Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kisah Nenek Hadijah Penjual Sapu Lidi, Tinggal Sendiri di Gubuk Beralas Plastik, Suami Minggat

Nenek Hadijah merupakan penjual sapu lidi yang kehidupannya disorot. Ia tinggal sendiri di gubuk reyot.

|
via Tribun Sulbar
Nenek Hadijah merupakan penjual sapu lidi yang kehidupannya disorot. Ia tinggal sendiri di gubuk reyot. Mirisnya lantainya juga beralas plastik. 

TRIBUNJATIM.COM - Nenek Hadijah merupakan penjual sapu lidi yang kehidupannya disorot.

Ia tinggal sendiri di gubuk reyot.

Mirisnya lantainya juga beralas plastik.

Dalam sehari-hari, Nenek Hadijah menjual sapu lidi dagangannya seharga Rp5 ribu.

Di usianya yang kini memasuki 65 tahun, Nenek Hadijah tak memiliki keluarga yang memberikannya perhatian khusus.

Suaminya telah lama pergi meninggalkannya tanpa kejelasan.

Baca juga: Kisah PSK di Bondowoso Terjaring Razia, Kepepet Biayai Nenek sampai Terjerat Utang Muncikari

Nenek Hadijah memiliki tiga orang anak yang telah dewasa.

Namun dia memilih tinggal sendiri dengan alasan tidak ingin merepotkan anak-anaknya.

Oleh karena itu, Nenek Hadijah memilih hidup sebatang kara di rumahnya di Kelurahan Sinyonyoi Selatan, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Kondisi tempat tinggal Hadijah sudah sangat memprihatinkan.

Dilansir dari Tribun Sulbar, Senin (18/9/2023), atap rumah sudah bocor-bocor dan dindingnya hanya menggunakan pelapa pohon sagu.

Sementara lantai rumahnya, hanya menggunakan alas plastik yang sudah sobek-sobek.

Baca juga: Pergi Memijat Pasien, Nenek di Sembayat Gresik Malah Tertimpa Musibah, Rumah Seketika Ludes

Nenek Hadijah, penjual sapu lidi Rp5 ribu.
Nenek Hadijah, penjual sapu lidi Rp5 ribu. (via Tribun Sulbar)

Alat memasaknya pun hanya menggunakan kompor hok bahan bakar minyak tanah.

Bahkan, kadang juga memakai kayu untuk masak.

Sehari-hari Nenek Hadijah pergi mencari lidi dari daun kelapa lalu dibuat menjadi sapu lidi.

Dari jual sapu lidi nenek lansia dia bisa mengasapi dapurnya hanya untuk makan sehari-hari.

Bahkan kadang juga tidak bisa mengenyangkan perutnya.

Hal itu dikarenakan, kondisi ekonomi yang menghimpit kehidupannya itu.

Baca juga: Sosok Emak-emak Beri Nenek Bungkusan Demi Foto Lalu Diambil Lagi, Wajah Si Nenek Disoroti Warganet

Salah satu anggota Relawan Merah Putih Kalukku bernama Samad mengatakan, sehari-hari dia membuat sapu lidi.

Sapu itu lalu dijual ke warga setempat untuk kebutuhan hidupnya.

Dia menjual sapu tersebut dengan harga Rp 5.000.

Penghasilannya pun tak bisa mencukupi kehidupannya.

"Harga sapu lidinya itu hanya dijual tiga Rp 5 ribu, itu murah sekali dan kadang tidak cukup untuk makan," ungkap Samad saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, Sabtu (16/9/2023).

Samad melihat, kondisi Nenek Hadijah sangat memprihatinkan.

Baca juga: Dulu Tak Restui, Anak Nenek Rohaya Kuak Tabiat Asli Slamet, Tak Urus Ibu: Gak Mungkin Saya Mau Jahat

Samad membeberkan bahwa Nenek Hadijah membutuhkan banyak bantuan dari orang-orang dermawan.

Apalagi di tengah kondisi harga beras mahal membuat Nenek Hadijah semakin susah menjalani kehidupannya.

"Dia beretangga dengan anaknya, tapi dia pilih tinggal sendiri di rumahnya," bebernya.

"Dia (Nenek Hadijah) hanya jual sapu lidi," ungkapnya.

Dia menambahkan, Nenek Hadijah sudah mendapat bantuan berupa sembako dari Relawan Merah Putih Kalukku.

Tak sedikit tetangga yang merasa kasihan pada nasib Nenek Hadijah.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun sulbar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved