Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Ancaman Pneumonia saat Libur Nataru, KKP Kelas I Surabaya Perketat Pengawasan, Warga Tak Perlu Panik

Ancaman Pneumonia saat libur nataru KKP Kelas I Surabaya perketan pengawasan, imbau warga tak perlu panik namun tetap waspada

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Nuraini Faiq
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya, Rosidi Roslan bicara terkait ancaman pneumonia, Jumat, (8/12/2023), 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya Rosidi Roslan meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan akan potensi ancaman pneumonia yang dianggap misterius.

Namun masyarakat juga tidak perlu panik karena penyakit akibat bakteri ini lumrah terjadi.

Saat ini pihak KKP sudah menyiapkan langkah antisipatif. Mereka sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait termasuk otoritas Bandara Juanda, maupun Pelabuhan Tanjung Perak, Gresik, Tuban hingga Kalianget.

Semua untuk peningkatan pengawasan dan kewaspadaan penumpang yang tiba.

"Kami sudah melakukan koordinasi dengan Bandara Juanda dan empat pelabuhan wilayah kerja kami. Termasuk juga menyiapkan petugas karantina. Kami meningkatkan kewaspadaan saat masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru)," kata Rosidi, Jumat (8/12/2023).

Baca juga: Antisipasi Pneumonia Misterius, Pemkot Surabaya Ingatkan Pentingnya Imunisasi PCV untuk Balita

Rosidi menyebut bahwa pneumonia yang ditemukan di Jakarta adalah penyakit Mycoplasma Pneumonia.

Penyakit ini juga menjangkit anak-anak di Tiongkok. Namun enam anak itu sudah dinyatakan sembuh. Keenamnya dialami oleh anak-anak dengan rentang usia 3-12 tahun. 

Dia menekankan bahwa pneumonia ini tidak perlu disikapi dengan panik. Penyakit dengan gejala deman dan sesak nafas itu bukan covid baru. Namun semua tetap waspada.

Termasuk KKP melakukan pengawasan di bandara maupun pelabuhan sebagai pintu masuk penumpang dari berbagai negara.

Bagiamana dengan Jatim? Sampai saat ini belum ada temuan Mycoplasma Pneumonia. Pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur dan juga pihak Imigrasi. 

"Apabila terdeteksi kami akan meminta data ke Imigrasi untuk melakukan penelusuran data penumpang yang terpapar termasuk nanti ketika di Puskesmas wilayah tempat tinggal yang bersangkutan," kata Rosidi.

Rosidi menguraikan gejala yang muncul di Indonesia yang diderita oleh anak-anak yakni batuk, hidung beringus, sakit kepala hingga sesak nafas ringan.

Meski demikian ia tetap meminta masyarakat tidak terlalu panik, tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) seperti menggunakan masker, menjaga pola hidup bersih, menjaga jarak dan vaksin.

Layanan pengecekan kesehatan setiap penumpang berjalan normal. Thermal skrining di Bandara Juanda sudah terpasang lama.

Namun jika ada penumpang dari luar negeri kedapatan suhu diatas 38 derajat wajib dibawa ke klinik bandara.

Jika parah akan dirujuk. Kalau dinyatakan sehat dan aman bisa diperkenankan pulang. Sejauh ini belum ada.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved