Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jember

Kisah Perjuangan Anak Pegawai Puskesmas Jadi Wisudawan Terbaik Universitas Jember dengan IPK 4,00

Maulida Faredella, sepertinya mahasiswi paling sumringah di wisuda Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Sabtu (28/10/2023) pagi.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Imam Nawawi
Maulida Faradella, Mahasiswi Lulusan Terbaik Universitas Jember dari Program Studi Teknik Sipil 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER- Maulida Faredella, sepertinya mahasiswi paling sumringah di wisuda Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Sabtu (28/10/2023) pagi.

Bagaimana tidak, Mahasiswi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dinobatkan sebagai sebagai wisudawan terbaik oleh Kampus Tegalboto dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4,00.

Pelajar asal Desa/Kecamatan Ajung Jember ini, resmi menyandang gelar Magister dari Unej. Bahkan berhasil menyelesaikan kuliahnya selama 1 tahun 5 bulan.

Maulida Faradella, mengaku bangga bisa mendapatkan anugrah tersebut. Sebab, kuliah S-2 di Unej ini hasil jerih payah dan biaya sendiri.

"Sebenarnya orangtua mau membiayai, tetapi saya tidak mau. Dan mencoba untuk membiayai sendiri," ujarnya.

Menurutnya, ayahnya adalah pensiunan pegawai di PT. Perkebunan Bandealit Jember. Sementara ibu, hanya seorang pegawai Tata Usaha (TU) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ajung .

"Sempat memang mengalami kesulitan dalam pembiayaan. Diakhir semester itu, saya sempat mencicil untuk biaya kuliah," kata Maulida.

Baca juga: Gantikan Wisuda Ponakan, Paman di Lamongan Naik Panggung Sembunyikan Kesedihan: Panggil Saya Ayah

Mengingat, Maulida mengaku kuliah S-2 Prodi Teknik Sipil Unej ini lewat jalur reguler, sehingga harus membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp 8 juta, selama satu semester.

"Dan pembayaran itu ada yang dibayar total selama satu semester. Ada yang dibayar dengan cara dicicil, setiap dua bulan, dua bulan, dua bulan," tuturnya.

Maulida mengatakan, untuk bisa lulus cepat saat kuliah meskipun sambil bekerja. Dia mengaku perlu membagi waktu dan menempatkan skala prioritas belajar.

"Kebetulan saya kerjanya, kadang satu minggu tiga kali. Jadi kadang saya kerjakan tugas kuliah itu malam, pagi sampai sore saya fokus untuk kerja," paparnya.

Maulida mengaku selama kuliah berusaha mengerjakan seluruh tugas dari dosen, secepat mungkin. Sehingga ini mungkin jadi pertimbangan dalam penilaian.

Baca juga: Sosok Eric Kurniawan Branch Manager BSI Jadi Wisudawan Terbaik S3 UINSA, Aktif di Lembaga Sosial

 

"Jadi tugas dari dosen itu saya kerjakan. Dan apa yang mereka sampaikan juga saya lakukan. Jadi ya tidak menyangka juga bisa diberikan nilai yang bagus," ucapnya.

Dia mengakui tugas terberat mahasiswa itu, ketika tugas akhir untuk membuat karya tulis ilmiah. Bahkan, Dia mengaku harus merevisi tesis sebanyak 30 kali lebih.

"Kalau dihitung total, ada lebih dari 30 kali revisi ya. Khususnya di Bab Hasil Penelitian dan tata bahasanya," ungkap Maulida sambil tersenyum.

Apalagi tugas akhirnya yang diangkat, kata Maulida, mengenai Mitigasi Tsunami di Pantai Paseban Jember. Sehingga analisisnya harus kuat.

Baca juga: Sosok Polwan asal Pasuruan Lulusan Terbaik Akademi Kepolisian Turki, Dulu Kerja Bank Kini Tim Siber

"Seperti skenario Tsunaminya dan parameternya.mungkin ada yang keliru dan yang sering tata bahasanya," jlentrehnya.

Maulida mengatakan meskipun analisisnya sudah kuat, terkadang penulisan bahasanya kurang baku. Jadi hal itu yang sering direvisi oleh dosen.

"Karang kan tulisan saya masih rancu, sehingga dosen mengarahkan agar kalimatnya dibuat seperti ini. Supaya orang mudah paham saat membaca artikel saya," ulasnya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved