Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Akses Rumah Warga Ponorogo Ditembok

Ratapan Sunarto Ponorogo, Rumahnya Tertutup Tembok 2 Meter yang Dibangun Margono, Perkara Teras?

Sunarto Ponorogo meratap pilu, rumahnya tertutup tembok dua meter yang dibangun oleh Margono.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jatim Network/Pramita Kusumaningrum
Penembokan akses masuk rumah warga di Jalan Nakulo RT 02/RW 01, Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (14/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM - Aksi penembokan jalan di Ponorogo, Jawa Timur, kembali terjadi lagi dan dilakukan pria bernama Margono.

Penembokan akses jalan rumah ini terjadi di Jalan Nakulo RT 02/RW 01, Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo.

Kini tembok sepanjang dua meter terbangun di sekeliling rumah milik Margono.

Akibatnya, rumah di belakang yang merupakan milik Sunarto tidak ada akses.

Baca juga: Terjadi Lagi, Akses Jalan Rumah Warga Ponorogo Ditutup Tembok, Sunarto Hanya Bisa Meratapi Nasib

Penembokan akses jalan masuk ke rumah warga di Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, ini viral di media sosial Instagram.

Satu di antaranya diunggah akun Instagram @ponorogo_trending.

"Lagi dan lagi !!! Setelah kasus di JI Gajah Mada, Kini kejadian ya Sama juga dialami oleh bapak Narto di JI.Nakulo Jabung Mlarak. Akses jalan Satu-satunya menuju rumahnya dite setinggi 2 meter oleh tetangganya.padahal belia mengaku sudah sejak dulu itu menjadi akses jal Semoga segera ada solusi dari pemerintah desa maupun pihak terkait demi kebaikan bersama," tulis akun IG @ponorogo_trending.

Diketahui akses jalan ke rumah milik Sunarto tertutup tembok terbuat dari batu ringan yang dibangun Margono.

Sunarto yang ditemui TribunJatim.com di rumahnya pun kini hanya bisa meratapi nasibnya.

Pikirannya masih kalut karena jalan yang sehari-hari dia dan keluarga lintasi telah tertutup tembok tinggi.

Sunarto mengatakan, penembokan ini sudah berlangsung dua hari.

"Tembok ini dibangun oleh Pak Margono dua hari ini. Selasa kemarin itu."

"Semenjak itu akses utama tidak ada," ujarnya ketika ditemui TribunJatim.com di rumahnya, Kamis (14/9/2023).

Sunarto mengaku tidak tahu alasan Margono menembok akses jalan menuju rumahnya. 

"Kalau alasan, katanya banyak sepeda motor lalu lalang. Bising alasannya," cerita Sunarto, Kamis (14/9/2023).

Dia menyebutkan tidak bisa berbuat banyak.

Lantaran sepeda motor yang melintas di situ adalah pembeli ayam.

"Padahal saya pedagang ayam. Enggak pernah cekcok," kata Sunarto.

Sebelumnya, jelas dia, Margono sempat berkomentar tentang pembangunan teras rumahnya.

Margono keberatan karena Sunarto tidak meminta izin saat membangun teras. 

"(Margono) marah, ndak rela saya bangun teras. Iri benci begitu mungkin."

"Katanya bangun ndak bilang. Kami beberapa kali dimediasi ndak ketemu jalan keluarnya," pungkas Sunarto.

Sementara tetangga keduanya, Bejo, mengaku menyesali apa yang terjadi dan berharap segera ada solusi.

"Hidup bertetangga ya gimana ya, menyesali kalau saya."

"Kalau masalah sebenarnya saya ndak (tidak) tahu," terang Bejo.

Baca juga: Alasan Pria Ponorogo Tembok Akses Jalan Rumah Tetangga, Dulu Margono Marah Sunarto Bangun Teras: Iri

Nasib serupa juga dialami Ibu Rumah Tangga atau IRT bernama Santi (52) dan keluarganya.

Warga jalan Cilallang, Kelurahan Buakana, Kecamatan Rappocini, Makassar, ini sudah tiga hari terkurung akibat tidak ada akses jalan keluar dari rumahnya.

Akses jalan rumahnya tertutup tembok tinggi dan bangunan komplek perumahan serta masjid.

Sebelumnya Santi dan keluarga mendapat akses jalan di tembok bangunan masjid yang dijebol dan diberi pintu.

Namun, kata Santi, akses jalan untuknya tersebut malah ditutup pengurus masjid.

Tepat di samping tembok masjid yang tertutup, ada juga akses jalan menuju komplek perumahan.

Kepada wartawan, Santi mengatakan, pengurus masjid menutup akses jalan masuk ke rumahnya karena dianggap menganggu pemandangan.

Santi menunjukkan tembok dari bata yang dibangun pengurus masjid pada tiga hari lalu.

Derita keluarga Santi bertambah, pihak perumahan, kata dia, juga menutup akses jalan dengan susunan tembok bata merah.

"Jalanan ini ditutup pihak masjid sudah tiga hari. Setelah itu ini lagi (akses jalan) yang ke perumahan, baru dua hari ditutup," kata Santi menunjukkan akses jalannya yang sudah tertembok, Rabu 30 Agustus siang.

Rumah IRT buruh cuci tertutup tembok masjid dan harus naik tangga kalau mau keluar
Rumah IRT buruh cuci tertutup tembok masjid dan harus naik tangga kalau mau keluar (Facebook)

Alhasil karena akses jalan yang tertutup, Santi beserta suami, anak, dan menantunya, harus memanjat tembok bagian belakang rumah dalam komplek perumahan.

Ia dan keluarganya memanjat tembok menggunakan tangga bambu saat ingin bekerja.

"Sudah tiga hari ini, kita pakai tangga begini kalau saya mau pergi mencuci. Kebetulan ini pemilik rumahnya kasih izin saya lewat di atas," ucapnya.

Keluarga Santi menyampaikan terima kasih kepada tetangga yang mengizinkan untuk lewat meski memakai tangga.

Sehari-hari Santi berprofesi sebagai buruh cuci pakaian.

Penghasilan tak menentu, Santi tiap hari harus meninggalkan rumah menjemput cucian dari pelanggannya.

Pekerjaannya semakin berat karena harus melewati tangga bambu saat keluar dari rumah.

Sementara suaminya sehari-hari bekerja sebagai pengepul barang-barang bekas. 

Baca juga: Ditegur Imbas Pakai Helm di ATM, Kapolsek Malah Hajar Satpam ke Tembok, Tak Terima: Emosi Saya

Setelah viral, tembok masjid yang menjadi akses jalan Santi dan keluarganya akhirnya dijebol kembali pada Kamis (31/8/2023) siang.

Pembobolan bata tembok masjid Nur Azis ini dilakukan setelah pihak Kecamatan dan Polsek Rappocini Makassar turun tangan.

Pembongkaran tembok dilakukan setelah Kapolsek Rappocini, AKP Muhammad Yusuf, dan pihak Kecamatan serta Kelurahan menggelar mediasi dengan pengurus masjid, perumahan, dan Santi.

Pantauan di lokasi, Santi dan suaminya, Sabir, tidak kuasa menahan tangis saat menyaksikan proses pembongkaran tembok.

Santi yang terisak bahkan sujud syukur melihat tembok penghalang ke rumahnya kini dapat dilalui kembali.

Begitu juga dengan sang suami, Sabir, yang tak kuasa menahan tangis saat diberi palu untuk membongkar tembok akses menuju rumahnya.

Akses Jl Cilallang, Makassar, untuk Santi dan keluarganya dibuka kembali pengurus masjid setelah mediasi, Kamis (31/8/2023) siang.
Akses Jl Cilallang, Makassar, untuk Santi dan keluarganya dibuka kembali pengurus masjid setelah mediasi, Kamis (31/8/2023) siang. (TRIBUNTIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA)

Anggota Dewan Pembina Masjid Nurul Aziz Cilallang, Ismail mengatakan, pihaknya membuka kembali akses jalan tersebut dengan beberapa kesepakatan.

Salah satu poin kesepakatannya yaitu akses jalan dibuka selama setahun dengan catatan, Santi dan Sabir harus mencari kontrakan di lokasi lain.

Pasalnya lahan yang ditempati Santi dan keluarganya memang bukan miliknya.

Melainkan lahan orang lain yang dipinjam pakaikan untuk ditempati dirinya dan keluarga.

"Jalan tersebut dibuka kembali sampai jangka waktu satu tahun atau hingga Sabir dan keluarga bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp12 juta," ujar Ismail.

Lebih lanjut kata Ismail, jika saja hari ini juga uang sebanyak Rp12 juta sudah mampu dikumpulkan Sabir dan keluarga, maka harus mencari tempat tinggal baru.

"Jadi kalau mencapai Rp12 juta hari ini, hari ini juga Sabir harus keluar dari rumahnya dan pindah ke kontrakan baru," ucapnya.

Selain itu berdasarkan hasil kesepakatan mediasi bersama pihak masjid, pengembang perumahan, warga, dan didampingi Kapolsek Rappocini, RT dan RW yang diberi tugas mencari kontrakan bagi keluarga Sabir.

"Dari kesepakatan tadi, yang bertugas mencari kontrakan untuk Sabir dan keluarga adalah RT dan RW."

"Mereka akan dipindahkan dan tidak boleh lagi tinggal di dalam," bebernya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved