sepeda motor," kata Solekhan.

Ikuti berita seputar kecelakaan

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved