Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tangis Petugas Autopsi Lihat Jenazah Anak 8 Tahun Dimutilasi, Dibunuh Saudara karena Emas: Kok Tega

Kasus pembunuhan dan mutilasi anak 8 tahun di Boltim atau Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara membuat publik miris.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
IST via TribunManado
Tangis Petugas Autopsi Lihat Jenazah Anak 8 Tahun Dimutilasi, Dibunuh Saudara karena Emas: Kok Tega 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus pembunuhan dan mutilasi anak 8 tahun di Boltim atau Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara membuat publik miris.

Terutama petugas medis yang mengautopsi jenazah anak 8 tahun tersebyt.

Diketahui bahwa korban TAM, dibunuh oleh tetangga sekaligus saudaranya sendiri.

Pelaku ialah AM (24) warga Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, Boltim.

Ia membunuh dan memutilasi TAM karena ingin mengambil emas yang dipakai korban.

Kepergian TAM menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Termasuk juga tenaga medis yang bertugas mengautopsi korban.

Salah seorang tenaga medis bahkan menangis melihat kondisi korban.

TAM ditemukan tewas setelah hilang selama beberapa jam.

Ia kemudian diautopsi di rumah Sakit Bhayangkara Manado, Jumat (19/1/2024).

Jenazah tiba pukul 02.00 Wita dan dilakukan autopsi setelah tenaga medis datang pada pukul 07.00 Wita.

Baca juga: Terapis Pijat di Malang Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Mengaku Dihantui Sosok Korban saat Praktik

Proses autopsi memakan waktu selama empat jam di RS Bhayangkara Manado.

Para tenaga medis yang ada di RS Bhayangkara Manado pun tak bisa mengucapkan banyak kata selama autopsi.

Bahkan salah satu tenaga medis di RS Bhayangkara Manado mengaku sempat menangis melihat kondisi jenazah korban.

"Jujur saya nangis lihat kondisi jenazahnya.

Kok ada orang tega melakukan hal seperti itu pada anak kecil," ungkap salah satu tenaga medis wanita di RS Bhayangkara Manado, dilansir TribunJatim.com dari TribunManado.

Baca juga: Pelaku Terapis Pijat Sempat Mengaku ke Istri Usai Mutilasi Korban : Syok Hingga Pingsan dan Tertekan

Ia mengatakan selama menjalani tenaga medis di RS Bhayangkara Manado, baru kali ini dirinya melihat kekejaman seperti itu.

"Saya marah sekaligus sedih. Karena ini anak masih kecil," ungkapnya.

Dirinya berharap keluarga yang ditinggalkan tetap diberikan ketabahan melalui semua ini.

"Semoga korban tenang di sisi Allah," ungkapnya.

Kronologi Pembunuhan

Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan TAM hilang pada Kamis (18/1/2024) pukul 18.00 Wita.

TAM dikabarkan terakhir terlihat di desa sekitar pukul 11.00.

Ia memiliki kelas mengaji pada pukul 14.00, tetapi tak kunjung pulang.

Pada malam harinya, warga mulai melakukan pencari bersama pihak kepolisian.

Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto juga turut mencari TAM.

“Pada pukul 20.00 Wita ditemukan sesosok anak tak jauh dari tempat tinggal korban,” kata Sugeng, Jumat.

Dalam pencarian tersebut, pelaku AM yang ikut mencari sempat memberikan kesaksian palsu kepada Sam Sachrul dan menyebut bahwa TAM pergi bersama teman-temannya setelah mampir di rumahnya.

Rupanya, TAM ditemukan sudah tak bernyawa dan termutilasi.

Kondisinya juga cukup mengenaskan.

Selain itu, perhiasan emas yang biasanya digunakan TAM sudah raib.

Mengetahui hal itu, polisi lantas melakukan penyelidikan dengan menelusuri toko-toko emas di Tutuyan.

Didapatkanlah informasi bahwa ada perempuan berambut pirang yang menjual emas.

Perempuan itu tak lain adalah AM.

Polisi juga menemui sopir bendi motor (bentor) yang dipesan AM untuk mengantar ke toko tersebut.

Polisi kemudian mengamankan AM pada Kamis pukul 22.30 Wita dan langsung melakukan pemeriksaan.

Baca juga: Pengakuan Terapis Mutilasi Pasien di Malang, Ngaku Belajar Ilmu Pelet Sejak 2003

Berdasarkan hasil pemeriksaan, AM rupanya sudah merencanakan aksi kejinya sejak tiga hari sebelumnya.

Pada Kamis sekitar pukul 11.00, ia melihat TAM pulang ke rumah bersama ibunya.

AM lantas menitipkan bayi laki-lakinya ke rumah adik perempuan, lalu memanggil TAM untuk mengajaknya mengambil sayur di kebun.

AM membawa TAM menyusuri jalan kebun hingga tak dapat lagi terlihat oleh warga.

AM lalu mendorong TAM hingga jatuh ke tanah.

TAM lalu dibunuh pelaku dan dimutilasi.

Setelah itu, AM mengambil perhiasan TAM dan mendorong jasad korban ke selokan.

Baca juga: Terbongkarnya Kasus Terapis Mutilasi Korbannya, Berawal dari Polisi Terima Laporan Orang Hilang

Seolah tak terjadi apa-apa, AM mandi dan mengambil anaknya, lalu pergi ke toko emas menggunakan bentor kuning.

Ia mendapatkan uang senilai Rp3.670.000 dari penjualan emas milik TAM.

Sebagian uang tersebut digunakan untuk membeli cincin emas 0,55 gram dengan harga Rp478.000.

Kemudian, AM juga membeli sebuah smartphone, kartu seluler, dan voucher pulsa.

Sebagian uang lagi ia habiskan untuk membeli popok, susu formula, dan camilan.

Total uang yang dibelanjakan AM adalah 2.450.000, termasuk untuk membayar bentor yang mengantarnya.

Baca juga: Ngamuk Temannya Ditegur Tak Boleh Merokok, Anak Bunuh Ayah Kandung di Manado, Punya Dendam Lama

Akibat perbuatannya, AM dijerat dengan Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan berencana.

Ia juga diduga melanggar Pasal 368 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan serta Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.

Ia diancam hukuman mati atau penjara paling lama 12 tahun.

Baca juga: Karma Suami yang Bunuh dan Mutilasi Istri di Malang, Dijerat Pasal Berlapis, Terancam Hukuman Mati

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved