Berita Surabaya
Hari Ibu, Bapas Surabaya dan FPPI Ajak Klien Pemasyarakatan Bacakan Surat untuk Ibu
Memaknai Hari Ibu, klien pemasyarakatan Bapas Surabaya menghadiri acara “Surat untuk Ibu” yang diinisiasi oleh Kemenkumham Jatim bersama Forum Pemberd
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Memaknai Hari Ibu, klien pemasyarakatan Bapas Surabaya menghadiri acara “Surat untuk Ibu” yang diinisiasi oleh Kemenkumham Jatim bersama Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) di Dyandra Convention Hall, Kamis (21/12/2023).
Salah satunya Lailatul Khoiriyah mengungkapkan isi hatinya untuk sang ibu melalui surat yang ditulis bertepatan dengan peringatan Hari Ibu.
Laila mempertanyakan keberadaan sang ibu yang telah lama meninggalkannya, bahkan saat dirinya harus mendekam di balik jeruji besi.
“Suratnya curahan hati aku soalnya waktu aku di dalam. ibu tidak mau dihubungi, tidak mau peduli, bahkan lepas tangan. Itu curahan hati aku,” ungkap Laila ditemui TribunJatim.
“Ami aku rindu, kapan ami bersua lagi ke sini? Kenapa ami jarang angkat telpon aku? Sesibuk itu ma? Rasanya sudah lama ami tidak menemui ku aku rindu ami. Rindu suara ami. Aku tau ami marah kecewa tapi jangan mengabaikan ku,” tulis Laila.
Suaranya bergetar, membacakan kata demi kata. Suasana menjadi hening, penuh penghayatan saat ungkapan kerinduan tersebut dibacakan.
“Sudah lama banget tidak bertemu, belum pernah ketemu sama sekali sampai sekarang. Entah masalah apa jadi lepas tangan sama semua keluarga. Di dalam juga tidak ketemu,” ungkap perempuan yang pernah terjerat pasal 378 KUHP tersebut.

Baca juga: Pejabat di Ponorogo Ikuti Fashion Show Peringati Hari Ibu, Pendopo Riuh dengan Sorak Sorai
Pada forum tersebut, terdapat 10 puisi Surat Untuk Ibu terbaik dari peserta klien Bapas Kelas I Surabaya.
Lomba puisi Surat Untuk Ibu tersebut ditujukan sebagai pembimbingan sekaligus ajang ungkapan hati sejak dari balik jeruji hingga berproses dan berintegrasi dengan masyarakat.
Kepala Bapas Kelas I Surabaya Rika Aprianti mengatakan, lomba surat untuk ibu ini merupakan kreasi warga binaan maupun para klien yang menjalani program integrasi.
Rika turut membacakan salah satu surat berisikan kisah warga binaan yang larut dalam penyesalan, tidak bisa membalas kebaikan demi kebaikan yang ibu kasih.
“Saya merinding lho, ini sebenarnya iseng maksudnya ingin memberikan kreasi kepada klien. Karena tugas kami melakukan pembimbingan, pengawasan kepada klien atau warga binaan yang menjalani program integrasi karena sejatinya mereka belum bebas murni. Masih menjalani pidana tapi diluar dan dengan bimbingan. Ijin untuk mendukung klien kami kembali ke masyarakat untuk mereka lebih percaya diri lagi,” ungkapnya.
Ketua DPD FPPI Jatim Yuli Andriyani mengatakan, terdapat 48 organisasi perempuan di Jawa Timur yang turut hadir dalam pembacaan puisi tersebut.
Acara ini juga dihadiri oleh Arzeti Bilbina yang mengungkapkan makna Hari Ibu. Sisi lain juga membahas terkait perempuan berdaya.
“Ini adalah peringatan hari ibu, ini rangkaian yang kebetulan dari pihak Kemenkumham Jatim menyiapkan lomba puisi surat untuk ibu dan kami sebagai jurinya. Puisi mereka sangat menyentuh. Kami ingin mengangkat tema perempuan,” ungkapnya.
Yuli mengatakan, tema perempuan ini sebagai pemaknaan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sejajar dengan pria.
Dalam berbagai macam profesi di bidangnya, perempuan juga harus menyeimbangkan dengan tugas domestik.
“Kita tidak ingin nomor satu tapi sejajar, berdampingkan. Kami melihat di lingkungan kami perempuan masih mengalami kekerasan, kesenjangan, apalagi anggota kami kebanyakan pengusaha. Di bidang itu kami masih merasakan kesenjangan padahal itu kemampuan kita,” ungkapnya.
Fashion Show Bareng Organisasi Perempuan
Mewakili organisasi perempuan di Jawa Timur, para ibu-ibu menggelar fashion show pada acara bertema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju” tersebut.
Fashion show busana batik hingga adat nusantara ditampilkan oleh para ibu-ibu, guna meningkatkan semangat para perempuan tampil berdaya.
Salah satunya adalah kombinasi busana kebaya dengan batik Madura yang didesain oleh Desainer Lies Uwek.
“Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu ini saya diminta oleh FPPI Jatim untuk berpartisipasi fashion show. Di Hari Ibu ini saya mengeluarkan koleksi batik Madura dengan warna nuansa Natal,” ungkap Lies Uwek ditemui di sela acara di Dyandra Convention Hall, Kamis (21/12/2023).
Lies menjelaskan, busana kebaya dipadu dengan batik Madura dengan pewarnaan alam. Warna merah dengan hijau dominan pada setelan busana tersebut.
“Batik Madura terkenal dengan warnanya yang berani, corak yang khas dan ada kesan mistik meskipun warnanya cerah dan ceria. Nuansa natalnya kelihatan sekali warna merah dan hijau. Ini juga sebagai toleransi,” ujar wanita asal Sampang tersebut.
Lebih detail, batik-batik Madura yang ditampilkan memiliki corak yang beragam.
Mulai dari motif naga dengan sedikit payet, motif bunga kastoreh yang khas Madura, motif bangau, burung delkok hingga motif kupu-kupu.
“Saya ingin para ibu-ibu dan anak muda jangan malu memakai kebaya, kebaya itu tampil anggun. Dengan memakai kebaya saya ingin kita semua tetap cantik, batik juga sudah mendunia dan diakui Unesco,” ungkapnya.
Hari Ibu
Bapas Surabaya
Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI)
Lailatul Khoiriyah
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Kemenkumham Jatim
FPPI
Surat untuk Ibu
Rika Aprianti
Ketua DPD FPPI Jatim Yuli Andriyani
Arzeti Bilbina
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.