Kisah Inspiratif
Kisah Pria Kota Madiun Koleksi Ratusan Uang Kertas dari Berbagai Negara, Uang Tertua di Era Kolonial
Di mata Toni Prasetyo (39), uang merupakan karya seni tinggi yang bernilai sejarah, bukan hanya dianggap sebagai alat tukar yang sah.
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Di mata Toni Prasetyo (39), uang merupakan karya seni tinggi yang bernilai sejarah, bukan hanya dianggap sebagai alat tukar yang sah.
Pria warga Jalan Sari Mulyo, Kelurahan Rejomulyo, Kota Madiun, doyan mengumpulkan uang kuno atau uang dari zaman dulu, hingga uang rupiah zaman sekarang.
Setidaknya, Toni memiliki 200 uang kertas dan koin dari berbagai tahun. Tak hanya uang rupiah, dia juga mengoleksi uang dari sejumlah negara lain.
“Ada yang dipajang dalam pigura di salah satu cafe. Sebagian lagi disimpan dalam album khusus. Koleksi uang tertua itu pada era kolonial, masih dengan mata uang gulden,” ujar sang kolektor uang ini, Senin (1/1/2024).
Dirinya mengaku, mempunyai tiga lembar dengan nominal 5, 10, dan 25 gulden. Selanjutnya selembar uang dengan mata uang yen asal Jepang. Selebihnya, koleksi Toni merupakan uang edisi pasca kemerdekaan.
Baca juga: Penyebab Ambrolnya Atap Sleko Food Court, DPUPR Kota Madiun Beberkan Rencana Perbaikan
“Dari seri Soekarno, seri Soedirman, seri budaya, seri pahlawan, seri pekerja, seri hewan, dan lain sebagainya. Kalau dalam satu seri itu belum lengkap, rasanya ada yang kurang,” paparnya.
Untuk uang lawas seri Soekarno, Toni memiliki uang kertas mulai dari Rp 1 sampai pecahan Rp 10 ribu, dan sama sama menampilkan foto Soekarno setiap pecahannya.
“Kebanyakan berburu secara online hingga daerah Papua. Sebenarnya ada pecahan yang sama tetapi fotonya berbeda di setiap daerah,”bebernya.
Menurutnya, setiap uang memiliki keunikan masing-masing.
Dirinya mencontohkan, uang edisi lawas sejatinya tidak bisa dilipat karena bahan kertasnya berbeda. Meski demikian, ternyata memiliki tanda tersembunyi yang hanya bisa dilihat dengan sinar ultraviolet.
“Seperti edisi Soekarno yang muncul lafadz Allah. Keunikan-keunikan tersebut yang semakin ingin menjadi numismatik. Saya lebih suka uang kertas karena memiliki banyak corak, gambar, dan lainnya. Itu merupakan sebuah karya seni menurut saya,” ucapnya.
Baca juga: Ganggu Keindahan Tata Kota Madiun, Dinas PUPR Tertibkan Untaian Kabel Semrawut
Tak hanya uang dalam negeri, banyak sekali koleksi uang luar negeri yang dipamerkan. Salah satunya, uang dari negara Zimbabwe dan Venezuela, terdapat satu seri edisi tertentu dari pecahan kecil hingga pecahan 50 Billion Dollar Zimbabwe.
Belum cukup sampai disitu, Toni juga punya uang dari Malaysia, Singapura, dan beberapa dari negara Eropa.
“Dengan nominal 50 miliar dalam selembar uang, memang pecahan besar pernah dikeluarkan sejumlah negara. Salah satunya, karena inflasi yang tidak terkendali.
Cara Menjadi Konten Kreator ala Lady Meralia, Viral dari 'Relationship Goals': Ide Ketika Bengong |
![]() |
---|
Dusun Kajar Kuning di Lereng Semeru, Siang Pakai Mikrohidro Malam Pakai PLN |
![]() |
---|
Kisah Wanita Pejuang HAM Kasus 1965, Dilarang Masuk Lagi ke Indonesia, Malah Dipuja di Timor Leste |
![]() |
---|
KIAT Sukses Ternak Perkutut 'Cristal Bird Farm', Tetaskan Indukan Berkualitas Berbuah Omzet Jutaan |
![]() |
---|
KIAT Sukses Eco Printing Buatan Ani Warga Pasuruan, Manfaatkan Limbah Berujung Omzet 20 Juta Sebulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.