Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilpres 2024

Mengukur Kapasitas Kepemimpinan Kuantum Capres-Cawapres Indonesia Pada 2024

Turut menilai kapasitas kepemimpinan kuantum dari ketiga paslon Pilpres 2024.

Editor: Sudarma Adi
Istimewa
Andrew Tani, Bapak corporate culture Indonesia sekaligus Founder dan CEO Andrew Tani & Co, 

TRIBUNJATIM.COM - Pada akhir Oktober 2023 lalu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2024.

Momen itu sekaligus menandakan Indonesia resmi memiliki 3 pasang putra terbaik bangsa Indonesia yang akan berkontestasi dalam pesta demokrasi akbar Pilpres 2024 demi memperebutkan kursi kepemimpinan atas 270 juta jiwa penduduk Indonesia.

Adapun dua pasangan calon (paslon) lainnya yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Ketiga pasang paslon ini tentu akan beradu ide, gagasan dan program masing-masing dalam masa kampanye Pilpres 2024 kelak.

Baca juga: Alasan Relawan Wong Ndeso Ponorogo Sebut Prabowo-Gibran Cocok Lanjutkan Kepemimpinan Jokowi

Yang menarik, Andrew Tani, Bapak corporate culture Indonesia sekaligus Founder dan CEO Andrew Tani & Co, mengajak masyarakat untuk turut menilai kapasitas kepemimpinan kuantum dari ketiga paslon Pilpres 2024.

“Saya mengajak kita semua untuk melihat lebih jauh mengenai tingkat kepemimpinan kuantum dari ketiga paslon tersebut, yang diukur dengan merujuk pada konsep inti dalam paradigma kepemimpinan saya,” urai Andrew dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/11/2023).

Andrew, sapaannya, menerangkan, secara singkat, kepemimpinan kuantum merupakan konsep kepemimpinan yang mengadopsi prinsip-prinsip fisika kuantum dalam konteks manajemen dan kepemimpinan organisasi, baik itu organisasi bisnis, sosial, maupun negara.

Era kuantum akan menggantikan era digital. Era ini akan menghadirkan goncangan baru yang signifikan dan lebih dahsyat lagi, ditandai ketika komputer kuantum memasuki dunia kerja.

Secara sederhana, komputer kuantum menggunakan prinsip-prinsip mekanika kuantum untuk melakukan komputasi. Ini berarti bahwa, berbeda dengan komputer konvensional yang menggunakan bit sebagai unit dasar informasi, komputer kuantum menggunakan qubit yang memungkinkan mereka untuk menjalankan perhitungan yang jauh lebih kompleks dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Baca juga: 7 Alasan PDIP Menang Telak di Surabaya Menurut Pengamat, Keberhasilan Kepemimpinan Salah Satunya

“Era ini bukan hanya soal teknologi yang lebih canggih, tetapi juga akan menciptakan generasi baru manusia yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan komputasi yang tak terbayangkan sebelumnya,” jelas Andrew.

Berangkat dari konsep tersebut, kepemimpinan kuantum mengacu pada tuntutan yang sebaiknya dipersiapkan dari sekarang.

“Kepemimpinan kuantum dibutuhkan di era saat ini karena era ini ditandai oleh perubahan yang cepat dan ketidakpastian yang tinggi,” urai Andrew.

Di tengah kompleksitas dan dinamika yang semakin meningkat, model kepemimpinan tradisional yang hierarkis dan otoriter seringkali dipandang tidak cukup efektif. Kepemimpinan kuantum memberikan kerangka kerja yang lebih cocok untuk mengatasi tantangan ini.

“Karena itu, di level bangsa, sudah saatnya kita mencoba mengajak para calon pemimpin kita untuk mengadopsi model kepemimpinan kuantum,” terang Andrew.

Andrew menjabarkan, dalam paradigma kepemimpinan kuantum terdapat sejumlah faktor kunci yang dapat digunakan untuk mengukur kapasitas seorang pemimpin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved