Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Madura

Pasca Laporkan Kepsek Terkait Kasus Pelecehan, Guru di Madura Mengaku Diintimidasi dan Akan Dimutasi

Pasca melaporkan oknum kepsek soal pelecehan, guru di Sampang Madura malah mengaku diintimidasi dan akan dimutasi: Saya korban.

Penulis: Hanggara Syahputra | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Hanggara Syahputra
Guru SD berinisial H (tengah) bersama korban lainnya saat melaporkan oknum kepala sekolah SD atas dugaan perbuatan pelecehan di Polres Sampang, Rabu (6/12/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanggara Syahputra

TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - H, guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sampang, Madura, diduga diintimidasi, bahkan hendak dimutasi pasca malaporkan oknum kepala sekolah (kepsek) kepada pihak kepolisian, atas kasus dugaan pelecehan seksual, Senin (11/12/2023).

Dugaan intimidasi maupun bujukan itu, disampaikan oleh seseorang yang menghubungi tengah malam melalui telepon, agar pelapor segera mencabut laporannya ke pihak kepolisian.

Akan tetapi, pelapor bersama keluarganya enggan mencabut laporan ke polisi, dengan alasan menyangkut harga diri.

Begitupun agar menjadi efek jera.

"Seseorang yang menelepon sempat membawa-bawa nama pejabat, agar saya mencabut laporan. Saya tidak bisa menyampaikan namanya, namun akan saya sampaikan nanti ke penyidik polres," kata pelapor, H, Senin (11/12/2023).

Di samping itu, pelapor juga sempat disuruh menandatangani surat pernyataan untuk dimutasi dari lembaga sekolah yang menjadi tempat mengajarnya saat ini.

"Saya tidak menandatangani, di sini saya korban, tapi kenapa saya yang malah mau dimutasi," terangnya.

Dengan begitu, dirinya sangat berharap kepada pihak kepolisian agar segera memproses laporan dugaan pelecehan verbal maupun fisik yang dilayangkan pada Rabu (6/12/2023) lalu.

"Saya tidak mau perlakuan terlapor ini menjadi kekhawatiran para guru perempuan di sekolah, semoga laporan ini menjadi efek jera," pungkasnya. 

Untuk diketahui, korban yang melaporkan dugaan pelecehan tersebut sebanyak 4 orang, di antaranya, 2 guru perempuan, 1 wali murid, dan 1 warga.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved