Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Inspiratif

Dusun Kajar Kuning di Lereng Semeru, Siang Pakai Mikrohidro Malam Pakai PLN

Ada teknologi mutakhir di sungai itu berupa Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Dalam referensi ilmiah, mikrohidro ialah pembangkit listrik

|
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/TONY HERMAWAN
Sucipto mengecek turbin dan generator untuk memastikan pasokan listrik dari mikrohidro stabil. 

Seiring dengan itu, keahliannya didengar oleh masyarakat di luar Kabupaten Lumajang. Dia kerap diminta mengatasi desa-desa yang belum teraliri listrik dengan analisanya di bidang yang mutakhir. Gara-gara itulah dia punya sebutan Dokter Listrik. 

Sucipto ternyata diamati pemerintah. Tahun 2012 dia mendapat penghargaan pelopor energi terbarukan wilayah Jawa Timur dari Gubernur Soekarwo.

Dia mendapatkan banyak dana hibah kurang lebih Rp300 juta, satu di antaranya dari Pembangkit Listrik Negara (PLN) memberi sumbangan dana kepadanya senilai Rp165juta. Tepat pada tahun yang sama, dana tersebut kemudian digunakan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang lebih besar.

"PLTA kedua ini saya namai mikrohidro unit II. Daya listrik yang dihasilkan mencapai 30 ribu kilowatt. Daya sebesar itu, bisa digunakan untuk menerangi 400 lebih rumah berdaya listrik 450 Volt Ampere. Hingga sekarang setidaknya ada 116 rumah terpasok listrik dari hasil mikrohidro," terang Sucipto.


Kelola Listrik dari Alam Perlu Ditiru

Prigi Arisandi merupakan seorang aktivis lingkungan yang berpuluh-puluh tahun menyoroti masalah sungai.

Dia sangat akrab dengan sungai. Pengakuannya dulu waktu kecil sering dilempar ke sungai. Setahunya dalam mengolah mikrohidro sungai harus bebas dari sampah. Dia membayangkan andai saja banyak daerah yang membuat mikrohidro, pasti banyak ekosistem sungai yang terjaga. 

"Dengan ada mikrohidro bisa meminimalisir orang buang sampah atau limbah di sungai, karena sebagian besar masyarakat merasa sungai memiliki dampak kontinuitas yang bagus," ucapnya. 

Prigi berharap apa yang dilakukan Sucipto terus diikhtiarkan. Salah satunya dengan menjaga hutan agar air mengalir sepanjang waktu demi terus bisa memanen energi terbarukan.

"Pak Sucipto ini layak disebut local hero," ujarnya. 

Dwi Oktavianto Wahyu Nugroho, Dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengatakan, untuk membuat mikrohidro yang dibutuhkan adalah kontiunitas aliran air.

Ditambah lagi, daya yang dibangkitkan sangat bergantung pada debit aliran dan ketinggian.

Dwi memaparkan dari data Dewan Energi Nasional pada tahun 2014 di Indonesia, potensi pemanfaatan energi hidro yang telah teridentifikasi yaitu sebesar 75.000 MW, hanya saja baru termanfaatkan 10,1 persen.

"Potensi PLTMH diduga lebih besar apabila memanfaatkan jaringan irigasi, yaitu pada bendung, bangunan pengendali muka air, dan bangunan terjun atau got miring. Jaringan irigasi tersebar luas di seluruh Indonesia," ujarnya.

Di Jawa Timur ada sejumlah daerah yang berpotensi menjadi tumpuan energi mikrohidro. Di antaranya Lumajang, Mojokerto, Probolinggo, dan Banyuwangi.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved