Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

Produksi Kedelai di Lamongan Turun Drastis, Wantimpres Soekarwo Memotivasi Warga agar Bangkit

Produksi kedelai di Lamongan turun drastis, Wantimpres Soekarwo memotivasi warga bangkit dan jadikan Lamongan wilayah ketahanan pangan nasional.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Wantimpres RI, Soekarwo berkunjung ke Lamongan, Jawa Timur, Senin (11/12/2023). Sebelum ke Desa Randubener, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan, untuk tanam kedelai dan dialog bersama warga, Soekarwo mengikuti pemaparan di Guest House. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI yang juga mantan Gubernur Jatim, Soekarwo, memberi perhatiaan dan memotivasi semangat warga Lamongan, Jawa Timur, untuk kembali bangkit dan menjadikan Lamongan sebagai bagian wilayah ketahanan pangan nasional.

Soekarwo mendapati informasi adanya penurunan produksi kedelai di Kembangbahu. Pada produksi tanaman kedelai di Kabupaten Lamongan, selama 5 tahun ke belakang, relatif mengalami tren penurunan.

Data yang ada menunjukkan, tahun 2017 produksi kedelai lokal mampu mencapai 22.498 ton, kemudian mengalami penurunan menjadi 22.349 ton di tahun 2018, 12.782 ton di tahun 2019, 8.875 ton di tahun 2020, 9.406 ton di tahun 2021, dan 10.412 ton di tahun 2022.

"Cari cara kira-kira produksinya meningkat, nanti dipimpin pak lurah untuk ketahanan pangan. Kedelai Lamongan turun drastis. Padahal sini (Lamongan) tanah tadah hujan, keasaman bagus, hama tidak banyak. Cara meningkatkan produksi per hektare itu gimana, dari bibit bisa disolusikan oleh DKPP Kabupaten Lamongan,” ungkap Soekarwo, ketika bertandang ke Lamongan, Senin (11/12/2023).

Diungkapkan, pemerintah dalam menyiapkan ketahanan pangan nasional, telah mempersiapkan sejumlah upaya untuk menjawab tantangan ke depan.

Soekarwo melakukan kunjungan kerja di Desa Randubener, Kembangbahu, Lamongan, didampingi Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi.

Pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu mengatakan, tantangan produksi tanaman pangan khususnya kedelai di Kabupaten Lamongan, terjadi pada sarana prasarana (sarpras), hama, dan harga yang fluktuatif (tidak stabil).

Dia menambahkan, kokohnya ketahanan pangan nasional akan meningkatkan kesejahteraan petani. Kesejahteraan tersebut melalui dukungan sarana produksi pertanian dan jaminan penghasilan petani.

Pakde Karwo mengatakan, analisis ketersediaan pangan komoditi kedelai di Kabupaten Lamongan, kebutuhan kedelai lokal mampu mencukupi 90 persen kebutuhan. Sementara, 10 persen kebutuhan lainnya mengambil dari kedelai impor atau pasar luar.

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengungkapkan, kebutuhan kedelai di Lamongan dipergunakan untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi luar rumah tangga (industri), benih, dan tercecer (saat panen). 

Ketersediaan kedelai diperoleh dari produksi lokal atau panen raya di bulan Februari, Maret, April, Juli, Agustus, serta pasokan dari luar kabupaten.

"Di tahun 2023, proyeksi produksi kedelai sebesar 12,324 ton, kebutuhannya 16,205 ton, defisit 3.881 ton,” ungkap Yuhronur Efendi.

Yuhronur Efendi memastikan, sebagai upaya menjaga kedaulatan pangan, di beberapa kecamatan dilakukan penanaman kedelai, mulai dari Kembangbahu, Sugio, Sambeng, Mantup, Kedungpring, Modo, Babat, Lamongan, Tikung, Sarirejo, dan berkembang ke kecamatan lain.

“Untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan kedaulatan pangan, maka dari itu harus dijaga bersama-sama," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved