Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tawuran Tewaskan Pelajar di Surabaya

3 Firasat Ibu Pelajar SMP di Surabaya yang Anaknya Tewas Dibacok, Sempat Curhat Soal Wali Kelas

3 firasat yang dirasakan ibu pelajar SMP di Surabaya sebelum anaknya tewas dibacok usai terlibat tawuran, sempat curhat soal wali kelas.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Rumah duka MC (15) pelajar kelas 3 SMP di Surabaya yang tewas dengan luka sobek setengah melingkar dari dada hingga punggung diduga dibacok senjata tajam, saat terlibat tawuran antar kelompok remaja, pada Sabtu (9/12/2023) dini hari, dipenuhi para pelayat.  

Sang suami tak lagi bekerja. Sehingga untuk sekadar memberi uang kepada MC agar dapat membayar uang kas rutin di kelas pun, ia kesulitan. 

"Kondisi kami ya begini. Ayahnya juga enggak kerja. Dia mandiri juga. Intinya Bu Pram mau menolong MC," katanya. 

Namun, MC tidak pernah mengeluh dengan kondisi tersebut.

Bahkan saat Rita berupaya memberikan penawaran agar memilih SMA setelah lulus dari SMP nantinya, ia begitu terenyuh dengan keinginan sang anak yang masih tetap berusaha untuk mencari pilihan sekolah yang murah dan tak memberatkan beban perekonomian keluarga. 

"Sempat saya tanya mau masuk SMA mana. Dia jawab 'terserah mama, yang penting kalau bisa yang enggak bayar.' Saya juga nanti akan memintakan surat MBR ke kelurahan," jelasnya. 

Kemudian, gelagat ketiga yang menandai kepergian MC, Rita menjelaskan, sebelum MC pamit untuk pergi keluar rumah, anaknya itu sempat bermain dan bercanda tawa dengan adik perempuannya yang bungsu. 

Selisihnya 12 tahun dari kelahiran usia MC, namun anak keempatnya itu begitu sayang dengan si kecil. 

Bahkan, malam itu, si bungsu sempat memijati punggung sang kakak, dan bercanda tawa riang gembira seperti tak bakal terbayang sentuhan lentik jemari si bungsu pada malam itu, menjadi momen terakhir kali bakal menjumpai sang kakak. 

"Jadi omongannya itu, berbeda, dan gak biasanya. Bahkan biasanya saya curhatin, 'kamu kelas 3, jangan sering keluar, cuma hari Sabtu buat keluar, jangan malam-malam, ibu gak mau kamu keluar malam, karena malam banyak orang jahat-jahat gangster,'" terangnya. 

"Sempat juga dipijitin sama adiknya selisih 12 tahun. Kayak main manja-manja gitu. MC dipijit N. Dia perhatian sekali sama adiknya. Sayang sama saya dan adiknya," pungkasnya. 

Sementara itu, Kapolsek Simokerto Polrestabes Surabaya, Kompol Moh Irfan mengatakan, pihaknya telah melakukan serangkaian tahapan penyelidikan atas kejadian tersebut. 

Tentunya, proses penyelidikan tersebut juga melibatkan anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya, mengingat adanya korban jiwa. 

Pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui kejadian tersebut.

Bahkan, ia tak menampik sudah ada sedikitnya dua orang yang sedang menjalani penyelidikan di Mapolsek Simokerto. 

Namun, ia memastikan, sementara status kedua orang yang dimintai keterangan di ruang penyidik masih menjadi saksi.

Kompol Moh Irfan berjanji akan melansir perkembangan hasil penyelidikan atas kasus tersebut dalam waktu dekat. 

"Sementara masih ada dua orang (dimintai keterangan), mohon waktu," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Sabtu (9/12/2023). 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved