Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kediri

Nestapa Ibu di Kediri Rawat Anak Disabilitas Sampai Tewas, 3 Anak Lain Pergi, Suami Sudah Wafat

Nestapa seorang ibu di Kediri yang merawat anaknya disabilitas sampai tewas, 3 anak lain pergi dan suami kini sudah wafat.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com
Nestapa suami sudah wafat dan ditinggal 3 anaknya, seorang ibu di Kediri meninggal dunia dengan anak disabilitas di rumahnya. 

TRIBUNJATIM.COM - Perjuangan seorang ibu di Kediri demi anaknya tetap hidup meski punya kekurangan fisik akhirnya berakhir.

Ditutup pula dengan kematian sang anak disabilitas yang selama ini selalu ia rawat.

Nestapa ibu di Kediri rawat anak disabilitas sampai tubuhnya lemas hingga berakhir tewas.

Ibu di Kediri ini harus berjuang sendirian sementara 3 anak lain sudah pergi dan hidup mandiri.

Ibu satu ini juga sudah tak memiliki suami yang diketahui sudah lama wafat.

Peristiwa kematian ibu dan seorang anaknya yang disabilitas di sebuah rumah lingkungan Kelurahan Singonegaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur pada Rabu (21/9/2023) lalu meninggalkan cerita pilu.

Semasa hidupnya, sang ibu yang bernama Utami Sri Rahayu (66) itu ternyata mempunyai beberapa keluhan penyakit yang dideritanya.

Namun dia tak mau dirujuk ke rumah sakit karena tak tega meninggalkan Arif Budiman (45), anaknya yang mengalami polio dan susah bicara sejak balita itu.

Apalagi selama ini mereka hanya tinggal berdua di rumah dan kondisi anaknya hanya terbaring di ranjang.

Sehingga Utami seorang diri mengurusi semua kebutuhan anaknya itu.

Baca juga: Sosok Sarwo Edhie Wibowo, King Maker yang Tak Dapat Imbalan Pantas dari Soeharto, Karirnya Tragis

Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Puskemas Pesantren 2 Dwi Nugraheni mengungkapkan, Utami selama ini kerap datang untuk berobat ke puskesmasnya.

Selain untuk diri sendiri, juga memintakan obat untuk anaknya itu.

Bahkan sekitar sepekan sebelum ditemukan meninggal, Utami juga datang ke puskesmas untuk memeriksakan diri.

"Rumahnya kan dekat dengan puskesmas. Hanya berjarak sekitar 50 meteran. Kadang Bu Utami datang ke sini, lalu petugas kita yang datang ke rumahnya," ujar Dwi Nugraheni melalui sambungan telepon, Senin (25/9/2022) malam, seperti dikutip Tribun Jatim dari Kompas.com.

Ibu di Kediri tewas dengan anaknya di rumah
Ibu di Kediri tewas dengan anaknya di rumah (Kompas.com)

Dokter Umum Poli Lansia Puskesmas Pesantren 2 dr Bayu Rachmawan mengatakan, Utami kerap mengeluhkan sakit pada lambungnya dan sakit kepala.

Namun saat mau dirujuk untuk mendapatkan penanganan kesehatan lebih lanjut, Utami menolak karena khawatir dengan kondisi anaknya itu.

"Iya, pernah rencana rujuk ke poli dalam, namun menolak. Tidak ada yg menjaga anaknya. Jadi keluar ya seperlunya, buru-buru balik rumah," ujar dr Bayu dalam pesan singkatnya, Senin (25/9/2023) malam.

Ketua Rukun Tetangga 10, Rukun Warga 03, Kelurahan Singonegaran Sutrisno mengatakan, tidak ada yang janggal dari sosok almarhum Utami.

Baca juga: Proses Kaesang Jadi Ketua Umum PSI Diragukan Pengamat, Dampak Jangka Panjang: Berbanding Terbalik

Dalam kehidupan sosial, ia normal seperti warga umumnya.

"Kalau pendiam atau bahkan sering mengurung diri di rumah gitu, enggak. Biasa saja. Ke tetangga kadang juga sering pinjam apa, gitu. Dia juga punya kebiasaan bersepeda," ujar Sutrisno, Selasa (26/9/2023).

Di rumah, Sutrisno menambahkan, Utami hanya tinggal berdua dengan anaknya yang disabilitas.

Itu karena tiga anaknya yang lain berada di luar wilayah.

Dari sisi ekonomi Utami juga tidak kekurangan karena setiap bulan mendapat uang pensiunan dari almarhum suaminya.

Baca juga: Telepon Misterius Ponsel Nenek di Solo, Isi Rekeningnya Malah Terkuras Rp 24 Juta: Takut Anak Tahu

Selain itu, ia juga menerima bantuan sosial dari pemerintah.

"Keduanya juga dapat bantuan sosial karena masuk BDT (Basis Data Terpadu)," pungkasnya.

Penyelidikan kematian Setelah penemuan jenazah Utami dan anaknya, polisi turun tangan melakukan penyelidikan.

Saat itu, polisi menduga kematian korban berkorelasi dengan kondisi tubuhnya akibat sejumlah penyakit yang diderita.

Namun untuk mengungkap lebih jelas penyebab kematiannya, saat itu juga petugas juga membawa jenazah ke RS Bhayangkara Kota Kediri untuk dilakukan autopsi.

Ilustrasi jenazah yang kerap menghantui pelakunya
Ilustrasi jenazah yang kerap menghantui pelakunya (Tribunnews.com)

Hasil autopsi itulah yang saat ini tengah ditunggu para pihak.

Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Pesantren Inspektur Satu (Iptu) Dodik Wargo Hardoyo mengatakan, saat ini pihaknya juga masih menunggu hasil autopsi tersebut.

"Hasilnya belum keluar," ujar Iptu Dodik melalui pesan singkatnya pada Kompas.com, Selasa (26/9/2023).

Sebelumnya diberitakan, Utami dan Arif ditemukan meninggal dunia di rumahnya, Rabu (21/9/2023).

Mulanya ada seorang tetangga yang curiga dengan kondisi rumah Utami yang sudah dua hari dalam keadaan tertutup.

Puskesmas di Kediri
Puskesmas di Kediri (Kompas.com)

Saat warga membuka pintu rumahnya, mulai tercium bau busuk dan menemukan jasad Utami dalam kondisi membusuk.

Kematiannya diduga sudah terjadi tiga hari sebelumnya.

Sedangkan Arif ditemukan di ranjang dengan kondisi masih hidup namun lemas karena tidak mendapatkan nutrisi selama ibunya meninggal.

Petugas sempat mengevakuasi Arif ke luar kamar.

Namun karena kondisinya yang buruk, sekitar 10 menit kemudian Arif turut meninggal dunia.

Baca juga: Hilang Tanpa Jejak Selama 47 Tahun, Nenek di Flores Akhirnya Kembali Ditemukan, Semua karena Cucu

Kisah serupa juga dialami oleh seorang wanita yang harus merawat 5 orang putranya yang punya kelainan pada fisik.

Ia memiliki 3 anak perempuan yang sehat, kejanggalan kondisi ini membuatnya berpikir tentang takdir yang ia hadapi.

Suratmi, wanita lanjut usia yang kini memiliki delapan anak itu sempat merasa heran.

Mbah Suratmi heran dengan takdir hidupnya.

5 putranya lumpuh saat hendak beranjak dewasa.

Mbah Suratmi kini juga telah hidup sebagai orang tua sebatang kara, ia harus berjuang sendiri menghidupi para putranya karena suami telah tiada.

Suratmi (65) ibu dari 8 orang anak menghabiskan masa tuanya merawat 5 puteranya layaknya seperti balita.   

Keluarga Suratmi tinggal di sebuah rumah di Jalan Hatirongga, Desa Pematang Simalungun, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.

Rumah petak yang ditempatinya itu milik sebuah yayasan yang telah mereka huni selama puluhan tahun.

Kisahnya berawal saat Suratmi menikah dengan suaminya Mujiman.

Perempuan itu kemudian melahirkan 3 perempuan dan 5 laki laki. 

Baca juga: Pengakuan Mbah Suratmi soal Penyebab 5 Putranya Lumpuh, yang Perempuan Sehat, Polisi Datangi Rumah

Ketiga anak perempuannya bertumbuh hingga dewasa dan masing masing telah berumah tangga.

Namun berbeda dengan anak laki lakinya.

Awalnya terlahir sehat, namun belum sampai umur 1 tahun mendadak lumpuh.  

Kondisi demikian dialami oleh kelima putera Suratmi yakni, Suwito (44), Adi (36), Rian (31) dan Sanrol (29).   

5 anak Suratmi yang semuanya lumpuh
5 anak Suratmi yang semuanya lumpuh (Kompas.com)

Sementara Amjah yang lahir pada tahun 1984 telah meninggal dunia menyusul ayahnya Mujiman (66).

Suwito, Adi dan Rian kondisinya sama sekali tak mampu berdiri dan berkomunikasi dengan baik.

Mereka hanya terduduk dan merangkak.

Sementara Sanro sejak lahir hanya bisa terbaring di kasur.

Tubuhnya ringkih, otot-ototnya layu dan mengecil. 

Baca juga: Orang Tua Nangis Terharu Dapat Hadiah Umrah dari Sang Anak, Jadi Kado Ultah Pernikahan: Terindah

Suratmi tak tahu persis apa yang menyebabkan 5 putranya itu lumpuh.

Ia tahu polio atau Acute Flaccid Paralysis (AFP) biasa dikenal dengan lumpuh layu.

“Ketika seumuran berjalan, kami coba berdirikan, tetapi tidak mampu. Katanya karena polio, pastinya saya tidak tahu,” kata Suratmi saat ditemui di kediamannya, Jumat (1/9/2023), seperti dikutip Tribun Jatim dari Kompas.com

“Semua anak laki-laki kami tidak bisa jalan sejak bayi, yang perempuan tiga orang sehat-sehat, normal,” ucap Suratmi menambahkan.

Baca juga: Baru Rujuk, Istri Indra Bekti Sudah Hamil Lagi? Marjam Curiga Beber Soal Fisik Dilla: Anak Siapa Itu

Sejak melahirkan, Suratmi tak pernah jauh dari anak-anaknya itu.

Tanpa sentuhan tangan Suratmi, kelima anaknya itu tak mampu mandiri.  

Anak-anaknya ditempatkan di dua tempat tidur busa yang letaknya di ruang tamu dekat jendela.

Di tempat itu mereka merangkak, terbaring dan disuapi makan.  

Nasib Suratmi dan keempat anak laki-lakinya yang masih hidup tetapi lumpuh.
Nasib Suratmi dan keempat anak laki-lakinya yang masih hidup tetapi lumpuh. (Kompas.com)

Untuk menafkahi keluarga ini, suaminya Mujiman semasa hidup bekerja serabutan dan dia satu-satunya tulang punggung keluarga.   

Terkadang keluarga Suratmi mendapat bantuan dari orang orang yang bersimpati, kemudian hidup dari bantuan sosial (bansos) pemerintah.  

Setelah ditinggal mati suaminya, Suratmi dibantu putri sulungnya, Sukasih, untuk menafkahi keluarga.   

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved