Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

5 Kali Tak Diloloskan Tes CPNS, Guru Honorer Setia Mengajar Meski Gajinya Pas-pasan: Belum Dibayar

11 tahun dijalani Melki Wally bekerja sebagai guru honorer di SD YPPK Ubrub di Kampung Umuaf.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/Roberthus Yewen
Kisah seorang guru honorer Melki Wally di SD YPPK Ubrub, Kampung Umuaf, Distrik Web, Kabupaten Keerom, Papua 

Banyak orang tua yang memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang lebih mudah aksesnya.

Oleh karena itu, berbagai upaya pun dilakukan pengelola sekolah untuk mendatangkan siswa.

Salah satunya dengan menyediakan mobil antar jemput yang digagas Bu Kepsek Septina.

Dia membeli mobil Suzuki Carry keluaran 1988 yang difungsikan sebagai mobil sekolah.

"Belinya sudah sekitar setahun lalu, Rp15 juta, kemudian dimodifikasi sebagai mobil antar jemput siswa."

"Tapi memang seringnya untuk mengantar siswa pulang, diantar sampai ke rumah masing-masing," kata Bu Kepsek Septina pada Senin (11/9/2023).

Menurut Bu Kepsek Septina, semua siswa total ada 25, menggunakan jasa mobil tersebut setiap harinya, yang diantar dalam dua rombongan.

"Diantar dari yang paling dekat, di sekitar sekolah sampi siswa yang rumahnya di wilayah Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali," paparnya.

"Siswa di sini memang banyak juga yang dari Boyolali," imbuhnya.

Bu Kepsek Septina rela antar jemput muridnya karena lokasi sekolah terpencil
Bu Kepsek Septina rela antar jemput muridnya karena lokasi sekolah terpencil (KOMPAS.com/Dian Ade Permana - YouTube/KompasTV Pontianak)

Bu Kepsek Septina mengatakan, jika siswa berjalan kaki ada yang menempuh perjalanan sejauh tiga kilometer melalui perkebunan.

"Kasihan juga kalau terlalu jauh, selain capek saat berjalan, juga bisa terlambat. Kalau dengan mobil ini mereka jadi lebih cepat," jelasnya.

Setiap harinya, siswa yang menggunakan jasa mobil antar jemput harus membayar Rp2.000.

"Istilahnya hanya untuk ganti bensin. Alhamdulillah orang tua juga tidak keberatan."

"Karena selain anak lebih cepat sampai rumah, mereka juga merasa aman dan nyaman karena didampingi guru," kata Bu Kepsek Septina.

Bu Kepsek Septina mengatakan, terkadang dirinya yang menyetir sendiri mobil tersebut saat mengantar siswa.

Hal ini karena keterbatasan tenaga khusus untuk menyetir mobil tersebut.

"Jadi di sekolah ini ada 10 tenaga pendidik, terdiri dari sembilan perempuan dan satu laki-laki."

"Kalau yang laki-laki pas ada halangan, ya saya sopir sendiri ke rumah siswa, bagi-bagi tugas," paparnya.

Seorang siswa kelas IV, Yusuf Eka Saputra mengatakan, senang dengan adanya mobil antar jemput tersebut.

"Jadi tidak terlambat, kalau dulu berangkat sekolah pukul 06.00 WIB jalan kaki dari rumah di Candi," jelasnya.

"Senang juga di mobil bersama teman-teman, bisa barengan, tidak sendiri-sendiri," kata Putra, panggilannya.

Kepala Sekolah SD Negeri Sugihan 3, Septina Ika Kadarsih, menyetir sendiri mobil antar jemput sekolah
Kepala Sekolah SD Negeri Sugihan 3, Septina Ika Kadarsih, menyetir sendiri mobil antar jemput sekolah (KOMPAS.com/Dian Ade Permana)

Saat ini SDN Sugihan 3 menjadi tempat belajar 25 anak dari kelas 1 hingga kelas 6. 

Bu Kepsek Septina menceritakan bahwa para orang tua juga sempat khawatir karena dulu berembus isu penculikan anak.

Ia pun berinisiatif menerjunkan mobil pribadi untuk mengantar jemput siswa.

"Karena saya juga melihat latar belakang wali murid kami, mereka dari golongan ekonomi menengah ke bawah."

"Jadi kalau saya bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pengadaan mobil ini, dikhawatirkan mereka tidak mampu biayanya," kata Bu Kepsek Septina, melansir dari Kompas TV.

Bu Kepsek Septina menuturkan bahwa tarif antar jemput murid SDN Sugihan 3 tidak bisa dipatok lebih.

Lantaran sebagian di antara mereka bahkan terkadang tidak membawa uang saku ke sekolah.

Bu Kepsek Septina pun berharap, suatu saat pemerintah akan memperbaiki jalan menuju SDN Sugihan 3.

Ia menyebut banyak orang tua yang ragu menyekolahkan anak mereka ke situ karena jalan yang rusak.

"Kadang mereka (wali murid) enggan menyekolahkan ke tempat kami karena jalannya rusak. Harapan kami itu (diperbaiki pemerintah)," kata Bu Kepsek Septina.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved