Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Pilu Mantan TKW, Uang Tabungan Ratusan Juta Rupiah Hasil Kerja di Luar Negeri Ludes Gegara Investasi

Nasib pilu mantan TKW, uang tabungan ratusan juta rupiah hasil kerja di luar negeri ludes begitu saja gegara investasi: Tak jelas.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Dimas Yemahura Alfarauq menemani kliennya menjalani pemeriksaan BAP terkait investasi Cuan Group diduga bodong di Gedung Ditreskrimsus Mapolda Jatim, Kamis (2/11/2023). 

"Saya bukan bertanggung jawab sepenuhnya dalam CV. CG karena saya persero pasif. Yang bertanggung jawab adalah Dirut AL dan FB komisaris. Mereka pegang keuangan," terangnya. 

Mita menganggap, kedua koleganya itu, memiliki andil lebih besar dan berpengaruh atas keberlangsungan bisnis CV Cuan Group

Dia melanjutkan, hal tersebut berbeda dengan posisi jabatannya dalam CV tersebut, yang sebatas sebagai Komisaris Kedua atau persero pasif.

Apalagi dirinya hanya sebatas merangkap sebagai brand ambassador (BA) yang mempromosikan bisnis tersebut kepada para calon member. 

"Gaji bulanan. Pemasukan ya gak mesti (jumlahnya). Iya (sebatas brand ambassador) saya kayak dikasih materi dari dirut, saya posting, saya dapat klien, dan uangnya saya masukkan ke CV CG. Besaran uangnya Rp 5-10 juta (yang saya terima)," terangnya. 

Selama terlibat dalam bisnis tersebut sejak tahun 2021, Mita mengakui, dirinya kesulitan mengakses sejumlah dokumen penting dari perusahaan tersebut. 

Ia menduga kuat terdapat hal yang tak beres dalam perusahaan tersebut sejak awal. Namun, dirinya mengaku tidak terlalu menggubrisnya. 

Karena selama ini, ia hanya menjadi penghubung perkembangan informasi antara pihak petinggi atau pengurus perusahaan dengan para member. 

Artinya, ketika terjadi kendala yang dilaporkan atau dikeluhkan oleh para member, Mita hanya bertugas menyampaikannya ke para koleganya yang lain, guna memperoleh respons atau jawabannya. 

Setelah memperoleh penjelasan atau jawaban atau pengaduan tersebut, Mita akan sampaikan kembali kepada para member. 

Dirinya juga berinisiatif melakukan proses audit keuangan perusahaan tersebut, guna memperoleh gambaran lengkap berapa jumlah dana yang dimiliki hingga perputaran pengeluarannya setiap bulan.

"Di situ ada main belakang, ada rekening juga dengan nama-nama lainnya. Itu baru diketahui saat diaudit," ungkapnya. 

"Audit itu dilakukan secara internal atau pribadi karena saya saat meminta rekening koran kepada pihak direktur itu selalu dipersulit termasuk meminta akta pendirian juga dipersulit," tambahnya. 

Jika merunut kembali pangkal masalah dari macetnya pembayaran keuntungan profit para member sehingga membuat meletus gelombang kemarahan para member hingga berakhir ke laporan kepolisian, Mita menduga kuat permasalahan ini disebabkan karena terdapat kalkulasi yang keliru saat menjalankan program arisan berpola waktu tujuh harian. 

"Nah saat saya tanya pada dirut, katanya ada yang investasi 7 harian, jadi ada problem di situ. Jadi kalau ada apa-apa, saya tanya ke dirut. Ternyata jawabannya seperti itu. Oh ya udah dilaporkan ke member," katanya. 

Namun, ia tak menampik, bila bisnis yang berlangsung sejak tahun 2021 itu, mengandalkan perputaran dan sirkulasi dana yang dikelola dalam sejumlah unit usaha. Seperti unit usaha di bidang kosmetik, fashion, dan kendaraan alat berat. 

Mengenai adanya isu yang menyebutkan bahwa sirkulasi pendanaan uang para member diduga juga disuntikkan kepada unit bisnis restoran atau tempat hiburan diskotek, Mita secara tegas mengaku tidak mengetahuinya. 

"Saya kurang tahu. Ada juga sih bisnis fashion. Tapi yang restoran itu saya gak tahu. Termasuk diskotek juga, saya gak tahu. Yang saya tahu cuma kosmetik, fashion, dan alat berat," paparnya. 

Termasuk mengenai nilai kerugian yang sempat dikalkulasikan oleh para korban hingga sempat dijadiin informasi umum melalui pemberitaan media mainstream. 

Nilai kerugian yang disebut-sebut bernilai sekitar Rp15 miliar. Jumlahnya, dipastikan oleh Mita, tak lebih dari sekitar Rp 5 miliar. 

"Ya ada 3 sistem. Ada arisan, duos, investasi. Tapi cara kelolanya saya enggak tahu, karena saya enggak memegang keuangan. Makanya saya gak tahu sampai di luar viral Rp 15 miliar itu, omongan netizen. Nanti kita lihat setelah diaudit," pungkasnya

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved