Berita Surabaya
Tulola Kolaborasi Bareng Desainer Surabaya Hadirkan Lilydina, Kecantikan Lewat Busana dan Perhiasan
Tulola memadukan kolaborasi batu permata dan kekayaan warisan budaya Indonesia, dan menampilkannya bersamaan dengan busana ‘Kira-Kira’
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Perempuan memiliki ruang dan peran dalam berbagai bidang, termasuk pada industri kreatif.
Tulola sebagai brand seni perhiasan dengan sekitar 80 pekerja perempuan menghadirkan pameran eksklusif berjudul Lilydina di de Soematra, Rabu (15/11/2023).
Tulola memadukan kolaborasi batu permata dan kekayaan warisan budaya Indonesia, dan menampilkannya bersamaan dengan busana ‘Kira-Kira’ yang didesain oleh desainer Azza Dina.
“Lily memiliki makna kemurnian, kesetiaan, serta kehidupan baru dan dina berarti cantik. Ini merupakan representasi para perempuan yang mampu berdikari dan mencari kebahagiaan untuk dirinya,” ungkap Founder Tulola Happy Salma, Rabu (15/11/2023).
Konsep event ini sekaligus mengajak perempuan Indonesia untuk bisa membawa semangat baru dalam pemberdayaan untuk terus maju mengejar mimpinya.
Perempyan yang hadir bukan hanya sekadar mengoleksi karya yang ditampilkan, namun dapat saling membagi pengalaman hingga berkolaborasi dengan brand lokal lainnya.
Baca juga: Koleksi Outfit Kekinian Batik Morodadi Solo, Tampilkan Nuansa Warna Indigo dan Motif Batik Kekinian
“Perempuan bisa menjadi apa saja, menjadi diri sendiri dan jujur wanita Surabaya menginspirasi kami. Kita tidak ada batasan usia, tidak ada batasan profesi, perempuan bisa menjadi apa saja,” ungkapnya.
Tulola memboyong produk edisi terbatas mereka. Ada sekitar 25 koleksi dengan ratusan item. Mulai dari anting, kalung, gelang, bros yang memadukan kepiawaian pekerjaan tangan dengan teknik seni perhiasan.
Koleksi tersebut juga merangkum semua semangat kearifan lokal, namun diinovasikan dengan modern sesuai zaman.
Selaku founder dan director kreatif desainer Sri Luce Rusna mengungkapkan, dalam kolaborasi ini turut memperingati 15 tahun Tulola berkarya. Hingga kini, Tulola telah melahirkan ratusan motif baru serta ribuan desain.
"Hari ini kita mencoba menghadirkan sesuatu yang spesial, yang berbeda. Setiap koleksi kita buat berbeda dan banyak juga yang edisi terbatas (limited edition),” ungkapnya.
Tulola didirikan oleh Sri Luce Rusna pada tahun 2007 di sebuah garasi sederhana di Pulau Dewata. Awalnya, fokus pada transformasi seni perhiasan teknik dan motif tradisi mewujud ke karya yang modern.
Pada tahun 2011, pertemuan Sri Luce dan Happy Salma meghasilkan ide sastra. Happy sebagai Co-Founder dan pengusung konsep kreatif. Happy Salma membawa Tulola ke arah yang lebih beragam dan lintas disiplin, seperti: sastra, alam, arsitektur, puisi, dan seni rupa.
Dari perspektif tersebut, dapat ditarik benang merah melalui simbol motif, jumlah kristal atau batu permata, karakter warna untuk dijadikan satu koleksi perhiasan.
Pada tahun 2017, Franka Franklin-Makarim bergabung sebagai Co-Founder dan CEO. Franka Franklin Makarim memperluas keberadaan Tulola dalam dunia retail.
“Dari enam orang tukang (pengrajin), sekarang ada lebih dari 50 an orang,” ungkap Happy Salma.
Tulola sendiri telah membuka retail di Tunjungan Surabaya, melengkapi ekspansi dari Bali dan Jakarta. Membawa semangat berkarya untuk melestarikan akar budaya Indonesia dengan berbagai koleksi menawan.
Sri Luce mengenalkan kalung dengan huruf sanskerta, salah satu kolaborasinya dengan Happy Salma. Kalung tersebut membawa histori sebelum penyebutan Nusantara.
Dalam kolaborasi antara perhiasan dan fesyen, ia mengatakan bahwa Tulola hadir tidak terlalu kontemporer juga tidak etnik atau tradisional. Sehingga dalam kolaborasi ini sangat memungkinkan desainer dalam mengeksplore gaya busana dengan perhiasan Tulola.
“Dalam proses kreatif kami berfokus pada edukasi dan keterampilan pengrajin, mungkin tahun depan kita mau fokus salah satu motif yang kami kembangkan dan riset jadi kita tidak terlalu ikuti fesyen tren,” ungkapnya.
Happy Salma mengaku, ia sangat terinspirasi dari kecantikan dan kultur perempuan di Surabaya. Hingga membuatnya tertarik mengadakan berbagai event di Surabaya.
Kota Pahlawan ini juga dinilai sebagai roda perekonomian sebuah brandnya. Energi dan ekspresi masyarakat Surabaya dalam memilih barang dinilai cukup unik, ibaratkan tidak suka pasaran dan condong ke limited edition.
“Kita selama ini sudah di Jakarta dan Bali, kalau belum di Surabaya kita rasa belum kuat secara brand dan market. Surabaya sangat lentur mau menerima pendatang, perbedaan, mereka mengapresiasi buatan tangan dan kerja keras orang. Energinya itu,” ungkapnya.
Surabaya menjadi kota kedua dari kolaborasi Tulola, setelah sebelumnya di Jakarta. Masih dengan konsep karya perhiasan mengandung unsur seni dan puisi dan berpadu dengan para perempuan dari berbagai latar belakang.
“Antusias dan literasi di Surabaya itu masih kuat, kalau kami percaya diri di Surabaya kami bisa beradaptasi di daerah manapun di Tanah Air. Karena Surabaya seperti roda ekonomi, menilik sejarah di masa lampau. Pengennya tidak hanya bisnis tapi pengalaman yang kaya,” ungkap Happy Salma.
Tak banyak menambahkan, desainer Azza Dina mengungkapkan koleksi busana Lilydina dari ‘Kira-Kira’ membawa kesan cantik dan elegan. Busana-busana tersebut diperagakan oleh model maupun para puan pelanggan Tulola.
“Koleksi ini terinspirasi dari kolaborasi kami, yang mana kita bertiga ingin mempercantik wanita Indonesia dengan ke-khasan, kecantikannnya masing-masing dan dengan simple, kita bisa mix and match busana dan aksesoris yang menonjol,” ungkapnya.
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.