Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

800 Anak Usia Sekolah Menjadi Janda di Jawa Timur, BKKBN Singgung Bahaya Pernikahan Dini

Total sekitar 800 anak usia sekolah di Jawa Timur menjadi janda. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah untuk Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.

Editor: Torik Aqua
Tribun Jogja
Ilustrasi 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Total sekitar 800 anak usia sekolah di Jawa Timur menjadi janda.

Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah untuk Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.

Ternyata BKKBN berupaya untuk turunkan praktik pernikahan dini dan melakukan upaya pencegahan.

Upaya ini juga selaras dengan menekan stunting.

Baca juga: Kisah Pilu Janda Tua Surabaya Dirudapaksa dan Dirampok Pria Bertato, Pak RT: Pelaku Sempat Minum Air

Hal ini diungkap Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Maria Ernawati.

Erna menjelaskan salah satu upaya pencegahan lahirnya bayi stunting adalah calon ibu yang sehat dan terus memperhatikan asupan gizi selama kehamilan. 

Namun jumlah pernikahan dini di Jawa Timur yang masih tinggi berbanding lurus dengan tingginya angka perceraian. 

Salah satunya perceraian usia muda sehingga cukup banyak jumlah janda usia muda bahkan masih usia Sekolah. 

Baca juga: Nafkah dari Suami Kurang, Ribuan Istri di Probolinggo Pilih Menjanda Selama 2023

"Istilah JUS ini kami ambil berdasarkan jumlah wanita yang menjadi kepala keluarga dan itu tercantum di Kartu Keluarga tanpa ada nama suami. Dari Data Pendataan Keluarga tahun 2023, di Jawa Timur JUS di bawah usia 15 tahun kurang lebih ada 800-an sedang JUS usia 15 hingga 19 tahun jumlahnya kurang lebih 1500-an. Mereka menjadi JUS karena terpaksa menikah dini karena kehamilan yang tidak diinginkan. Setelah melahirkan mereka bercerai," terang Erna, Rabu (31/1/2024).

Salah satu dampak negatif pernikahan dini, jelas Erna, adalah potensi perceraian yang tinggi.

Sebab, mempelai yang masih berusia muda atau masih usia sekolah ini, karena tingkat emosi yang masih labil dan belum dewasa. 

"Kehamilan yang terjadi pada remaja sangat berpotensi terjadinya kelahiran stunting, " imbuhnya. 

Erna menambahkan untuk itu, melalui program preventif dari hulu juga menjadi program strategis BKKBN sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting di Jawa Timur.

Baca juga: Belasan PNS di Ponorogo Ajukan Izin Cerai, Didominasi Kalangan Guru, Ternyata Ini Pemicunya

Ada ribuan janda di Lamongan selama 2023

Selain banyak pengajuan dispensasi nikah, angka perceraian di Kabupaten Lamongan juga cukup tinggi. 

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved