Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Treatment Face Contouring Banyak Diminati untuk Perbaiki Bentuk Wajah, Pipi dan Rahang

Treatment Face Contouring Banyak Diminati untuk Perbaiki Bentuk Wajah, Pipi dan Rahang

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Samsul Arifin
Istimewa
dr. Tiffany Saqfilia Prameswari dari Beautiff Aesthetic Clinic 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Face contouring atau pengencangan kulit menjadi perawatan estetik untuk meningkatkan penampilan wajah yang kini semakin digemari.

Hal tersebut diungkapkan dr. Tiffany Saqfilia Prameswari dari Beautiff Aesthetic Clinic bahwa di antara beberapa perawatan wajah, masyarakat masih condong untuk melakukan perawatan face contouring.

Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat yang suka swafoto dan memposting di media sosial. Masyarakat tampak ingin tampil awet muda dengan wajah lebih kencang.

“Orang lebih cenderung suka selfie di media sosial mungkin ada kebutuhan tertentu jadi perawatan contouring sama healty skin itu yang makin diminati. Orang menolak tua, jadi kalau ada kendur dikit harus ada pengencangan jadi contouring di daerah wajah,” ujar dr Tiffany Saqfilia, Jumat (29/12/2023).

Face contouring non-bedah sederhananya adalah tindakan untuk meningkatkan proporsi wajah dan membuat wajah umumnya lebih proporsional.

Baca juga: Eidyl Kenalkan Kosmetik Lokal dengan Bahan Organik, Tampilan Merona dan Menutrisi Bibir

dr Tiffany menyebut tindakan untuk perawatan tersebut berada di area pipi, mulut, double chin (area dagu), garis senyum dan garis rahang.

Ada beberapa cara yang dilakukan oleh dokter profesional, seperti botox dan yang terbaru di adalah Beautiff Aesthetic Clinic menggunakan gelombang HIFU (high-intensity focused ultrasound).

Contouring HIFU Glow Tightening Skin disebut sebagai alat treatment yang dapat menjangkau area mata. Yang mana hal tersebut tidak ditemukan pada alat-alat lainnya. 

“Ini satu-satunya alat HIFU yang bisa menjangkau area-area seperti mata. Atas alis dan area atas mata,” ungkapnya.

“Alat kami import dari Korea Selatan dan satu-satunya yang bisa menjangkau area mata. Memakai pen aplikator yang bisa di area mata dan bagian atas mata atau atas alis. Ada gelombang ultrasound nempel di kulit dan bisa membuat kulit kencang, tampak lebih muda,” tambahnya.

Ia menyebut, hasil dari perawatan HIFU dapat terlihat satu bulan setelah treatment dan dapat diulangi satu bulan sekali, bertahap tiga bulan hingga enam bulan sekali dengan konsultasi dokter.

Perawatan ini dapat dilakukan oleh pasien usia 25 tahun ke atas terlebih bagi yang sering terpapar sinar matahari.

Perawatan ini cocok untuk yang takut jarum suntik tetapi ingin face contouring.

“Jadi kalau yang ngerasa pipinya ada lemak berlebih tapi enggak mau suntik, pakai HIFU saja. Kalau sudah rutin nanti tiga bulan sekali, nah kalau sudah V-shape dan kencang dirutinin enam bulan sekali,” ungkapnya.

Sedangkan untuk healthy skin, dr Tiffany menyebut terjadi pada kondisi kulit sehat yang terlihat glowing.

Salah satu perawatan yang sering dilakukan untuk mendapatkan efek glowing adalah dengan suntik botox.

Biasanya tindakan botox dilakukan di area dahi untuk memberikan kesan glowing.

Meski demikian, ia menyarankan untuk tidak sembarangan dalam melakukan tindakan tersebut.

Menurut dr.Tiffany, botox hanya boleh dilakukan dua kali dalam setahun sebab akan terjadi resisten jika dilakukan berulang lali.

“Biasanya perawatan ini dilakukan enam bulan sekali tapi tidak boleh sembarangan. Kita sebagai dokter juga harus informatif, saya tanya dulu kapan terakhir kalau masih kurang dari 6 bulan kita tidak akan lakukan karena kalau ada resisten kerutan akan masih kelihatan dan jadi genetik," tuturnya.

Sebagai seorang dokter estetik, ia juga memberikan informasi terkait tersebut. Sebab resisten botox disebut dapat mempengaruhi genetik nantinya.

“Sudah ada case. Karena kebutuhan botox kan tidak hanya estetik tapi ada beberapa penyakit misal keringat berlebih di tangan, bau badan juga bisa dibotox nah kalau sudah resisten kan kasian juga,” ungkapnya.

Ia menekankan untuk tidak hanya memberikan perawatan kulit tetapi juga bagaimana mengedukasi pasien agar terhindar dari penyalahgunaan obat atau kosmetik.

Hal ini dilakukan agar banyak masyarakat yang teredukasi bagaimana cara melakukan perawatan wajah yang baik dan benar.

“Dokter harus tahu kebutuhan pasien dan edukasi juga kepada pasien,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved