Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Kata Ordal, Fenomena 'Orang Dalam' yang Disinggung oleh Anies Baswedan dalam Debat Capres 2024

Ternyata inilah arti kata ordal, fenomena orang dalam yang disinggung oleh Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat Capres 2024 perdana.

|
Editor: Elma Gloria Stevani
Kompas.tv/Ant
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (tengah) dan Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) berpegangan tangan usai beradu gagasan dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat perdana tersebut mengangkat topik pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga. 

Nepotisme dianggap sebagai tindakan yang tidak adil dan korup.

Tentunya ini akan mempengaruhi reputasi dan citra institusi di masyarakat.

Kenapa kata ordal digunakan sebagai satir dalam fenomena nepotisme?

Ilustrasi bekerja di luar kantor

Praktik nepotisme dianggap negatif karena melibatkan pemberian perlakuan khusus atau keuntungan kepada anggota keluarga atau saudara tanpa mempertimbangkan kualifikasi, keahlian, atau kapasitas seseorang.

Kata ini kerap digunakan untuk menyentil fenomena tertentu dengan konotasi negatif. Beberapa alasan mengapa praktik ordal atau nepotisme dianggap buruk antara lain:

  • Ketidakobjektifan dalam Seleksi: Adanya praktik nepotisme dapat menyebabkan ketidakobjektifan dalam proses seleksi. Keputusan yang seharusnya didasarkan pada kualifikasi dan kompetensi bisa terpengaruh oleh hubungan keluarga.
  • Ketidaksetaraan Peluang: Ketika nepotisme terjadi, individu yang terkait dengan figur berpengaruh memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan atau posisi, sementara individu lain yang lebih berkompeten mungkin diabaikan.
  • Risiko rendahnya Kinerja dan Produktivitas: Karyawan yang ditempatkan dalam posisi berdasarkan hubungan keluarga dan bukan kualifikasi atau kemampuan kerja cenderung memiliki motivasi rendah, yang dapat merugikan produktivitas dan kinerja organisasi.
  • Ketidakpuasan Karyawan: Praktik nepotisme dapat menciptakan ketidakpuasan di antara karyawan lain yang merasa bahwa kesempatan dan penghargaan tidak diberikan secara adil.
  • Kehilangan Kepercayaan: Praktik nepotisme dapat merusak citra organisasi dan menurunkan kepercayaan baik di internal maupun eksternal. Orang mungkin beranggapan bahwa keberhasilan atau kegagalan seseorang tidak didasarkan pada prestasi atau kemampuan, tetapi semata-mata pada hubungan keluarga.
  • Pengabaian Potensi Sumber Daya Manusia: Kebijakan nepotisme bisa menyebabkan pengabaian terhadap bakat dan keterampilan yang mungkin dimiliki oleh individu di luar keluarga atau hubungan keluarga tertentu.

Itulah informasi terbaru terkait salah satu bahasa gaul seperti kata ordal dan kaitannya dengan praktik nepotisme dalam sebuah organisasi.

Baca berita seputar arti kata lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved